Eps . 10

Atmajaya meninggalkan meja makan karena sudah tidak berselera lagi.

Kalista dan Sinta pun pergi meninggalkan meja makan, hanya tersisa Abel disana.

"Sebenernya apa yang papah rencanakan sampai harus mengajak semua nya untuk makan malam bersama kolega nya," pikir Abel tidak mengerti dengan papah nya.

Abel masih sangat penasaran sebenarnya ada apa.

"Yaudah lah kalo gitu gue ikutin dulu aja permainan mereka biar gue tau apa yang di rencanakan mereka, mungkin emang cuman makan malam biasa," gumam Abel.

Abel sedikit curiga tapi tetap berusaha berfikir baik.

"Astaga kenapa gue bisa lupa, gue kan harus ketemu Darel siang ini," ucap Abel.

Abel cepat - cepat menghabiskan makanan nya dan bersiap - siap untuk bertemu dengan Darel.

Abel memasuki kamar nya dan bersiap - siap. Seperti biasanya Abel memakai pakaian casual, menggunakan jeans sobek dipadukan dengan kaos crop top dan kemeja longgar serta rambut yang di gelung dan makeup tipis - tipis yang menambah kesan cantik nya meskipun berpakaian sedikit tomboy.

Abel keluar dari kamar dan mengambil motor matic milik nya dan pergi menuju restoran yang berada di salah satu mall.

Kalista melihat Abel pergi mengendarai sepeda motor nya. "Mau kemana lagi anak itu buru - buru banget, apa gue ikutin aja yah?" Pikir Kalista.

Kalista menggelengkan kepalanya cepat. " Ahh masa bodo lah, ngapain gue ngurusin anak itu! Mending gue pergi ketemu temen - temen gue," ucap Kalista.

Kalista pergi juga, bedanya Kalista mengendarai mobil nya pemberian dari ayah tirinya siapa lagi kalo bukan Atmajaya.

Di rumah utama.

Alex berada di ruangan olahraga sedangkan Damian sedang duduk bersantai melihat Alex yang sedang berolahraga.

Sudah sangat lama Alex tidak berolahraga di ruangan milik nya. ketika di luar negeri pun Alex jarang berolahraga karena sangat sibuk dengan pekerjaan nya.

keringat bercucuran memenuhi tubuh sispax Alex, menambah kesan hot nya.

"Lex apa kau tidak lelah baru juga sampai di rumah malah berolahraga," ucap Damian.

"Tidakk," jawab Alex singkat.

"Ahh sudahlah kau selalu saja irit bicara seperti itu," ucap Damian.

Alex mengabaikan ucapan Damian.

Tak lama Helena datang memasuki ruangan olahraga.

"Ternyata kalian berdua ada disini, kenapa kalian tidak beristirahat malah berolahraga. Apa kalian tidak lelah?" tanya Helena.

Helena duduk di dekat Damian sambil melihat Alex yang sedang berolahraga.

"Dam hanya melihat Alex berolahraga mi, kalo di kamar terus rasanya sangat membosankan," ucapan Damian.

"Dam bagaimana kalo kamu temenin mami ke mall, sekalian kita jalan - jalan keluar biar gak suntuk di rumah terus, mami juga udah lama gak jalan - jalan keluar, gimana?" ajak Helena pada Damian.

Damian yang mendengar ajakan mami nya pun bingung, karena pasti dirinya harus menemani Helena berbelanja dan itu pasti sangat melelahkan.

Tapi kalau menolak ajakan mami nya Damian pasti merasa tidak enak dan itu pasti akan membuat nya sedih.

"Baiklah Dam akan menemani mami kemanapun mami mau, asal mami senang Dam akan lakukan," ucap Damian.

Helena yang mendengar jawaban manis dari Damian pun merasa sangat senang.

"Ahh Dam kau memang anak mami yang terbaik," ucap Helena sambil memeluk Damian.

Alex tidak merasa iri sama sekali dengan kedekatan Damian dan mami nya.

"Lex apa kau juga akan ikut bersama kami?" tanya Helena pada Alex.

"Tidak, kan sudah ada Dam yang menemani mami," jawab Alex.

"Yah baiklah kalau kau tidak mau, mami berharap tadinya kau juga ikut menemani mami Lex, kita kan sangat jarang keluar menghabiskan waktu bersama seperti ini," ucap Helena dengan nada sedih dan kecewa.

Helena memang sangat pandai berakting untuk mengelabui anak serta suaminya sendiri. Seringkali Helena melakukan cara itu supaya menuruti kemauan nya.

Alex menghela nafas nya panjang.

Alex tau kalau mami nya ini sedang berakting supaya mendapatkan simpati Alex dan mengiyakan keinginannya.

"Baiklah Alex akan ikut dengan mami. Tapi nanti Alex menyusul, Mami dan dam pergi lebih dulu saja," jawab Alex.

Alex terpaksa mengiyakan ajakan mami nya karena kalau tidak Helena pasti akan terus merayu Alex supaya bisa menuruti kemauan nya.

"Nyonya besar dilawan," ucap Helena dalam hatinya.

Helena tersenyum mendengar jawaban Alex karena berhasil dengan aktingnya.

"Baiklah mami dan Dam pergi lebih dulu, ingat nanti kau harus menyusul Lex kalo tidak mami tidak akan berbicara dengan mu lagi. Ayok sayang kita pergi terlebih dulu," ucap Helena.

Helena berjalan bersama Damian keluar.

Abel telah sampai di salah satu mall dan langsung menuju ke sebuah cafe yang ada di mall tersebut.

Abel mengedarkan pandangan nya mencari Darel.

"Ko gak ada yah, kaya nya belum sampe," ucap Abel.

Abel duduk di salah satu meja yang berada di ujung dan mencoba menghubungi Darel.

Tut . .

Tut . . .

Darel tidak menjawab telpon nya.

"Gak di angkat lagi. Mungkin lagi di jalan kali yah, gue tungguin aja deh," ucap Abel.

Abel memainkan ponsel nya sambil menunggu kedatangan Darel.

Dari arah pintu, masuk lah Helena dan Damian.

Mereka duduk di dekat meja Abel, karena itu satu - satunya meja yang kosong.

Suasana di cafe tersebut memang cukup ramai.

"Dam kita tunggu Alex disini saja yah," ucap Helena.

"Baik mi, Dam akan kirim lokasi nya ke Alex," jawab Damian.

Tak lama Kalista pun memasuki cafe yang sama dengan Abel.

Abel tidak melihat adik tirinya datang juga ke cafe tersebut karena sibuk dengan ponsel nya.

"Sorry guys gue telat, jalanan macet mana panas banget lagi disini. Oh yah kalian semua pesen aja nanti biar gue yang bayar," ucapan Kalista dengan sombong nya.

Kalista duduk tepat di depan tapi agak jauh dari meja Abel dan posisi nya membelakangi Abel jadi Kalista tidak tahu bahwa Abel juga berada di cafe tersebut.

Pelayan datang membawa minuman serta makanan nya.

Tak sengaja kaki nya tersandung.

Brak . . .

Minuman nya tumpah mengenai Kalista.

"Aakkkkk . . Sialan!" teriak Kalista.

Brak . . .

Kalista menggebrak meja dengan kencang.

"Lo punya mata gak sih! Liat nih baju mahal gue basah jadinya, bisa tanggung jawab Lo? gue yakin Lo pasti gak akan sanggup buat bayar baju gue yang mahal ini, gaji Lo sebulan pun gak cukup buat gantiin baju ini," teriak Kalista marah - marah sambil menunjuk pelayanan tersebut.

"Maaf nyonya saya tidak sengaja, tadi saya tersandung dan hampir jatuh," ucap pelayan tersebut.

pelayan tersebut meminta maaf pada Kalista.

"Kalo lo gabisa kerja yaudah jangan kerja, mana manager cafe ini gue mau ketemu dia dan pelayan kaya lo itu pantes nya di pecat dari cafe ini," teriak Kalista.

Semua pengunjung yang berada di cafe tersebut memperhatikan pertengkaran mereka termasuk Abel.

Abel merasa kasihan dengan pelayanan itu karena tidak sepantasnya di perlakukan seperti itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!