Helena sedikit kecewa dengan penolakan Abel. Dia merasa suka dan nyaman dengan kepribadian Abel yang begitu lembut tapi tegas dan ingin mengobrol lebih banyak dengan Abel supaya bisa menjadi lebih dekat.
Helena tidak bisa memaksa Abel untuk tetap menemani nya.
"Ahh baik lah nak Tante setuju, oh iyah ini kartu nama Tante, jangan lupa kamu hubungin Tante yah," ucap Helena antusias.
Helena memberi Abel sebuah kartu nama dan juga nomor ponsel nya dan Abel menerima nya.
"Baik Tante. kalo gitu saya pamit pulang dulu. sampai jumpa Tante,Dam," pamit Abel.
"Abel biar Damian saja yang mengantar kamu pulang nak," ucap Helena.
Damian yang mendengar itupun bersorak senang.
"Tidak usah tante saya membawa kendaraan sendiri kok, tidak perlu repot - repot," tolak Abel cepat.
Mendengar jawaban Abel, Damian sedikit kecewa karena sudah berharap ingin mengantarkan Abel pulang supaya bisa menjadi lebih dekat dan supaya tau rumah nya dimana biar bisa mengunjungi nya kapan saja.
"Yasudah kalo gitu hati - hati nak," ucap Helena.
Abel pergi meninggalkan cafe tersebut, matanya fokus menatap layar ponselnya karena mendapat pesan dari Kalista.
Dari arah pintu seorang pria tinggi berbadan tegap baru memasuki cafe, matanya juga fokus menatap layar ponsel karena sedang melihat pesan dari sahabatnya.
Bug . .
Dengan cepat pria itu menarik tubuh wanita yang hampir terjatuh itu.
Pria itu adalah Alex sedangkan wanita yang menabrak tubuh nya adalah Abel.
Posisi mereka sekarang sedang berpelukan dengan saling tatap. Tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka masing - masing hanya kedipan mata.
Deg . .
Tiba - tiba detak jantung Alex berdegup kencang.
"astaga jantung gue kenapa ini? apa jantung gue bermasalah? Tapi kenapa bibirnya begitu menggoda," ungkap Alex dalam hatinya.
Alex menelan ludahnya kasar.
Perlahan Alex mendekat kan bibir nya.
Dengan cepat di menggelengkan kepalanya. Rasanya Alex sudah gila ingin mencium wanita yang tidak di kenal nya sama sekali.
"Gilak, ini cowok kenapa ganteng banget dan lihat itu kenapa matanya indah sekali. Ahh apa gue akan dicium nya," ucap Abel dalam hatinya juga.
Meraka berdua sibuk dengan pikiran masing - masing sampai tidak sadar seberapa lama mereka berpelukan seperti itu.
Banyak orang - orang yang berada di cafe tersebut melihat kejadian itu.
Alex tersadar dengan posisi Meraka sekarang, buru - buru Alex melepaskan pelukan nya.
"Aww . . " rintih Abel.
"Lo gila apa! maen ngelepasin gue gitu aja, sakit tau bokong gue, gak punya perasaan banget," omel Abel merasa kesal.
Abel bangun dari terjatuh nya akibat pelukannya di lepaskan oleh Alex begitu saja.
"Siapa suruh lo nabrak gue, makanya kalo lo jalan tuh pake mata Lo!" ucap Alex datar.
"Sembarangan Lo! yang nabrak gue duluan itu Lo, malah jadi gue yang di salahin, lagian punya badan kaya tembok aja keras banget," jawab Abel kesal karena pria di depan nya ini sangat menyebalkan.
Alex merasa wanita ini sungguh sangat menyebalkan terlebih lagi sebagai wanita tidak ada sisi lembut nya sama sekali dan malah menghina badan nya yang bagus ini seperti tembok.
"Kau . . " Alex menunjuk Abel geram.
Dengan cepat Abel menangkap telunjuk Alex yang berada tepat di wajah nya.
"Jangan kira gue takut sama lo, meskipun lo cowok tapi gue berani sama lo," ucap Abel sambil menatap Alex sengit.
Alex menarik tangan nya karena telunjuk nya di genggam oleh Abel.
Peletak . .
"Awww . . " rintih Abel.
Alex menyentil kening Abel.
"Dengerin yah meskipun lo cewek gue gak segan - segan untuk bikin perhitungan sama Lo! harus nya Lo itu terimakasih udah gue tolongin bukan malah marah - marah sama gue," celetuk Alex sambil menatap Abel tajam dan Alex pergi meninggalkan Abel begitu saja .
Baru kali ini Alex menghadapi wanita seperti ini, rasanya kesabaran nya diuji karena berani berdebat dengan Alex, rasanya dia ingin menyeret nya dan melempar nya ke kandang macan supaya habis di cabik - cabik. Biasa nya setiap wanita yang bertemu dengan Alex pasti langsung akan terpesona dan mencoba untuk berusaha mendekati Alex dengan tingkah lakunya, berbeda dengan Abel dia malah membuat Alex kesal.
Abel mengusap - usap kening nya yang di sentil oleh Alex. Sebenernya Abel juga sedikit takut dengan tatapan tajam yang di berikan Alex tapi dia berusaha menyembunyikan ketakutan nya.
Abel menatap kepergian Alex begitu saja. Dia tidak berani menjawab karena Alex sudah berani mengancam nya.
Abel pergi meninggalkan cafe tersebut dengan perasaan kesal.
"Dasar pria dingin menyebalkan! gue berharap gak bakal ketemu lagi sama dia. Sayang sekali wajah tampan nya itu tidak berguna kalo tingkah lakunya seperti itu, mana sakit lagi kening gue," gerutu Abel sambil mengusap - usap keningnya yang di sentil oleh alex.
Mood nya kali ini hancur setelah bertemu pria dingin tadi.
Abel sudah sampai di parkiran dan siap - siap akan melajukan sepeda motornya tapi matanya menangkap sesuatu yang mengganjal pikiran nya.
"Seperti nya mobil ini tidak asing buat gue, tapi siapa yah," gumam Abel sambil memperhatikan mobil yang sedang parkir tersebut.
Matanya membulat sempurna. "Ahh aku ingat ini mobil yang waktu itu nyerobot jalan gue. Bisa kebetulan banget mobilnya ada disini, berarti orang nya ada di dalem. Tapi gimana nyari nya di mall segede gini," ucap Abel pasrah.
Lama berfikir akhirnya Abel memutuskan untuk meninggalkan kan tempat ini dan pergi pulang.
"Sepertinya kau selamat kali ini, lihat aja nanti aku akan memberimu pelajaran dan sekarang aku akan memberi pelajaran terlebih dahulu kepada mak lampir, setelah itu aku akan cari tau siapa pemilik mobil ini," omel Abel sambil menatap mobil yang di kenalnya itu.
Abel berlalu pergi begitu saja menggunakan sepeda motor milik nya .
Berbeda dengan Alex mood nya benar - benar hancur, baru sampai di cafe tersebut sudah bertemu dengan wanita yang sangat menyebalkan seperti Abel. Aura dingin tercetak jelas di raut wajah nya, Alex menghampiri Mami dan Dam yang memang sudah terlihat.
Jangan ditanya tatapan orang - orang terhadap Alex, sudah pasti mereka menatap kagum kepada Alex. Memakai kaos hitam ketat dipadukan dengan celana jeans dan tidak lupa kacamata hitam yang bertengger di hidung nya yang menambah kesan ketampanan nya.
Helena yang memang melihat kedatangan Alex pun tersenyum sumringah, berbeda dengan Damian dia mengerutkan kening nya karena melihat ekspresi dari Alex yang tidak bersahabat.
Alex langsung duduk begitu saja di kursinya.
"Kenapa dengan wajahmu?" tanya heran Damian.
Alex yang ditanya seperti itu hanya menatap tajam Damian.
Helena yang mendengar pertanyaan dari Damian pun menjadi heran karena tidak ada apa - apa di wajah putra nya .
Damian tau kalo Alex sekarang sedang kesal. "Ah sudah lah percuma saja aku berbicara sama manusia dingin seperti kamu," celetuk Damian tanpa sadar.
"Dam apa kau sudah bosan hidup?" tanya Alex penuh penekanan.
Damian menelan ludahnya kasar. Dia sudah salah berbicara seperti itu. Kenapa mulutnya ini tidak bisa di rem sama sekali.
"Sudah lah kenapa kalian malah bertengkar seperti itu," ucap Helena yang mulai jengah dengan kedua putranya.
"Tante Helena?" sapa seorang wanita yang berpakaian cukup sexy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments