Eps 8

Perusahaan di bawah kendali Atmajaya memang mengalami kenaikan yang cukup pesat. Sampai suatu hari Atmajaya membutuhkan seorang asisten untuk dirinya di kantor karena yang lama sudah mengundurkan diri.

Datang sosok wanita seksi dengan tubuh yang sintal melamar ke perusahaan milik Elisabeth dan kebetulan memang sedang membutuhkan seorang sekertaris wanita.

Dia adalah Sinta. Sinta di terima bekerja dan menjadi asisten dari Atmajaya. Mereka hampir setiap hari bersama dan sering keluar kota bersama. Sampai pada akhirnya Atmajaya tergoda oleh rayuan Sinta, apalagi Sinta sering memakai pakaian yang cukup terbuka dan mereka sering menghabiskan waktu bersama diluar kota sampai berhubungan layaknya suami-istri.

Sinta tau bahwa Atmajaya masih memiliki Seorang istri yaitu Elisabeth. Sinta merayu Atmajaya untuk segera menikahinya, sampai pada akhirnya Atmajaya setuju.

Atmajaya bekerja sama dengan Sinta untuk menyingkirkan Elisabeth. Rencana mereka berdua berhasil dan tak lama setelah kepergian Elisabeth, Atmajaya menikahi Sinta.

Kepergian Elisabeth memang cukup ganjil. Elisabeth ditemukan tak bernyawa di kamar tidur nya dengan keadaan seperti sedang tertidur. Abel yang masih kecil tidak tahu kenapa ibunya tertidur cukup lama dan tidak bisa bangun. Abel sudah berusaha membangunkan nya tapi tidak berhasil Sampai Abel menangis sepanjang hari di kamar milik ibunya.

Atmajaya yang baru sampai rumah nya mendengar suara tangisan anak kecil langsung mencari sumber suara. Pemandangan yang di lihat yaitu Abel memeluk ibunya yang sudah terbujur kaku dengan menangis cukup kencang.

Atmajaya menggendong Abel dan memeriksa istri nya yang sudah tidak bernyawa.

Dan sampai sekarang tidak ada yang tahu apa penyebab kematian mendiang istrinya.

Karena Atmajaya tidak ingin melakukan otopsi terhadap jenazah mendiang istrinya.

Itu adalah efek obat yang di berikan Atmajaya pada Elisabeth sampai meninggal. Bisa di bilang itu adalah racun.

Di teras halaman rumah.

Surpp . .

Atmajaya menyeruput teh nya.

"Sayang, apa sebaiknya kita cepat - cepat mencarikan Abel jodoh?" kata Sinta memulai obrolan nya.

"Kenapa memang nya dengan anak itu?" tanya Atmajaya.

"Emmm . . dia setiap hari hanya bekerja dan bekerja, tapi uang nya mana tidak ada kan. Mana gak mau ngerjain pekerjaan rumah alasan nya selalu capek kerja. Setiap hari di rumah hanya tau tidur saja, berangkat pagi pulang sore, berangkat lagi sore pulang malem. Semalam pulang kerumah hampir pukul 2 pagi mana kerjanya di hotel kan. Kita gatau kan pekerjaan di hotel nya seperti apa, bagaimana kalo Abel jual diri pah, bisa malu kan keluarga kita, nama baik keluarga kita bisa tercemar oleh kelakuan Abel. Dan papah sebagai ayah kandung nya pasti ikut kena imbas nya, belum lagi kolega - kolega papah tau, apa kata mereka nanti," ucap Sinta memanasi Atmajaya.

Atmajaya berpikir sejenak.

"Benar juga apa kata mu, lalu papah harus gimana?" tanya Atmajaya pada istrinya.

Sinta yang mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut suaminya pun tersenyum sumringah.

"Gini pah, gimana kalo kita jodoh kan Abel dengan kolega papah aja. Kalo kita menjodohkan Abel dengan kolega papah perusahaan kita pasti dapat suntikan dana yang besar. Perusahaan kita bisa berkembang lebih pesat dan pasti nya kita akan lebih kaya. Punya menantu juga kaya, kita tidak perlu susah payah untuk bekerja," ucap Sinta.

"Ide yang bagus. Nanti papah akan atur pertemuan nya dengan kolega papah. Tapi kamu harus pastikan kalo anak itu mau untuk di jodohkan," ucap Atmajaya.

"Kalo masalah itu papah tenang aja, serahkan semuanya pada mami. Mami akan membujuk Abel supaya mau dijodohkan supaya dia tidak susah payah lagi untuk bekerja," ucap Sinta dengan bangga.

Sinta sudah tidak sabar untuk segera menyingkirkan Abel dari rumah ini. Sinta ingin segara menguasai seluar harta nya.

Di rumah utama.

Helena sibuk berkutat di dapur, menyiapkan makanan kesukaan untuk kedua putranya. Helena sengaja membuat sendiri makanan nya karena ini pertama kalinya putra nya kembali lagi ke rumah setelah lima tahun tinggal di luar negeri.

Sedangkan Hendrik hanya duduk di meja makan melihat kehebohan istrinya menyiapkan makanan.

Hendrik senang karena istrinya begitu bersemangat menyiapkan semuanya. Telah lama Hendrik tidak melihat raut wajah berseri dari sang istri tercinta.

Hendrik tahu bahwa selama ini Helena sering kesepian karena tidak ada teman, kedua putranya di luar negeri sedangkan dirinya kadang sibuk mengurusi perusahaan.

Helena sedang menata makanan nya di meja.

"Sayang hati - hati jangan terlalu lelah," ucap Hendrik.

"Tidak lelah papi, Mami sangat bersemangat menyambut kedua putra kita akan pulang kerumah ini lagi, setelah hampir lima tahun lamanya mereka tidak pernah menginjakkan kaki nya di rumah ini lagi. Mami sangan rindu mereka Pi, mami sangat menantikan momen ini," ucap Helena.

Hendrik yang mendengar jawaban istrinya pun sampe geleng - geleng kepala. Hendrik hanya khawatir melihat istrinya terlalu lelah.

Tak lama terdengar suara mobil memasuki rumah utama.

"Sayang itu pasti putra kita, ayok kita kedepan untuk menyambut nya," ucap Helena antusias.

"sayang kau tidak perlu menyambut nya, mereka sudah besar. Mereka tau pintu rumah dimana," ucap Hendrik kesal karena Helena menurut nya terlalu berlebihan.

"Papi ini bagaimana mereka itu putra kita yang sudah lama tidak pulang, 5 tahun Pi tidak pulang kerumah. Makanya kita harus sambut mereka, kalo papi tidak mau jangan harap bisa tidur di kamar," ancam Helena.

Hendrik menghela nafas.

"Baiklah dari pada tidak tidur di kamar. Mana mungkin aku bisa tidur tanpa Helena," gumam Hendrik.

Alex dan Damian memarkirkan mobil nya tepat di depan pintu rumah utama.

Mereka berdua turun dari mobil masing - masing.

Alex melihat sekeliling rumah nya.

"Tidak ada yang berubah, masih sama seperti dulu," gumam Alex.

"Lo bener Lex gak ada yang berubah dari rumah ini. Gue rindu rumah ini," ucap Damian.

Pintu rumah utama terbuka, Helena dan Hendrik menghampiri Alex dan Damian.

"Sayang . . Selamat datang kembali di rumah ini," ucap Helena merentangkan tangan nya.

Matanya sudah berkaca - kaca.

Alex tersenyum tipis lalu menghampiri Helena untuk memeluknya.

"Kau semakin tampan sayang," ucap Helena.

"Mami juga semakin cantik," ucap Alex sambil mencium kening mami nya.

Ehem . . .

Hendrik berdehem.

Alex dan Helena melihat ke arah Hendrik.

"Sayang dia putra kita," ucap Helena memutar kedua bola matanya.

Alex sudah hafal bahwa ayah nya pasti cemburu melihat Alex mencium kening helena.

Alex sampe geleng - geleng kepala melihat tingkah ayah nya itu.

Alex bergantian menghampiri papi nya dan memeluk nya.

"Lex ingat dia istri papi," bisik Hendrik di telinga Alex.

Alex menarik nafas nya, papi nya ini begitu sangat posesif terhadap istrinya padahal Alex sendiri pun adalah putra nya.

"Alex juga putra nya," bisik Alex juga tepat di telinga papi nya.

"Lex kamu nanti merasakan apa yang papi rasakan ketika kamu punya seorang istri," jawab Hendrik.

Alex hanya acuh mendengar jawaban papi nya itu.

Sedangkan Damian hanya berdiam diri dari kejauhan melihat keluarga yang sangat bahagia.

Helena yang melihat itu pun mengerti jika Damian pasti merindukan kedua orang tuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!