Abel sibuk dengan pikiran nya sendiri sampai tidak melihat ada orang di depan nya.
Bug . .
Abel menabrak dada bidang milik seorang pria
"Awww . . " teriak Abel sangat kencang.
"hap. . "
Seseorang menangkap dan memeluk tubuh Abel ketika Abel akan terjatuh.
Abel menabrak seseorang pria. Pria tersebut adalah Alex.
Abel sibuk dengan pikiran nya sendiri sampai tidak memperhatikan jalan nya dan melihat ada orang di depan nya.
Abel menatap wajah Alex begitu pun dengan Alex menatap wajah Abel.
"Matanya, kenapa matanya sangat indah sekali. Aduh kenapa ini ko jadi deg - degan gini," ucap Abel dalam hati.
deg . . deg . .
Detak jantung Alex berdetak sangat kencang begituu pun dengan Abel.
"Kenapa detak jantung gue, apa ada masalah sama jantung gue? tapi bentar cewek ini kan yang waktu tadi teriak maki - maki gue. Oh jadi dia bekerja disini. Tapi kenapa dari dekat gini matanya sangat indah," ucap Alex dalam hatinya.
Lumayan lama Alex memeluk tubuh ramping Abel denga posisi seperti itu.
"Bug . . "
"Aww sakit bokong gue," ucap Abel meringis kesakitan.
Alex tersadar karena dirinya sedang memeluk gadis yang ada di depan nya dan jantung nya pun berdegup semakin cepat jadi Alex melepaskan nya begitu saja.
Abel menatap tajam Alex.
"Jahat banget lo malah lepasin gue, sakit tau bokong gue. Lagian juga gue gak sengaja nabrak lo, berasa kaya nabrak batu aja keras banget," ucap Abel ketus.
Alex menatap nya tajam karena ucapan Abel.
Abel yang di tatap seperti itu oleh Alex pun acuh tak acuh.
Abel memang tipikal cewek yang tidak takut kepada siapapun, dia tidak gampang di tindas oleh siapapun.
"Ini cowok emang gak punya hati, liat gue jatoh kaya gini juga gak di tolongin malah di biarin, Lo liat aja apa yang bakal gue lakuin sama lo," ucap Abel dalam hatinya
Abel bangun sendiri dan menginjak kaki Alex dengan sangat kencang.
"Ahh . . "
Abel cepat - cepat lari, pergi meninggalkan Alex yang kesakitan.
"Rasain lo! sakit kan! wlee . . " teriak Abel sambil menjulurkan lidah nya kepada Alex.
Alex sangat kesal dengan perlakuan Abel kepada nya.
"Dasar cewek gila. Berani - berani nya dia," ucap Alex kesal sambil memegang kaki nya yang di injak oleh Abel.
Alex pergi menuju kamar nya. Tadi nya dia akan pergi jalan - jalan untuk mencari udara segar karena sangat jenuh di kamar nya.
Tetapi Alex malah bertabrakan dengan Abel dan membuat mood nya menjadi rusak.
"Liat aja gue akan cari tau siapa lo, tunggu aja pembalasan dari gue dasar cewek gila," ucap Alex kesal.
"Dasar cowok gila, maen lepasin gue gitu aja. mana sakit banget lagi jidat gue itu dada atau tembok yah keras banget. Mana gue jatoh juga gak di bantuin cuman di cuekin aja. Gak habis pikir kenapa ada cowok modelan kaya gitu di dunia ini astaga. Jangan sampe gue punya cowok kaya gitu amit - amit deh," gerutu Abel.
"Abel . . "
Teriak seseorang pria dari belakang.
Abel mencari sumber suara yang memanggil nama nya.
"Hai rel, ada apa?" tanya Abel.
Darel berlari mendekati Abel. Karena posisi mereka lumayan jauh.
Darel adalah rekan kerja Isabella dan Kania. Tapi mereka berbeda bagian. Darel bekerja di bagian resepsionis.
"Lo masuk terlambat hari ini Bel?" tanya Darel.
"Iya rel gue telat. Tapi bentar ko lo tau kalo gue telat?" tanya Abel.
Mereka berjalan bersama sambil berbincang-bincang.
"Gue tau karena tadi semua pegawai disini berkumpul untuk menyambut bos besar kita. Dan gua nyari lo tapi lo gak ada," jawab Darel.
Abel mengerutkan dahi nya.
"Bos besar kita? maksud lo pemilik hotel ini?" tanya Abel.
"Iyalah. Jadi dia sekarang ada disini dan kaya nya si bos akan disini dalam waktu beberapa hari," jawab Darel.
"Apa dia sangat tampan rel?" tanya Abel antusias.
"Masih tampan gue kemana - mana kali Bel," jawab Darel.
"Dih percaya diri banget lo. Gue nanya serius Darel," ucap Abel.
"Percaya diri kan harus Isabel. Tapi kata orang - orang yang liat katanya dia mirip artis Korea. Gue sih gak tau soalnya tadi waktu penyambutan posisi gue paling belakang jadi gak terlalu liat jelas gimana wajah nya," kata Darel.
"Sayang nya gue telat, jadi gue gak bisa liat gimana wajahnya pemilik hotel ini," ucap Abel.
"Oh iya kenapa lo bisa sampe telat kerja Bel? Gue tawarin berangkat bareng gue lo gak pernah mau terus sih," kata Darel.
"Yee . . gimana sih lo, kan lo tau kalo gue bawa motor sendiri. Lagian juga gue gak mau ngerepotin siapa - siapa. Lo tau gak Rel, tadi kan gue mau keserempet mobil, mobil nya tuh mewah banget mana banyak banget lagi kaya beriringan gitu, tapi untungnya gue gak jatoh sih gada yang luka sedikit pun. Tapi yang aneh nya lo tau gak? mobil mewah itu ada disini, tadi gue liat mobil nya ada di lobby hotel kita. Gue yakin itu orang nya pasti ada disini, makanya gue harus cari tahu siapa pemilik mobil itu biar gue kasih pelajaran tuh orang," ucap Abel.
"Lo mau keserempet Bel? tapi lo gapapa kan?" tanya Darel panik sambil melihat - lihat seluruh tubuh Abel.
"Astaga Darel gue gapapa. Tadi kan gue udah bilang kalo gue gapapa, kenapa lo masih panik gitu sih," ucap Abel.
"Gue khawatir sama lo Abel. Gue tuh takut lo kenapa - kenapa," ucap Darel sambil memegang kedua bahu Abel.
Abel mencoba melepaskan pegangan Darel di bahu nya karena Abel merasa gak enak kalo ada pegawai lain yang melihat.
"Orang - orang pada kenapa hari ini, kan gue udah bilang gue gapapa tapi reaksi mereka kenapa pada berlebihan banget sih," gumam Abel dalam hatinya.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat kedekatan mereka dengan perasaan tidak suka.
"Awas aja lo Abel! Berani - beraninya lo deket sama Darel. Gatel banget lo jadi cewe," ucap Mona.
Mona adalah rekan kerja Darel, mereka berdua berada di divisi yang sama. Mona sejak lama sudah menyukai Darel, tapi Darel tidak mengetahui hal itu.
Sudah banyak cara yang Mona lakukan supaya Darel bisa menyukai nya tapi tak pernah berhasil satu pun.
Mona merasa kalo Darel memang menyukai Abel, beberapa kali Mona sering melihat Darel sangat perhatian kepada nya.
"Orang - orang pada kenapa hari ini, kan gue udah bilang gue gapapa tapi reaksi mereka kenapa pada berlebihan banget sih," gumam Abel dalam hatinya.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat kedekatan mereka dengan perasaan tidak suka.
"Awas aja lo Abel! Berani - beraninya lo deket sama Darel. Gatel banget lo jadi cewe," ucap Mona.
Mona adalah rekan kerja Darel, mereka berdua berada di divisi yang sama. Mona sejak lama sudah menyukai Darel, tapi Darel tidak mengetahui hal itu.
Mona merasa kalo Darel menyukai Abel, beberapa kali Mona sering melihat Darel sangat perhatian kepada nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments