Sepanjang perjalanan menuju lobi hotel Abel terus saja mengomel.
Abel sedikit kesal dengan kejadian itu, karena dirinya lah yang menjadi korban kesalahpahaman mereka berdua.
Abel berjalan menghampiri motornya da bersiap - siap akan pulang.
Sekilas dirinya melihat mobil mewah yang terparkir di lobi.
"Astaga! Kenapa gue sampe lupa mau nyari tau siapa pemilik mobil ini, apa besok aja yah?" ucap Abel.
Abel berpikir sebentar memikirkan bagaimana caranya menemukan pemilik mobil mewah ini.
"Besok aja deh. Ini udah pukul satu lebih besok gue juga harus kerja pagi, mudah - mudahan nih mobil besok masih ada disini biar gue bisa cari tau siapa pemilik nya," ucap Abel.
Abel memakai helm nya da menyalakan mesin motornya lalu pergi meninggalkan hotel.
Abel sudah terbiasa pulang larut seperti ini, sebagai wanita memang cukup berani. Meskipun seringkali merasa takut ada orang yang tidak di kenal ingin berbuat jahat pada dirinya tapi untung nya jalanan yang sering Abel lewati cukup ramai jadi Abel tidak terlalu khawatir.
Abel sampai dirumah nya pukul tiga pagi.
Keadaan rumah sudah cukup sepi karena pastinya penghuni rumah sudah terlelap.
Abel mematikan mesin motornya dan memasukan motornya kedalam garasi. Abel berjalan memasuki kamarnya dengan pelan dan sangat hati - hati karena takut mengganggu yang lain nya.
"Ehmm . . jam berapa ini! Anak gadis pulang kerja hampir pagi, apa gak sekalian mending gausah pulang," suara bariton Sinta mengagetkan Abel.
Abel yang sedang berjalan pun berhenti.
"Ck . . Ini Mak lampir kenapa belum tidur si jam segini. Males gue ngadepin nya, padahal gue udah pelan banget masuk rumah masih aja denger dia," gumam Abel dalam hatinya.
Abel menarik nafasnya dalam.
Abel memutar tubuh nya menghadap ke arah Sinta.
"Abel banyak kerjaan makanya baru pulang jam segini, lagian juga sejak kapan mami peduli sama Abel. Mau Abel pulang pagi atau tidak pulang sekalipun tidak ada urusannya dengan mami," ucap Abel sambil tersenyum.
"Kurang ajar kamu! Apa kamu tidak pernah belajar sopan santun ha? Liat aja kamu akan tau akibat nya berani melawan aku. Buah jatuh tidak jauh dari pohon nya, anak nya jadi pelacur ibunya mantan pelacur, Ups keceplosan," ucap Sinta sambil tersenyum smirk.
Sinta pergi kembali ke kamar nya dan meninggalkan Abel sendiri.
Abel mengepalkan tangan nya. Abel tidak terima ibunya di hina seperti itu.
"Sabar Abel jangan dengerin omongan orang yang gak penting. Kamu pasti bisa ngadepin Mak lampir itu," gumam Abel.
Abel pergi menuju kamar nya.
Abel merebahkan tubuh nya di kasur. Abel merasa tubuh nya sangat lelah.
"Bu, Abel kangen," ucap Abel lirih.
Tess . .
Air matanya menetes begitu saja. Setiap malam Abel selalu merindukan ibunya. Sekarang hidupnya tidak punya tempat untuk bergantung, ayah nya sendiri tidak peduli kepada Abel.
Dan sekarang hanya punya dirinya sendiri, tanpa siapapun. Abel sendirian tidak ada tempat untuk berkeluh kesah, hanya dinding kamar nya yang menjadi saksi bagaimana rapuh nya Abel.
Abel tidak pernah menunjukkan sisi terlemah nya di hadapan orang banyak, namun ketika sendiri di tempat sepi tidak ada orang siapapun dia akan menunjukkan sisi terlemah nya.
Abel mengusap air matanya dan bergegas membersihkan dirinya.
Abel tidak mau terlalu lama berlarut - larut dalam kesedihan nya.
setelah selesai Abel merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Kenapa badan gue sakit semua. Apa gara - gara tadi abis berantem sama dua cewek gila," keluh Abel.
"Gue ambil libur deh besok. Kayanya cukup deh kalo istirahat sehari," ucap Abel.
Abel menghubungi owner restoran tempat nya bekerja untuk meminta ijin tidak masuk.
" Untung nya gue dapet ijin jadi bisa seharian tidur deh," ucap Abel.
Ke esokan pagi nya.
Damian bangun lebih awal dan bersiap - siap akan menemui Alex untuk mengajak nya pulang ke kediaman mami nya.
"Mudah - mudahan Alex mau diajak pergi sekarang," gumam Damian.
Damian keluar dan mengetuk pintu kamar Alex yang berada tepat di depan kamarnya.
Tokk . .
Tokk . .
Tak lama pintu terbuka, Alex yang membukanya.
"Selamat pagi bos," ucap Damian sambil menundukkan kepalanya sedikit.
"Hmm, Jadi ayok kita pulang," ucap Alex.
Damian terdiam karena merasa heran dengan Alex kenapa dia bisa tau kalo kedatangannya ingin mengajak pulang ke rumah mami nya.
Alex yang melihat Damian terdiam pun mengerti, pasti dia berpikir kenapa dia bisa tau kalo dirinya akan mengajak nya pulang.
" Gue udah tau kalo mami ingin sarapan pagi bersama kan," ucap Alex datar.
Alex berfikir kenapa sahabat nya ini bisa sangat bodoh.
"Astaga Damian! Kau sangat bodoh, apa kau lupa kalo gue juga putranya? Mami ngabarin gue kalo kita akan sarapan bersama. Jadi jangan heran kalo gue udah tau kedatangan lo kesini untuk apa," ucap Alex memberikan penjelasan kepada Damian.
Damian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sorry Lex gue lupa hehe. Gue kira mami gak ngasih tau ke lo," ucap Damian sambil cengengesan.
Alex sudah siap dengan penampilan nya, karena dia dari pagi sudah bangun dan langsung bersiap - siap.
"Ayok gue udah siap," ucap Alex.
Alex mengambil jas nya dan pergi menuju lobi hotel.
Damian menyetir sendiri begitu pun dengan Alex.
Mereka berdua membawa mobil masing - masing.
Hari ini merupakan hari libur Abel bekerja dan sekarang Abel masih berkutat di balik selimut nya karena semalam Abel pulang sangat larut.
Di teras halaman rumah Sinta dan Atmajaya sedang duduk sambil minum teh. Atmajaya tidak pergi ke kantor karena memang hari libur juga.
Atmajaya adalah ayah kandung Abel. Semenjak istri pertama nya meninggal beliau jarang berinteraksi dan jarang bertemu dengan Abel karena kesibukan masing - masing. Sekali nya bertemu pun pasti selalu saja ada pertengkaran.
Sikap Atmajaya berubah semenjak ibunya Abel meninggal. Ketika mendiang istrinya masih ada Atmajaya merupakan sosok ayah yang sempurna. Beliau selalu meluangkan waktunya untuk pergi berlibur atau hanya makan di luar bersama dengan istri dan anaknya, selalu menyempatkan waktunya untuk bermain dengan putri semata wayangnya yaitu Abel, terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis.
Ada campur tangan Sinta yang membuat Atmajaya menjadi seperti itu. Atmajaya dan Sinta tau bahwa rumah dan perusahaan milik mendiang ibunya Abel telah di wariskan seluruh nya kepada Abel. sontak saja Atmajaya yang mengetahui hal itu pun murka karena dirinya tidak mendapatkan harta sepeserpun. Dahulu Atmajaya bukan lah siapa - siapa hidup nya serba pas - pasan dan sejak bertemu dengan ibunya Abel, sosok wanita cerdas dan kaya raya. Mereka saling jatuh cinta lalu tak lama menikah dan di karuniai seorang Putri yaitu Isabella. Derajatnya diangkat oleh ibunya Abel dan bekerja untuk membantu mengelola perusahaan.
Perusahaan di bawah kendali Atmajaya memang mengalami kenaikan yang cukup pesat. Sampai suatu hari Atmajaya membutuhkan seorang asisten untuk dirinya di kantor karena yang lama sudah mengundurkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments