Alasannya Alex malas untuk berkunjung ke rumah utama karena mami nya pasti akan selalu meminta Alex untuk cepat - cepat mencari pendamping.
Atau mami nya akan menjodohkan dia dengan anak teman - temannya.
Mobil mewah tersebut pergi beriringan meninggalkan bandara menuju salah satu hotel milik Alex.
sedang kan Abel mengendarai motor nyaa dengan kecepatan sangat tinggi supaya bisa cepat sampai di hotel tempatnya bekerja.
Tiba - tiba dari arah belakang sebuah mobil mewah mengklakson dengan sangat kencang.
"Bip . . "
"Bip . . "
Ya Itu adalah mobil Alex dan rombongan nya.
Abel sangat kaget dengan suara klakson mobil tersebut.
Motor yang di kendarai oleh Abel sedikit oleng, untung nya Abel masih bisa menyeimbangkan sepeda motornya.
Abel menepikan sepeda motornya dan melihat mobil mewah beriringan melewati dirinya.
"Dasar orang kaya suka seenaknya aja! Lo kira jalan ini punya lo seenaknya aja bawa mobil," teriak Abel dengan sangat keras.
Abel sangat kesal.
Teriakan Abel samar - samar terdengar hingga ke telinga Alex.
Alex hanya melihat sekilas wajahnya dari kaca spion mobil nya.
"Wanita gila," gumam Alex pelan.
"Berani sekali wanita itu mengumpat kita, dasar cewek bar - bar," ucap Damian.
Damian yang mendengar teriak kan Abel pun ikut bersuara sambil menggelengkan kepalanya.
Tak lama Abel melihat jam di tangan nya.
"Astaga udah jam segini lagi. Matilah gue, Gara - gara mobil sialan itu gue jadi makin telat," gerutu Abel kesal.
Abel kembali menghidupkan sepeda motor nyaa dan melaju menuju hotel tempat dia bekerja.
Mobil Alex dan yang lainnya telah sampai di salah satu hotel bintang lima ternama milik nya.
Alex keluar dari mobil dan langsung di sambut oleh semua karyawan nya. Karena sebelumnya Damian sudah menghubungi pihak manajer nya terlebih dahulu.
Semua mata tertuju pada pemilik hotel tersebut. Siapa lagi kalau bukan Alex. Banyak pasang mata yang menatap kagum kepada Alex.
Alex melewati semua karyawan nya yang berbaris rapi. Banyak karyawan wanita yang saling berbisik - bisik.
"Ini beneran bos kita. Ini pertama kalinya pemilik hotel ini berkunjung kesini dan sangat tampan," ucap salah satu karyawan nya.
"Gila ini mirip artis korea sih," ucap yang lainnya.
Dan masih banyak lagi bisikan yang terdengar oleh Alex, tetapi Alex tetap bejalan datar melewati begitu saja karyawan nya.
Ini pertama kalinya Alex datang ke hotel miliknya. biasanya dia hanya mengawasi dari jauh.
Alex dan Damian diantar menuju ruangan presidential suite ruangan paling terbaik di hotel tersebut.
"Dam, gue mau istirahat sendiri," ucap Alex.
Alex merebahkan tubuh nya di sofa sambil memejamkan matanya.
"oke Lex, kamar gue ada di depan kamar lo. Kalo Lo butuh apa - apa tinggal hubungin gue atau lo bisa ketuk langsung pintu kamar gue," kata Damian.
Hmm . . .
Alex hanya menjawab dengan berdehem kepada Damian tanpa melihat nya sama sekali.
"Astaga kenapa lo sangat irit bicara, mulut lo lagi sariawan atau bau mulut atau _,"ucap Damian terhenti.
"Damian . . . hentikan ocehan lo itu! atau gue buat mulut lo gabisa keluar satu kata pun lagi," ucap Alex menatap tajam matanya Damian.
Damian menelan ludahnya sendiri.
" Oke . . oke . . lo tenang aja Lex, gua tadi cuma bercanda ko hehe," jawab Damian cengengesan.
Damian memukul pelan mulut nya sendiri.
"Matilah gue, singa jantan bisa - bisa ngamuk kalo udah natap tajam kaya gitu, gue harus cepet - cepet pergi dari sini kalo enggak bisa abis gue di hajar sama si Alex," gumam Damian dalam hatinya.
"Bos gue pamit pergi ke kamar seperti nya sudah tidak ada yang di butuhkan lagi, kalo gitu selamat beristirahat bos," Ucap Damian cepat.
Damian buru - buru pergi meninggalkan kamar Alex dan masuk ke kamarnya.
huft . . .
Damian menghela nafas dan merebahkan tubuhnya di sofa.
"Punya sahabat satu selalu aja menindas gue dan aneh nya kenapa sampe sekarang gue selalu takut sama dia. Alex . . Alex . . tapi gue beruntung bisa kenal lo, karena berkat lo gue bisa ada di posisi ini sekarang dan gue juga bisa punya kelurga. Gue berhutang banyak sama lo Lex," kata Damian.
ketika Alex dan Damian sedang berdua, Damian akan memanggil Alex dengan sebutan nama saja tanpa embel - embel sebutan bos. Alex lah yang meminta seperti itu.
Damian merenungi nasibnya, kalau tidak ada Alex dan keluarga nya mungkin sekarang Damian akan menjadi gembel di jalanan.
Abel baru saja sampai di lobby, dia memarkirkan sepeda motor nya dan bergegas menuju ruang karyawan.
"Semoga gue gak kena semprot gara - gara telat gini," gerutu Abel.
Ketika sedang berjalan, tak sengaja matanya tertuju pada mobil yang ia kenali.
Abel melihat - lihat mobil yang sedang terparkir tersebut.
"Bener. Ini kan mobil mewah yang tadi seenaknya ngambil jalan gue. Oh berarti orang nya ada di hotel ini, gue harus cari tau siapa pemilik mobil ini, lo liat aja gue bakal cari lo kemanapun," ucap Abel menunjuk mobil tersebut dengan penuh kekesalan.
Abel berjalan sangat cepat menuju ruang karyawan.
Sesampainya diruangan Abel langsung bersiap siap.
"Astaga Abel, Jam segini lo baru dateng. Gue nelpon lo gak bisa, tau gak lo di tanyain terus sama pak bos," ucap Kania.
Tak sengaja Kania Melihat Abel memasuki ruangan karyawan dan menemui nya.
Kania adalah sahabat Abel. Mereka sudah bersahabat lama sejak masih sekolah.
"Dateng - dateng langsung ngomel aja lo. Gue itu ketiduran makanya gue telat gini, belom lagi di jalan gue hampir celaka gara - gara di serobot mobil. Dan lo tau, mobil yang mau bikin gue hampir celaka ada disini makanya gue harus cari tau itu mobil milik siapa biar gue kasih pelajaran tu orang," kata Abel.
"Celaka? tapi Lo gapapa kan Bel gada yang lecet?" tanya Kania sambil memutar - mutar tubuh Abel.
Abel menghela nafas, sahabatnya ini memang selalu heboh.
"Gue gapapa kania udah lo stop ya gue malah makin pusing lo puter - puter kaya gini, lo gausah khawatir sama gue yah. Yang harus lo khawatirkan sekarang adalah pak bos. Pasti sekarang gue kena omelan dia. Syukur - syukur gak di pecat juga, gue harus jelasin apa sama si bos ya kan biar gue gak sampe di pecat" ucap Abel pasrah.
"Kalo masalah itu lo tenang aja. Pak bos gak mungkin pecat lo, dia itu kan suka sama lo," jawab Kania.
huft . . .
Abel langsung menutup mulut Kania.
Em . . . em . . .
"Kania berisik! kecilin suara lo kalo ada orang lain yang denger gimana? gue gamau urusan nya jadi ribet trus orang - orang jadi mikir nya gak bener sama gue.Lagian juga lo tahu kan hidup gue gimana, gue gamau mikirin masalah cinta dulu. Gue itu mau fokus nyari duit biar gue bisa ngambil hak yang udah di rampas sama Mak lampir itu. Lagian juga kita kerja harus profesional gabisa kaya gitu," ucap Abel menasehati Kania.
"Ya maaf Bel, gue kan bicara fakta kalo pak bos itu emang suka sama lo. Dia pasti gak akan mungkin pecat lo gue yakin itu. Tapi lo yakin gak suka sama si bos? menurut gue dia sebagai cowok itu udah perfect banget, hidup nya udah sempurna, udah ganteng, uang banyak, apalagi yang kurang dari si bos kan," ucap Kania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments