Pemikat Hati CEO
Waktu menunjukkan pukul 7 malam.
Abel baru bangun dari tidurnya. Sehabis pulang kerja dari restoran Abel merasa badan nya sangat lelah dan mencoba untuk istirahat sebentar tapi malah ketiduran sampai malam.
Alhasil ketika terbangun, Abel sangat kaget karena sudah seharusnya dia bekerja di hotel dan dia terlambat untuk bekerja.
Dari pagi hingga sore Abel bekerja menjadi pelayan restoran sedangkan ketika malam hari Abel bekerja menjadi pelayan hotel.
"Ck kenapa pake acara ketiduran segala jadinya gue telat bangun gini," gerutu Abel.
Bekerja dari pagi hingga malam tidak menyurutkan semangat dari seorang gadis yang bertubuh kecil ini.
Umurnya yang memang terbilang cukup masih muda yaitu berusia 19 tahun.
Gadis itu bernama Isabel atau lebih sering dipanggil dengan Abel.
Abel termasuk gadis yang memang cukup cantik dan cerdas, namun nasib nya tidak seberuntung itu.
Semenjak selesai dari sekolah menengah atas Abel sudah bekerja banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri.
Abel terlahir dari keluarga yang terbilang berkecukupan. Ayah nya adalah seorang pengusaha kecil - kecilan dan ibunya sudah tiada ketika Abel baru masuk sekolah dasar.
Selang beberapa tahun ayah nya menikah lagi dengan Sinta. Sinta juga mempunyai seorang putri yang bernama Kalista.
Dan sekarang Abel tinggal bersama Ayah, Ibu serta adik tirinya.
Sejak awal, perlakuan Sinta terhadap Abel memang kurang baik. Sinta kurang suka terhadap Abel, jadi Sinta selalu membedakan antara Abel dan Kalista.
Sampai Abel tidak bisa melanjutkan sekolah nya karena masalah biaya. Ibu tirinya tidak ingin memberikan uang sepeserpun untuk Abel melanjutkan sekolah nya karena alasan Kalista yang lebih pantas . Jadi Abel harus bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.
Ayah nya juga lebih menyayangi istri dan anak tirinya daripada Abel. Ini semua adalah ulah dari Santi supaya Abel di benci oleh ayahnya sendiri.
Abel tetap sangat menyayangi ayahnya.
Meskipun ayah nya sendiri memperlakukan Abel kurang baik sama seperti ibu dan adik tirinya.
Abel bergegas siap - siap dan cepat berganti pakaian lalu keluar dari kamar dengan terburu - buru.
"Bugh . . . "
Abel menabrak adik tirinya yaitu Kalista.
Awww . . .
Kalista terjatuh dan bokongnya membentur ke lantai.
"Kal maaf, gue gak sengaja soalnya gue lagi buru - buru," ucap Abel merasa bersalah.
Abel mengulurkan tangan nya mencoba untuk membantu Kalista bangun, tapi tiba - tiba Kalista malah mendorong tubuh Abel hingga jatuh terduduk.
Bugh . . . Awww . . .
"Rasain lo! Gue tau lo sengaja kan nabrak gue supaya gue jatuh. Gausah so polos deh lo, gue tau lo itu benci kan sama gue makanya lo ngelakuin hal ini," ucap Kalista dengan marah.
Abel memutar matanya jengah karena kalista terlalu banyak drama menurut nya. Abel sudah hafal bagaimana sifat adik tirinya itu.
Abel bangun dari duduk nya dan bergegas pergi meninggalkan Kalista.
"woy, mau kemana Lo? Dasar perempuan pembawa sial! Urusan kita belom selesai maen pergi aja lo," teriak Kalista marah karena di acuhkan oleh Abel.
Abel menghiraukan teriakan kalista karena malas berdebat dengan adiknya. sudah tidak ada waktu lagi dan pasti akan menjadi masalah yang sangat panjang.
Abel berjalan dengan sangat cepat menuju parkiran rumah nya untuk mengambil sepeda motor miliknya sampai melewati ibu tirinya yang sedang duduk di kursi.
Abel tidak melihat ibunya yang sedang duduk akibat terlalu terburu - buru.
"Dasar anak tidak punya sopan santun, apa ibumu yang sudah mati itu tidak pernah mengajarimu," teriak sinta dengan keras supaya di dengar oleh Abel.
Deg . . .
Abel seketika berhenti mendengar teriakan ibu tirinya itu.
Abel merasa sakit karena ibu tirinya menghina ibunya yang telah tiada.
"Sejak kapan ibu ada disitu. mata gue pake gak liat lagi," gumam Abel dalam hati.
Abel menarik nafas dan memutar badannya kembali menghampiri sinta dengan rasa kesal.
Sinta yang sedang duduk melihat Abel datang menghampiri nya tersenyum licik.
"Asal ibu tahu, ibu boleh menghina saya sesuka hati ibu tapi saya tidak terima kalo ibu menghina ibu kandung saya," ucap Abel marah sambil menunjuk ibu tirinya itu.
Abel sedikit terpancing emosinya.
Tiba - tiba Kalista datang menghampiri ibunya dan menepis telunjuk Abel.
"berani - beraninya lo nunjuk ibu gue. Mau cari masalah lagi lo?" teriak Kalista menunjuk kembali Abel.
"Abel gak ada waktu buat ngurusin kalian. Jadi terserah kalian mau bilang apa. Tapi ingat satu hal, jangan pernah bawa - bawa ibu kandung Abel! Abel pamit pergi kerja dulu," ucap Abel.
Abel meninggalkan Ibu dan adik tirinya dan menghiraukan ucapan Kalista.
Abel bergegas menyalakan motornya dan pergi menuju hotel tempat Abel bekerja.
"Dasar anak pembawa sial! Lama - lama dia makin berani aja sama kita, kitaa harus cari cara supaya Abel bisa pergi dari rumah ini," kata Sinta.
"Benar Bu, kita harus singkirkan Abel dari rumah ini secepatnya," timbal Kalista.
Di tempat lain, Seorang pria tampan menggunakan kacamata hitam baru keluar dari pesawat pribadi miliknya setelah melakukan perjalanan cukup lama.
Alex menarik nafas dalam - dalam menghirup udara kota ini.
"huft . . ternyata aku akan kembali ke kota ini, rasanya sudah lama aku tidak menginjakkan kaki di kota ini. kalo bukan karena mami aku malas berada disini," gumam Alex pelan.
Pria tampan tersebut adalah Alex Braxton.
Alex Braxton adalah pemilik dari salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi.
Tidak hanya itu, masih banyak bisnis yang ia geluti termasuk jual beli senjata yang memang tidak banyak orang yang tahu.
Alex sudah hampir lima tahun tidak menginjakkan kaki nya di negara ini. Namun tiba - tiba hari ini ia pulang ke tempat dimana ia di lahir kan, siapa lagi kalo bukan mami nya yang menyuruh Alex untuk pulang.
Alex datang bersama asisten pribadinya sekaligus teman dari masa kecil nya yaitu Damian.
Damian sudah seperti saudara bagi Alex. Kedua orang tua Damian sudah meninggal sejak kecil akibat kecelakaan.
Ketika Alex turun dari pesawat, Alex sudah disambut oleh beberapa mobil mewah. Ya mereka adalah orang - orang kepercayaan Alex.
"Dam kita langsung ke hotel," ucap Alex dengan datar kepada asisten nya itu.
Alex memang sangat dingin, hanya kepada orang - orang tertentu dia menunjukkan sikap hangat nya.
"Bukannya kita harus pulang ke rumah utama, Mami pasti sudah menunggu kita disana lex," jawab Damian.
"Dam ikutin aja ucapan gue," ucap Alex.
"Oke bos," jawab Damian.
Huft . . .
Damian menghela nafas panjang, sahabat nya itu memang sangat susah untuk di atur. seperti sekarang ini mami Alex meminta untuk tinggal di rumah utama tapi Alex malah lebih memilih pergi ke hotel.
Alasannya Alex malas untuk berkunjung ke rumah utama karena mami nya pasti akan selalu meminta Alex untuk cepat - cepat mencari pendamping.
Atau mami nya akan menjodohkan dia dengan anak teman - temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments