Suara barang pecah membuat anak kecil itu tak berani keluar dari dalam lemarinya, mendengar teriakan kedua orang tuanya semakin membuatnya tak berani untuk keluar.
Meskipun ada niat ingin membantu tetapi sang ayah terus berteriak untuk tidak keluar.
Suara gaduh yang sebelumnya anak kecil itu dengar seketika menghening, ia membuka kedua netranya menatap celah lemari yang sedikit terlihat olehnya.
Ia terkejut melihat bagaimana kedua orang tuanya sudah tergeletak dengan darah yang terus keluar dari tubuh, Anak kecil yang melihat itu jelas langsung menangis.
Dengan cepat ia membuka lemari yang menjadi tempat persembunyian dirinya dari perampokan yang terjadi di rumahnya, beruntung sang perampok sudah pergi dari rumahnya.
Anak itu merangkak menuju sang ibu dengan tangisan yang terus keluar dan suara rengekan yang terdengar, sepinya malam membuat tangisan itu terdengar lebih kencang.
Anak yang baru saja berusia 8 tahun itu terus menangis, kejadian itu terjadi tepat di hadapannya, meskipun terhalang pintu lemari ia mampu melihat jelas bagaimana kedua orang tuanya di tusuk oleh perampok itu.
Harsa kecil
Ibu?kenapa ibu ngeluarin darah banyak?
Harsa kecil
Ibu?
Anak itu kembali menangis, belum lagi melihat bagaimana kusutnya keadaan sang ayah yang sempat melawan si perampok itu, Harsa merangkak mundur menuju pojok ruang tamunya.
Ia menenggelamkan wajahnya di kedua kakinya yang sengaja ia tekuk, tangisan anak kecil terus bergema, ia hanya bisa menunggu bantuan datang untuk menyelamatkannya.
Harsa kecil
Ibu, ayah.
ia terus menyebut kedua orang tuanya hingga tak lama seseorang memasuki rumahnya dan membuat tubuhnya menegang dan langsung menyembunyikan dirinya di balik sofa panjang.
Tubuhnya bergetar karna ia takut jika perampok itu datang kembali untuk membunuhnya.
Yunita
Harsa!!kamu dimana nak??
Yunita
Harsa?!!
Mendengar suara yang tak asing di telinga Harsa membuatnya perlahan keluar dari persembunyiannya dan menatap takut ke arah bibinya yang masuk dengan keadaan wajah yang panik tak karuan.
Begitu keduanya bertemu Yunita langsung memeluk tubuh Harsa dan mencoba menenangkan anak kecil itu dengan beberapa kata.
Yunita
Maaf, bibi datang terlambat.
Yunita
Maaf Nak.
Harsa kecil
Bibi, ayah sama ibu.
Yunita mengendong tubuh Harsa menyembunyikan wajah Harsa agar tak melihat jasad kedua orang tuanya, meskipun Harsa sudah melihat semuanya.
Yunita
Sayang, ibu sama ayah kamu nanti bakal di bawa ke rumah sakit dulu.
Yunita
Kamu sama bibi dulu ya.
Harsa tak mendengarkan perkataan yang bibinya bilang, ia hanya terus menangis di pelukan bibinya dengan kedua telinga yang sedikit berdengung.
Yunita tidak bisa memungkiri jika Tubuh dan jiwa yang kecil itu harus melihat dan menyaksikan bagaimana kedua orang tuanya di bunuh oleh perampok yang tengah merampok rumahnya.
Yunita
'semoga kamu baik baik saja Harsa'
.....
Masa kecilnya Harsa sudah merenggut mimpinya, akan tetapi ia tak bisa membenci masa dimana kedua orang tuanya masih memanjakan dirinya sebagai seorang anak.
Comments