Faresta menatap lurus kearah Harsa dimana anak itu menceritakan apa yang ia rasakan ketika berhadapan dengan tetangganya itu.
Awalnya Harsa taakan menceritakan keseluruhannya, namun entah pancingan apa yang Faresta berikan membuat Harsa mulai membuka ceritanya itu.
Kini Faresta menulis beberapa kata yang ia dengar dari mulut Harsa, sekalian laporan untuk ia rekap nanti.
Faresta
Jadi, kamu ngerasa aman sama dia?
Harsa mengangguk, memang entah kenapa jika berhadapan dengan lelaki itu Harsa sedikit memiliki rasa aman dan perasaan takutnya seketika hilang, berbeda dengan lelaki yang ia temui di belakang rumahnya.
Faresta
Dengan aku?kamu masih waspada?
Harsa mengangguk, tatapan wajahnya memang tidak bohong, Harsa selalu saja memberikan tatapan waspada kepada Faresta meskipun status Faresta adalah suami dari Yunita.
Ah bukan itu saja, Kadang Harsa juga sama halnya ketika Yunita ada di hadapannya, ia akan waspada.
mungkin ketakutan masa kecilnya menyuruhnya untuk tetap waspada.
Faresta
Tapi perasaan kamu gimana?
Harsa
Gapapa.
Faresta
Mau coba ke taman komplek?
Harsa mengerutkan kedua halisnya bingung, ia baru saja mengalami hal ini satu kali kenapa Faresta begitu cepat mengajaknya untuk keluar rumah?
Faresta
Ya terkesan terburu buru.
Faresta
Kamu bisa nolak.
Faresta menutup buku laporannya dan langsung membuka kacamata yang bertender di hidungnya.
Faresta
Oke sesi kita selesai.
Harsa
Ga langsung pulang?
Faresta sedikit terkejut dengan pertanyaan yang Harsa lontarkan, tapi memang sebuah kebiasaan Faresta jika menyelesaikan sesi konselingnya dengan Harsa ia akan langsung pamit pergi.
Faresta
Engga, kita bicara sebagai paman dan keponakan.
Faresta
Kamu sanggup?
Harsa terdiam sejenak hingga akhirnya ia mengeleng yang berarti ia belum sanggup berbicara lebih.
Faresta
Oke Oke paman pulang.
Faresta
Jangan lupa minum obat dan makan yang teratur.
Baru saja Faresta ingin mengusap surai Harsa dengan cepat Harsa menahan tangan Faresta dengan sekali dorongan.
Faresta
Oh, maaf.
Setelah pulangnya Faresta, keadaan sepi di rumahnya kembali menyelimuti dirinya, bayang bayang kedua orang tuanya terekam kembali di ingatannya.
Kenapa harus kambuh?padahal Faresta baru berangkat beberapa menit yang lalu.
Kepalanya pening, penglihatannya seakan akan memutar ia bahkan tak sanggup untuk berjalan lurus, hingga sebuah vas terjatuh di hadapannya bertepatan dengan suara ketukan pintu di rumahnya.
TOK!TOK!!
Zidane
Kamu gapapa??
Kedua netra Harsa melebar, ia menatap ke arah pintu dengan keadaan peningnya ia langsung berjalan menuju pintu tersebut, begitu terbuka terlihat Zidane tengah berdiri di hadapannya.
Seketika pusing yang ada di kepalanya hilang bahkan penglihatannya kembali normal begitu ia melihat wajah Zidane.
Zidane
Kamu gapapa?tadi aku denger suara pecahan lagi.
Harsa
Gapapa.
Zidane
pucat gini wajah kamu, aku boleh masuk dulu?
Harsa langsung mempersilahkan Zidane untuk memasuki rumahnya, tetapi Zidane terkejut begitu melihat pecahan beling berserakan disana.
Zidane
Astaga!kamu bener gapapa kan?
Harsa
Gapapa.
Zidane
Bentar aku kumpulin dulu pecahannya.
Harsa mengerutkan kedua halisnya, lagian ada urusan apa Zidane datang ke rumahnya?
Harsa
Ga perlu.
Harsa
Ada urusan apa kesini?
pergerakan Zidane terhenti begitu mendengar pertanyaan Harsa, ia berbalik dan menghadap di depan Harsa.
Zidane
Maaf sebelumnya, aku tiap malem selalu denger barang pecah di rumah kamu, kamu bener bener gapapa?
Zidane
Aku khawatir sebagai tetangga kamu.
Zidane
Tapi liat sekarang kamu pucat gini kayaknya kamu ga baik baik aja.
Zidane
Aku ijin beresin ini dulu ya bentar?pecahannya bisa aja kena ke kamu.
Harsa hanya mengangguk, ia membiarkan Zidane membersihkan lantai hingga pecahan itupun sudah terkumpul.
Zidane
Dimana tempat sampahnya?
Harsa
dapur.
Zidane
Itu?
Harsa
Iya.
Zidane berjalan kedapur untuk membuang beling tersebut, tapi kedua halis camarnya menatap heran dapur Harsa.
Dilihat lihat kenapa ia tak melihat benda tajam apapun?
karna tak ingin ambil pusing ia kembali menghampiri Harsa dengan senyumannya.
Zidane
Oke udah beres.
Zidane
Lain kali kalo butuh bantuan kamu bisa panggil aku aja.
Harsa hanya mengangguk, baru kali ini ia membiarkan orang asing masuk selain bibi dan pamannya, dan kenapa perasaanya seakan akan kembali aman jika ada Zidane di hadapannya.
Comments
𓆩Huang_Fox°𓆪
Pingsan?PINGSAN!?
2024-11-10
3
𓆩Huang_Fox°𓆪
weh seriusannn, dibolehin dong.😶
2024-11-10
3
𓆩Huang_Fox°𓆪
K-Geat.. jadi anti physical touch juga Harsanya. Moga entar sama bang Zidane mau di touch-touch🥰
2024-11-10
2