NovelToon NovelToon

Amigdala

Eps - 00 Prolog

NovelToon
NovelToon
NovelToon
Entering the storyline.
Suara barang pecah membuat anak kecil itu tak berani keluar dari dalam lemarinya, mendengar teriakan kedua orang tuanya semakin membuatnya tak berani untuk keluar.
Meskipun ada niat ingin membantu tetapi sang ayah terus berteriak untuk tidak keluar.
Suara gaduh yang sebelumnya anak kecil itu dengar seketika menghening, ia membuka kedua netranya menatap celah lemari yang sedikit terlihat olehnya.
Ia terkejut melihat bagaimana kedua orang tuanya sudah tergeletak dengan darah yang terus keluar dari tubuh, Anak kecil yang melihat itu jelas langsung menangis.
Dengan cepat ia membuka lemari yang menjadi tempat persembunyian dirinya dari perampokan yang terjadi di rumahnya, beruntung sang perampok sudah pergi dari rumahnya.
Anak itu merangkak menuju sang ibu dengan tangisan yang terus keluar dan suara rengekan yang terdengar, sepinya malam membuat tangisan itu terdengar lebih kencang.
Anak yang baru saja berusia 8 tahun itu terus menangis, kejadian itu terjadi tepat di hadapannya, meskipun terhalang pintu lemari ia mampu melihat jelas bagaimana kedua orang tuanya di tusuk oleh perampok itu.
Harsa kecil
Harsa kecil
Ibu?kenapa ibu ngeluarin darah banyak?
Harsa kecil
Harsa kecil
Ibu?
Anak itu kembali menangis, belum lagi melihat bagaimana kusutnya keadaan sang ayah yang sempat melawan si perampok itu, Harsa merangkak mundur menuju pojok ruang tamunya.
Ia menenggelamkan wajahnya di kedua kakinya yang sengaja ia tekuk, tangisan anak kecil terus bergema, ia hanya bisa menunggu bantuan datang untuk menyelamatkannya.
Harsa kecil
Harsa kecil
Ibu, ayah.
ia terus menyebut kedua orang tuanya hingga tak lama seseorang memasuki rumahnya dan membuat tubuhnya menegang dan langsung menyembunyikan dirinya di balik sofa panjang.
Tubuhnya bergetar karna ia takut jika perampok itu datang kembali untuk membunuhnya.
Yunita
Yunita
Harsa!!kamu dimana nak??
Yunita
Yunita
Harsa?!!
Mendengar suara yang tak asing di telinga Harsa membuatnya perlahan keluar dari persembunyiannya dan menatap takut ke arah bibinya yang masuk dengan keadaan wajah yang panik tak karuan.
Begitu keduanya bertemu Yunita langsung memeluk tubuh Harsa dan mencoba menenangkan anak kecil itu dengan beberapa kata.
Yunita
Yunita
Maaf, bibi datang terlambat.
Yunita
Yunita
Maaf Nak.
Harsa kecil
Harsa kecil
Bibi, ayah sama ibu.
Yunita mengendong tubuh Harsa menyembunyikan wajah Harsa agar tak melihat jasad kedua orang tuanya, meskipun Harsa sudah melihat semuanya.
Yunita
Yunita
Sayang, ibu sama ayah kamu nanti bakal di bawa ke rumah sakit dulu.
Yunita
Yunita
Kamu sama bibi dulu ya.
Harsa tak mendengarkan perkataan yang bibinya bilang, ia hanya terus menangis di pelukan bibinya dengan kedua telinga yang sedikit berdengung.
Yunita tidak bisa memungkiri jika Tubuh dan jiwa yang kecil itu harus melihat dan menyaksikan bagaimana kedua orang tuanya di bunuh oleh perampok yang tengah merampok rumahnya.
Yunita
Yunita
'semoga kamu baik baik saja Harsa'
.....
NovelToon
Masa kecilnya Harsa sudah merenggut mimpinya, akan tetapi ia tak bisa membenci masa dimana kedua orang tuanya masih memanjakan dirinya sebagai seorang anak.

Eps - 01 After Nightmare

Harsa terbangun dari tidurnya begitu ingatan itu terputar kembali di mimpinya, keringat yang banyak membasahi sebagian pakaiannya dan bahkan nafas Harsa seakan akan sesak sesaat.
dadanya naik turun secara cepat, tak lama pintu terbuka terlihat wajah panik bibinya memasuki kamar Harsa.
Jam memang masih pukul enam pagi dan Yunita memang sering mengunjungi Harsa ketika pukul lima subuh dan ia akan pulang begitu Harsa sudah terbangun.
Itupun Yunita terpaksa harus mengikuti kemauan Harsa, jika sudah begitu ia tak bisa memaksa Harsa, akan ia lakukan apapun demi kenyamanan keponakannya.
Yunita
Yunita
Mimpi itu lagi?
Yunita mengusap surai Harsa dan mengelap sebagian keringat Harsa yang ada di wajahnya, terlihat jika wajah Yunita menatap khawatir Harsa.
Ternyata kejadian 12 tahun yang lalu masih terekam jelas di dalam ingatan Harsa.
Yunita
Yunita
Nanti siang langsung ketemu psikiater ya, mau kamu yang kesana atau paman yang kesini?
Harsa
Harsa
Paman kesini.
Yunita
Yunita
oke, biar bibi buat janji dulu.
Yunita
Yunita
Kamu pergi mandi ya.
Harsa hanya mengangguk, tak lama Yunita langsung pergi untuk menghubungi psikiater Harsa.
Lelaki yang kini berusia 20 tahun itu kini terdiam merenung sebari melihat ke arah luar jendela kamarnya, dirasa cukup ia bangkit dan langsung pergi membersihkan dirinya.
Semenjak menyelesaikan home schooling nya, Harsa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang sama, seperti ia akan membaca buku di ruangan buku dan itu bisa ia habiskan waktu seharian, atau bahkan ia akan pergi ke belakang rumah untuk menanam beberapa sayuran.
Kehidupan yang begitu saja kadang membuat Harsa bosan.
Akan tetapi ia tak mau jika dirinya kambuh di waktu yang tidak tepat.
Setelah selesai dengan mandinya Harsa turun dan berjalan menuju dapurnya yang dimana sudah banyak makanan yang Yunita siapkan untuknya.
Mata kecilnya itu menutup sebentar dan kembali terbuka, ia mendudukan dirinya di kursi dan langsung memakan sarapannya.
setelah kegiatan kecil sudah ia lakukan kini Harsa kembali bosan, namun pendengarannya tidak sengaja terarah ke rumah di sampingnya.
Ia berjalan menuju jendela besar dan mendudukan dirinya disana sebari melihat orang yang berlalu lalang memasukan sebagian barang.
Bahkan percakapan orang orang tersebut masih bisa Harsa dengar.
Zidane
Zidane
Yang bener dong!! nanti mesin cucinya rusak!!
Edgar
Edgar
Ini udah bener, tuh salahin dia noh.
Zidane
Zidane
Malah nyalahin barang, udah buruan!
Pertengkaran kecil itu membuat manik Harsa menatap bergilir kearah keduanya, ia jarang mendapatkan interaksi seperti itu, bahkan ia tak pernah memiliki teman sama sekali.
Ketakutan yang mengelilinginya seakan akan menutup diri Harsa sepenuhnya.
Ia langsung bangkit begitu mendapatkan pesan dari Yunita jika paman sudah berada di perjalanan menuju rumahnya.
Harsa langsung bersiap diri di sofa ruang tamu dengan wajah datarnya, tak lama terdengar bel pintu dan segera Harsa berjalan membukakan pintunya itu.
Tak ada sambutan atau senyuman selamat datang, meskipun begitu Harsa membiarkan nya untuk masuk dengan gestur yang lumayan sopan.
Faresta
Faresta
Terima kasih Harsa, kalau begitu mari langsung masuk sesi kita.
....
NovelToon

Eps - 02 Sesi Konseling

Flashback on.
Di umur Harsa yang baru saja menginjak 7 tahun. Sedang menatap kagum sang ayah yang terlihat menggunakan jubah putihnya, Harsa jelas tersenyum dan meminta ayahnya untuk mengendong dirinya.
Anak berusia 7 tahun itu terlihat paham akan pekerjaan yang ayahnya kerjakan itu, dan pekerjaan itu membuat Harsa langsung memiliki mimpi untuk sama seperti ayahnya.
Triadista
Triadista
Gimana?ayah ganteng kan?
Harsa mengangguk, ia masih menatap kagum ayahnya itu.
Harsa kecil
Harsa kecil
Nanti kalo aca dah besal aca mau kayak ayah!!
Meskipun sudah berusia 7 tahun kadang Harsa belum lancar di beberapa hurup yang membuatnya terdengar seperti cadel, Dista tersenyum begitu mendengar ucapan anak semata wayangnya itu.
Triadista
Triadista
Iya, nanti ayah bakal usahakan apa yang aca mau tersampaikan.
Harsa kecil
Harsa kecil
Ayah, ayah jadi doktel yang sering aca lihat di rumah sakit?terus aca liat doktel suka bikin sembuh yang sakit.
Triadista
Triadista
Ayah bukan dokter yang itu, ayah itu seorang dokter psikiater.
Terlihat Harsa bingung dengan penjelasan yang Dista berikan, meskipun si kecil itu memiliki keinginan untuk sama dengan ayahnya ia tak mengerti dengan konsep psikiater itu sendiri.
Harsa kecil
Harsa kecil
Ayah bukan doktel?
Triadista
Triadista
dokter kok sama tapi buka dokter umum, kalo Aca mau jadi dokter itu boleh kok.
Triadista
Triadista
Kita sama sama pake jubah putih ini juga.
Harsa terlihat serius dengan wajah kecilnya itu, sementara Dista terkekeh gemas melihat anaknya tengah berfikir itu.
Hingga gelengan bisa Dista lihat.
Harsa kecil
Harsa kecil
Ga, Aca mau sama kayak ayah!!
flashback off.
Kedua matanya kembali mengeluarkan airnya, Harsa dengan tatapan datarnya itu menatap sang psikiater yang ada di dihadapannya.
Ingatan perihal mimpinya itu kembali terekam di benaknya begitu Faresta menyinggung perihal mimpi Harsa.
Faresta
Faresta
Kamu bisa sembuh Harsa.
Harsa
Harsa
Apa ada seorang psikiater yang memiliki riwayat gangguan Jiwa?
Faresta terdiam sejenak mendengar perkataan yang Harsa keluarkan, lagian psikiater juga seorang manusia yang tak luput dengan gangguan batinnya atau semacamnya.
Faresta
Faresta
Tidak masalah, aku tinggal tak membuat catatan itu kalo kamu mau mendaftar kuliah dengan jurusan itu.
Harsa
Harsa
Memangnya aku sudah sembuh?
Faresta tertegun setelah kembali mendengar pertanyaan cepat yang Harsa lontarkan, jika begini kadang Faresta suka kewalahan menghadapi Harsa.
Faresta
Faresta
Belum sepenuhnya.
Faresta
Faresta
Perkembangan kamu lumayan pesat akhir akhir ini.
Faresta
Faresta
Tapi, semalam kamu ada riwayat kambuh?
Faresta
Faresta
Kirimkan laporan kepadaku setiap kamu merasa kambuh.
Hasra terdiam, semalam ia tak melapor karna ingin tahu apa dirinya ketahuan kambuh atau tidak, ternyata ketahuan.
Harsa
Harsa
Iya.
Faresta
Faresta
Berapa lama?
Harsa
Harsa
Dua jam.
Faresta mulai mencatat apa yang Harsa ucapkan dan setelahnya ia menutup bukunya begitu waktu keduanya sudah selesai.
Faresta
Faresta
Jangan lupa kirim laporan kamu kalo ada perubahan.
Faresta
Faresta
aku liat rumah di samping ada yang isi, coba kamu interaksi.
Faresta
Faresta
Itu bisa saja buat kondisi kamu membaik.
Sudah beberapa tahun saling mengenal entah kenapa Harsa masih terlihat tidak nyaman jika sudah bersama Faresta, bahkan ia kadang suka tidak merasa aman setiap Faresta duduk di hadapannya.
Harsa
Harsa
Tidak.
Faresta
Faresta
Oke oke, kalo gitu aku pulang dulu.
Faresta
Faresta
Makan yang teratur.
.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!