Keduanya sudah duduk di sofa, Harsa masih terdiam sebari menatap Zidane yang sibuk dengan ponselnya. Sebenarnya siapa tuan rumah dari rumah ini?kenapa Harsa seakan akan menjadi tamu disini.
Zidane
Oh ya Harsa, tadinya aku mau tanya dan sekaliin mastiin.
Zidane
Sebelumnya aku denger suara keras banget disini, awalnya aku kira bukan apa apa.
Zidane
Dan tadi—
Harsa
Aku kambuh.
Kerutan terlihat di kedua halis Zidane, entah keberanian dimana Harsapun tidak tau. Ia mengungkapkan kenapa setiap malam selalu bising di rumahnya.
Perasaan aman bersama Zidane membuatnya tak perlu pikir panjang untuk menceritakan semuanya, sikap waspada Hasrat seketika lenyap jika sudah bersama Zidane.
Ini aneh, ya sangat aneh karna keduanya baru saja bertemu beberapa kali. sangat berbeda ketika Harsa bersama bibi dan pamannya.
Zidane
Kambuh?
Harsa
Aku punya sakit mental.
Harsa
Dan kambuhnya aku itu bantingin semua barang, percaya atau tidak itu buat aku sedikit tenang.
Jelasnya santai, Sementara Yunita menatap kaget di lantai atas sebari melihat keduanya yang tengah duduk berdampingan, ini adalah hal pertama yang membuatnya terkejut.
Harsa
Maaf.
Harsa
Karna aku, malam kamu jadi tidak setenang sebelumnya.
Zidane terdiam, sebenarnya ia banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan. Tetapi Zidane langsung pendam mengingat jika Harsa memiliki sakit mental.
Salah bicara saja bisa buat Harsa tersinggung.
Harsa
Banyak pertanyaan yang mau kamu tanyain?
Ah, raut wajah Zidane memang sangat ketara sekarang dan Harsa jelas mampu membacanya, ia terkekeh dan memejamkan kedua netranya sesaat hingga pandangannya teralihkan ke arah Zidane.
Zidane
tidak, aku masih menghargai privasi kamu.
Zidane
Aku disini masih orang baru.
Zidane
Lagi pula aku ga berhak untuk tau kelanjutannya.
Final Zidane memang begitu, tetapi rasanya hatinya ada yang sedikit mengganjal, pertanyaan itu mecoba terus mendorong Zidane agar bertanya.
Untuk saat ini Zidane biarkan hatinya penuh dengan rasa penasarannya.
Harsa
Oh ya?
Harsa terdiam menatap Zidane yang lagi lagi membuka ponselnya ketika notifnya terdengar.
Harsa
Seseorang yang penting?
Pertanyaan konyol yang membuat Harsa tak bisa menarik kembali pertanyaan itu, tetapi rasa penasarannya terus menyelimutinya dan membuatnya tak tahan dengan hawa panasnya.
Zidane
hanya pekerjaan.
Harsa
maaf sudah memotong waktu pentingmu.
Zidane mengeleng, sebenarnya ini bukan jam kerjanya lagi tetapi Dikta terus saja mengirimkan beberapa file yang perlu di selesaikan secapatnya.
Zidane
Tidak, jam kerjaku sudah habis.
Zidane
Mungkin akan aku lanjut besok.
Harsa
Ah, begitu.
Zidane bangkit dari duduknya dan menatap Harsa yang ikut bangkit.
Zidane
Kalau begitu aku pulang dulu, kalau ada apa apa hubungi aku.
Harsa
Boleh?
Zidane
Tentu boleh! kita tetangga sekarang, jadi ya ga masalah.
Zidane
Aku pulang Harsa, titip salamku pada bibimu.
Zidane langsung melesat pergi setelah berpamitan dengan Harsa, tak lama Yunita turun dari lantai atas dan menghampiri Harsa dengan perasaan khawatirnya.
Sejauh ini aku jadi semakin ngerti tentang orang yang punya penyakit mental. Tapi tetap bukan Tipe F yang sebaik Zidane ke Harsa. Alurnya.. hmm i feel mending cepat banyakin Scene Zidane-Harsaa😭🙏🏻
2024-11-18
7
𓆩Huang_Fox°𓆪
Enak banget bisa dekat sama anak tetangga😭 gweh juga mau😶
Comments
cell?DISINII 🙋🏻♀️🙋🏻♀️
lanjut dong thorrrrrrr
2024-11-18
1
𓆩Huang_Fox°𓆪
Sejauh ini aku jadi semakin ngerti tentang orang yang punya penyakit mental. Tapi tetap bukan Tipe F yang sebaik Zidane ke Harsa. Alurnya.. hmm i feel mending cepat banyakin Scene Zidane-Harsaa😭🙏🏻
2024-11-18
7
𓆩Huang_Fox°𓆪
Enak banget bisa dekat sama anak tetangga😭 gweh juga mau😶
2024-11-18
6