Urusan Zidane tentu belum selesai tetapi dirinya sudah tak sabar untuk pulang kerumahnya, entah kenapa perasaan tak sabarannya itu ada ketika Harsa memintanya untuk berkunjung.
Tian yang selesai dengan berkasnya hanya menatap bingung Zidane, berkas yang selesai ia tanda tangani itu langsung di berikan kepada Dikta.
Dikta
Terima kasih tuan besar.
Tian
Iya, kamu pulang duluan aja, biar Mark pulang sendiri.
Dikta
Baik.
Dikta menunduk hormat kepada Tian begitupun Zidane yang masih melamun itu, Tian mengerutkan kedua halisnya dan menepuk tangannya di hadapan Zidane.
Tian
Kamu kenapa bang?
Zidane
Loh?udah selesai Bu?
Zidane
Diktanya kemana?
Tian
Udah bubu suruh pulang duluan, kamu makan malam disini aja ya.
Zidane
ah maaf bu, Abang udah ada janji sore ini.
Tian
Janji?sama siapa?
Zidane
Sama Harsa Bu, Abang pulang dulu ya.
Zidane meraih tangan kanan Tian dan mengecupnya, setelahnya ia langsung melesat pergi meninggalkan Tian yang masih kebingungan dengan sikap Zidane.
Perjalanan cukup memakan waktu, jarak rumahnya dengan rumah orang tuanya lebih jauh di bandingkan kantornya, jalanan sore jelas terlihat padat.
Banyak mobil ataupun motor yang berlalu lalang memenuhi jalan sore ini.
Setelah menghabiskan 40 menit lamanya akhirnya mobil yang Zidane tumpangi sampai di halaman rumahnya.
begitu keluar dari mobilnya pendengarannya di sambut oleh suara bantingan barang yang cukup keras, Zidane menoleh ke arah rumah Harsa dimana asal suara itu terdengar.
Ia langsung berlari menuju rumah Harsa dan mengetuknya secara keras namun suara itu terus semakin terdengar di telinga Zidane.
Zidane
Maaf, aku dobrak ya Harsa.
BRUK!!
Pintu terbuka, Zidane terkejut melihat kacaunya rumah Harsa saat ini, Harsa yang menyadari keberadaan Zidane langsung berjalan mundur dengan kedua tangannya yang terus mengenggam tongkat kayu yang entah ia dapatkan dari mana.
Harsa
Pergi.
Harsa
PERGI!!
Zidane
Ini aku Zidane, Harsa kamu kenapa??
Harsa
PERGI!! PERAMPOK SIALAN!!
Baru saja Harsa ingin melayangkan tongkatnya Zidane langsung menahannya, melihat keadaan kacau Harsa membuatnya tak bisa meninggalkan Harsa sendirian, jikapun ia luka sekalipun selagi Harsa baik baik saja itu tak masalah.
Zidane
Harsa, tenang oke?tenang.
Zidane
Aku bukan perampok yang kamu maksud.
Zidane
Aku Zidane, tetangga kamu.
pikiran Harsa yang awalnya kalang kabut kini perlahan mulai jernih, penglihatannya yang rabun karna air matanya kini kembali jelas begitu air yang terbenung turun begitu saja.
Tubuhnya hampir saja ambruk jika saja Zidane tak langsung menahannya, bahkan tongkat yang Harsa pegang sudah mengelinding menjauh.
Zidane
Harsa?
Zidane
Kamu gapapa?
Harsa mendongak menatap wajah Zidane, kedua tangannya meraih wajah yang menurutnya tampan itu.
Zidane
Kenapa, Harsa?
Harsa
Aku ga kenal siapa kamu, tapi kenapa kamu buat aku ngerasa aman?
Kedua halis Zidane berkerut heran dengan ucapan Harsa yang membuatnya bingung apa maksud dari perkataannya itu.
Hingga akhirnya Harsa pingsan, Zidane dengan tenang langsung mengendong tubuh Harsa dan membawanya kedalam kamar di pemilik rumah.
Zidane
Maaf, Harsa aku ijin masuk kamar kamu.
Ia membaringkan tubuh kecil Harsa dan memakaikannya selimutnya, pandangannya teralihkan begitu ia melihat banyak obat di nakas kamar.
Comments
𓆩Huang_Fox°𓆪
Tolongg ini traumanya kumat, aaa Zidane../Frown/
2024-11-17
7
𓆩Huang_Fox°𓆪
Masih disuruh berkunjung aja udah ngga sabaran, apalagi entar kalau disuruh pulang smaa Harsanya.. langsung otewe tanpa babibu kayaknya/Hey/
2024-11-17
7
Dira Meilani
harus lanjut lagi kak
2024-11-15
1