Faresta menutup laporannya dengan senyuman cerah yang sangat terlihat, ia menghela nafas lega saat melihat hasil dari kondisi Harsa.
Perkembangan yang sangat pesat memang terkadang membuat Faresta takut, ia takut jika perkembangan itu akan turun secara tiba tiba.
Faresta
Kondisi kamu udah bisa di bilang sangat baik, tapi tetap saja.
Faresta
itu belum di nyatakan sembuh total, tetapi selagi keadaanmu baik semuanya akan aman.
Faresta
Tapi kita tetap harus menjalani konseling.
Faresta
Kita undur jadi sebulan sekali.
Harsa tersenyum senang, Faresta yang pertama kali melihat senyum cerahnya Harsa itu terdiam dan tertegun, melihat senyuman yang selalu ia tunggu jelas membuatnya tak bisa membendung air matanya.
Ia berharap Yunita ada disini menyaksikan bagaimana bahagianya keponakannya ini.
Harsa
Paman nangis?
Faresta langsung memalingkan wajahnya, ia mencoba menyeka air matanya pelan tanpa Harsa ketahui.
Faresta
Apa boleh paman panggil bibimu kesini?
Harsa
Nanti saja paman, Bibi pasti sedang sibuk.
Faresta mengangguk, lagi pula Yunita pasti tengah fokus pada pekerjaannya, mengingat jika sekarang masih memasuki jam kerjanya.
Harsa
Paman, boleh aku panggil Zidane buat masuk?
Faresta
tentu, panggil saja.
Harsa kembali tersenyum, ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar rumah dimana Zidane tengah duduk di teras rumah Harsa.
Harsa
Azikra.
Zidane menoleh terkejut mendengar nama panjangnya di sebut oleh Harsa, ia menatap tanya Harsa sekalian bangkit dari duduknya.
Zidane
Azikra?
Harsa
Kenapa?
Zidane
Engga sih, cuman agak aneh aja.
Zidane
Aku kan biasanya di panggil Zidane, sekarang tiba tiba di panggil Azikra.
harsa hanya mengangkat bahunya dan tersenyum membuat Zidane terkekeh.
Harsa
Ayo masuk, kita ngobrol bareng paman.
Zidane
Boleh?
Harsa
Boleh, ayo.
Harsa menarik tangan Zidane dan membawanya masuk, hal yang pertama keduanya lihat adalah Faresta yang tengah menangis disana, tentu itu membuat keduanya menatap tanya satu sama lain.
Zidane
Kamu apakan pamanmu, Harsa?
Harsa
Aku gatau.
Faresta langsung tersadar begitu melihat Zidane dan Harsa berdiri tengah menatapnya, ia langsung mengelap wajahnya dengan sapu tangan miliknya.
Faresta
Astaga, Maaf paman kebawa suasana.
....
Keesokan harinya.
Zidane menatap wajah mengemaskan Harsa yang tengah mendengarkan ocehan Edgar, Semenjak kenalan sebelumnya Edgar mulai terlihat dekat dengan Harsa.
tentu, melihat Harsa yang nyaman dengan Edgar kadang membuat Zidane ikut merasakannya.
Edgar
Kadang aku aneh kak, kenapa kakak bisa akrab banget bareng abang?
Edgar terus mengoceh perihal bagaimana bisa Zidane yang awalnya tidak tertarik memiliki seorang teman tiba tiba berubah setelah hadirnya Harsa.
Harsa
Akupun, Gatau Edgar.
Edgar
Kalau gitu gimana dengan aku?
Harsa terdiam sementara Edgar menatap harap Harsa, ia ingin mendengar jawaban yang sangat ia inginkan, Edgar berharap Harsa ingin lebih akrab dengan dirinya.
Zidane yang sedari tadi diam hanya terkekeh gemas melihat wajah berfikirnya Harsa, terlihat sangat menggemaskan.
Harsa
Eum.. Boleh.
Zidane
Harusnya tolak saja Harsa, nanti bocah ini malah nyusahin kalo kamu terima.
Harsa
Oh ya? Kalau begitu aku ikuti kata abangmu, Edgar.
Edgar melotot tak percaya, ia langsung menatap tajam Zidane yang tertawa puas setelah menjahili adiknya lewat Harsa.
Melihat wajah marahnya Edgar kadang menjadi hiburannya tersendiri, kakak mana yang tidak senang melihat adiknya marah karna ulah dirinya?
Edgar
Kak Harsa, liat Abang!!
Rengekan Edgar membuat Harsa ikut tertawa, ia tak menyangka. di balik badan bongsornya Edgar ternyata ada sifat manja yang tersebunyi disana.
Ah, Harsa menjadi gemas kepada Edgar.
Edgar
Ternyata kalian sama saja.
Zidane
Iya iya, Maafin kita deh.
Edgar
Gamau!
Edgar langsung melesat memasuki kamarnya, sementara Zidane tertawa melihat adiknya yang benar benar marah padanya.
Harsa
Zidane, bujuk adiknya.
Harsa
Malah ketawa.
Zidane
Biarin, nanti juga balik lagi.
Benar saja, tak lama Edgar keluar kembali di kamarnya dan duduk di samping Harsa.
Semenjak keduanya saling kenal dan Edgar adalah adik dari Zidane entah kenapa membuat Harsa tak masalah bisa berdekatan dengan Edgar.
Edgar
Nanti marahin dia kak, tolong pihak aku.
Edgar
Bubu udah gaada di pihak aku.
Suara yang terdengar berbisik itu membuat Harsa tersenyum gemas, apakah begini rasanya memiliki seorang adik? Harsa yang biasanya hidup sendiri jelas tak pernah merasakan hubungan yang menurutnya masih sangat asing ini.
Comments
Dira Meilani
iya kak jangan lupa lanjut soalnya masih dipantau hhe
2024-12-06
4
𓆩Huang_Fox°𓆪
Oh really?? bakal sepanjang apa kali ini? 100(+)eps/Smile/
2024-12-06
5
jierra
aku nunggu kok kak tng aj msh stay kok😁
2024-12-06
2