Bab 14 - Tamu

Pukul 18.30 WIB

Dua jam yang lalu, Tuan Bara sudah pulang dan mengumpulkan semua pelayan. Beliau mengatakan jika akan ada tamu yang datang dan menyuruh para pelayan menyajikan makan malam serta kudapan.

Hana, Ayu dan Sinta bertugas memasak hidangan berat, sedangkan Siska dan Naomi membuat beberapa kudapan.

"Minggir!"

Sejak tadi Hana selalu saja menyuruhnya minggir, padahal wilayah memasak mereka berbeda. Wanita itu masih tidak terima karena Naomi berani melawannya siang tadi.

Hanya tinggal sedikit lagi masakan Naomi beres, Siska sudah menata kudapan yang matang di atas piring dengan cantik.

Piring-piring itu di letakkan di dalam lemari kaca dulu sebelum nantinya disajikan setelah semua orang selesai menyantap makan malam.

"Mending kamu beresin meja makan aja, biar ini aku lanjutin," ucap Siska.

Naomi mengangguk dan segera menuju meja makan untuk mengelap meja menata peralatan makan. Tuan Bara sudah mengatakan jika tamunya akan datang pukul 7 malam.

"Naomi."

Suara bariton seseorang yang baru saja datang membuat Naomi menoleh, yang memanggilnya adalah tuan mudanya. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya.

Gama menggeleng, "Sebenarnya aku masih ada pekerjaan, tapi Papa menyuruhku pulang karena ada tamu penting," keluhnya pada Naomi.

Naomi yang tidak tau menahu tentang tamu ini hanya tersenyum kecil, "Sebaiknya Tuan segera mandi, sepertinya sebentar lagi tamunya akan datang."

"Benar, kalau begitu aku akan mandi dulu. Nanti kita mengobrol lagi ya?" balas Gama.

Naomi mengacungkan dua jempolnya dan tersenyum menampilkan giginya. Terlihat sangat lucu di mata Gama.

Setelah kepergian Gama, Naomi kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia menuju dapur untuk mengambil makanan yang sudah siap untuk di hidangkan.

"Ini sudah semua kan, Mbak?" tanyanya pada Ayu yang sedang minum.

"Matamu mendadak buta?!! Semuanya sudah tertata rapi dan kau masih bertanya?" sahut Hana.

Bukannya Naomi tidak tau, dia hanya ingin memastikan kembali jikalau masih ada makanan yang belum di taruh piring. "Santai aja Mbak! Sering marah cuma bikin cepet tua," balasnya.

"Dari siang kau selalu saja menjawab ucapanku!!" geram Hana.

"Mulut memang di ciptakan untuk berbicara, kan? Memangnya ada larangan aku tidak boleh

jawab omongan Mbak Hana?"

Balasan Naomi semakin membuat Hana naik pitam. "Kau!!"

"Sudahlah! Waktu kita tinggal sedikit, jangan sampai Tuan Bara menghukum kita semua," sela Siska.

Dia adalah pelayan yang paling tua di kediaman Maharaja, jadi dia sama sekali tidak takut dengan Hana meskipun dia sama saja ikut merundung Naomi.

Akhirnya semua hidangan sudah tersaji di atas meja makan, keempat pelayan itu berdiri berjajar tak jauh dari meja makan. Siap siaga jika ada yang dibutuhkan oleh tuan rumah atau tamu nantinya.

Samar-samar mereka mendengar Tuan Bara menyambut tamunya, ini pertama kalinya Naomi menyambut tamu, jadi dia hanya mengikuti para pelayan yang lain.

"Silahkan, silahkan. Kita makan malam dulu," ajak Tuan Bara kepada ketiga tamunya.

"Di mana Gama?" tanya salah satu tamu yang terlihat seumuran dengan Gama. Wanita yang terlihat sangat cantik dengan dress merah menyala.

"Sepertinya masih mandi. Ayo duduk dulu, sebentar lagi dia akan bergabung," jawab Tuan Bara.

Tuan Bara dan para tamu itu duduk dan saling berbincang sembari menunggu Gama bergabung. "Sepertinya aku baru pertama kali melihat pelayanmu itu," celetuk salah satu tamu.

Tuan Bara ikut memandang ke arah Naomi, "Iya, dia pelayan baru di sini."

Percakapan mereka terhenti kala Gama akhirnya ikut bergabung, "Ini dia yang kita tunggu-tunggu," ucap Tuan Bara.

Sedangkan Gama menatap datar tamu sang ayah. "Ini yang Papa maksud tamu penting?"

"Iya. Ayo duduk, kita mulai acara makan malam ini."

...****************...

"Tidak perlu, Tuan! Saya bisa melakukannya sendiri," kata Naomi.

Saat ini ia sedang mencuci peralatan makan, dan di sampingnya Gama tengah merecokinya karena mengatakan ingin membantunya.

"Tak apa, aku cepat belajar. Ayo ajari aku!" balas Gama.

Naomi menghembuskan napasnya lelah, pekerjaanya tidak akan selesai jika terus diganggu seperti ini. "Tuan duduk saja, aku akan membuatkan teh chamomile untuk anda," putus Naomi.

Mendengar itu, ekspresi Gama berubah sumringah. "Sudah lama aku tidak meminum teh buatanmu. Sudah lama juga kita tidak berbincang tengah malam."

"Kalau begitu aku akan menunggumu di ruang makan."

Naomi menggelengkan kepalanya, dia tidak menyangka tuan mudanya akan bersikap seperti ini. Saat pertama kali dia bertemu, aura pria itu terlihat dingin dan kejam. Ternyata dia juga memiliki sisi manis seperti ini.

"Apa yang kau pikirkan, Naomi!" desisnya pelan dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Awalnya ini bukan tugasnya, tapi lagi-lagi Hana melimpahkan pekerjaan ini padanya. Ketiga pelayan itu sudah kembali ke paviliun sejak tadi, meninggalkannya begitu saja dengan cucian menumpuk.

Lima belas menit kemudian, semua peralatan kotor sudah kembali bersih seperti semula. Hanya tinggal di lap sebelum di masukkan ke dalam tempat penyimpanan. Sebelum itu ia akan membuat teh terlebih dahulu.

Bersambung

Terimakasih sudah membaca 🤗

Episodes
1 Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2 Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3 Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4 Bab 4 - Teh Chamomile
5 Bab 5 - Kolam renang
6 Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7 Bab 7 - Kamar Gama
8 Bab 8 - Jam tangan
9 Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10 Bab 10 - Sifat asli
11 Bab 11 - Makan malam dan taman
12 Bab 12 - Pertemuan
13 Bab 13 - Pertikaian
14 Bab 14 - Tamu
15 Bab 15 - Sebuah ungkapan
16 Bab 16 - Teh Chamomile 2
17 Bab 17 - Tidak tahan
18 Bab 18 - Ajakan ke kantor
19 Bab 19 - Kekeliruan
20 Bab 20 - Baikan
21 Bab 21 - Sakit
22 Bab 22 - Kantor
23 Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24 Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25 Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26 Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27 Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28 Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29 Bab 29 - "Hanya ingin"
30 Bab 30 - Mas dan Adek
31 Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32 Bab 32 - Trending 1
33 Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34 Bab 34 - Terlalu takut
35 Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36 Bab 36 - Sebuah penawaran
37 Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38 Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39 Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40 Bab 40 - Sama-sama gila
41 Bab 41 - Taman Bermain
42 Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43 Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44 Bab 44 - Tempat baru
45 Bab 45 - Perubahan
46 Bab 46 - Bertemu
47 Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48 Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49 Bab 49 - Lega
50 Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51 Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52 Bab 52 - Berita hangat
53 Bab 53 - H-1 Pernikahan
54 Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55 Bab 55 - SAH
56 Bab 56 - Melayang di atas awan
57 Bab 57 - Honeymoon
58 Bab 58 - Oleh-oleh
59 Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60 Bab 60 - Pemeriksaan
61 Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62 Cerita baru - Bukan pilihan gila
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2
Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3
Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4
Bab 4 - Teh Chamomile
5
Bab 5 - Kolam renang
6
Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7
Bab 7 - Kamar Gama
8
Bab 8 - Jam tangan
9
Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10
Bab 10 - Sifat asli
11
Bab 11 - Makan malam dan taman
12
Bab 12 - Pertemuan
13
Bab 13 - Pertikaian
14
Bab 14 - Tamu
15
Bab 15 - Sebuah ungkapan
16
Bab 16 - Teh Chamomile 2
17
Bab 17 - Tidak tahan
18
Bab 18 - Ajakan ke kantor
19
Bab 19 - Kekeliruan
20
Bab 20 - Baikan
21
Bab 21 - Sakit
22
Bab 22 - Kantor
23
Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24
Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25
Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26
Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27
Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28
Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29
Bab 29 - "Hanya ingin"
30
Bab 30 - Mas dan Adek
31
Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32
Bab 32 - Trending 1
33
Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34
Bab 34 - Terlalu takut
35
Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36
Bab 36 - Sebuah penawaran
37
Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38
Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39
Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40
Bab 40 - Sama-sama gila
41
Bab 41 - Taman Bermain
42
Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43
Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44
Bab 44 - Tempat baru
45
Bab 45 - Perubahan
46
Bab 46 - Bertemu
47
Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48
Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49
Bab 49 - Lega
50
Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51
Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52
Bab 52 - Berita hangat
53
Bab 53 - H-1 Pernikahan
54
Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55
Bab 55 - SAH
56
Bab 56 - Melayang di atas awan
57
Bab 57 - Honeymoon
58
Bab 58 - Oleh-oleh
59
Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60
Bab 60 - Pemeriksaan
61
Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62
Cerita baru - Bukan pilihan gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!