Bab 7 - Kamar Gama

Naomi sudah selesai mengenakan seragam kerjanya, ia keluar dari kamarnya untuk memulai tugasnya. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.

Saat melewati dapur, 2 pelayan yang bertugas menyiapkan sarapan menatapnya dengan garang. Sepertinya tingkat kebencian mereka bertambah.

Bagaimana tidak, selama satu minggu dia tidak melakukan apapun, tugasnya di serahkan kepada 4 pelayan lainnya. Semua itu perintah dari Gama, sebagai hukuman karena mengabaikan Naomi satu minggu yang lalu.

Naomi tidak memusingkan hal itu, toh niatnya hanya bekerja dan segera angkat kaki dari sini. Selagi dia tidak melakukan kesalahan apapun.

Kini ia sudah sampai di depan kamar Gama, tugasnya sekarang berubah. Tidak ada lagi tugas membersihkan kolam maupun garasi.

Tugasnya sekarang hanya membersihkan 4 kamar di lantai atas dan menyiapkan pakaian kerja untuk Gama setiap pagi.

Tok! Tok! Tok!

Naomi mengetuk pintu kamar pelan, Tuan mudanya sudah di pastikan belum bangun. Dia membuka pintu dengan pelan agar tidak mengusik Gama

Kamarnya sangat luas, dia bisa melihat Gama yang tidur dengan posisi tengkurap. Selimut tebal hanya menutup tubuh bagian bawahnya, mempertontonkan punggung lebarnya yang tidak tertutup apapun.

Dia segera menuju walk in closet yang terletak di sudut kamar. Naomi mengeryitkan alisnya, "Mbak Hana?" ucapnya. Di dekat lemari jas, Hana berdiri di sana memengang dua buah jas dengan warna berbeda.

Hana adalah pelayan yang bertugas menyiapkan kebutuhan Gama sebelum berkerja, tapi bukankah sekarang tugasnya dialihkan kepada Naomi?

"Kenapa kau di sini?" balas Hana balik bertanya dengan tatapan sengit.

Kali ini Naomi tidak gentar sedikitpun, "Loh, harusnya aku yang tanya begitu. Kenapa Mbak Hana ada di sini? Sekarang yang bertugas menyiapkan kebutuhan Tuan Gama, aku kan?" ucapnya sembari menunjuk dirinya sendiri.

Mendengar hal itu, wajah Hana memerah. Wanita itu menaruh dua jas yang ia pegang ke atas meja kaca yang di bawahnya berisi koleksi jam milik Gama.

Hana mendekati Naomi yang masih berdiri di dekat sekat kayu, "Dengar! Sampai kapanpun aku tidak akan menyerahkan tugas ini kepadamu!"

"Tapi Tuan Gama sendiri yang memberikan perintah," jawab Naomi.

"Aku tidak peduli! Aku sudah melakukan tugas ini dari lama, berani-beraninya pelayan rendahan sepertimu ingin menggantikanku?!" cela Hana.

Naomi terkekeh kecil, "Silahkan jika Mbak Hana ingin di hukum Tuan muda karena tidak mematuhi perintahnya."

Amarah Hana semakin tersulut, dengan cepat ia mendorong Naomi hingga membentur dinding di belakangnya. "Berani-beraninya kau mengguruiku!! Ingat posisimu, kau hanya istri yang dijual oleh suaminya sendiri! Kau tidak pantas mengucapkan hal itu padaku!"

Gama yang mendengar suara benturan serta orang berbicara terbangun dari tidurnya, pria itu bangun dari tidurnya dan memijat pelipisnya. Dia baru tertidur pukul 3 pagi, dan sekarang kepalanya terasa pening.

Pria itu turun dari atas kasur dan melangkah menuju sumber suara. "Ada apa ini?!" ucapnya dengan datar.

Naomi masih bersandar di dinding, sedangkan Hana mengepalkan kedua tangannya. Dua wanita itu menoleh secara bersamaan ke arah Gama.

"Apa yang kalian lakukan hingga menganggu tidurku?!!" tanya Gama.

"Mbak Hana..."

"Dia menerobos kamar anda seenaknya Tuan," Hana menyela ucapan Naomi terlebih dulu.

Gama memijat pelipisnya lagi, "Benar begitu?" tanyanya sembari menatap Naomi.

Wanita itu menegakkan tubuhnya dan menggeleng, "Mbak Hana...."

"Dia ingin mengambil pekerjaanku, Tuan!" lagi-lagi Hana menyela ucapan Naomi. Wanita itu berusaha mencari muka di depan Gama.

"Bisakah kau diam dulu? Aku berbicara dengannya, bukan denganmu!!" bentak Gama, suasana hatinya pagi ini sangat buruk

Hana menggeram rendah, dia menatap Naomi dengan marah. Lagi-lagi tuan mudanya membela wanita miskin itu, batinnya.

"Kau bisa berbicara," perintah Gama pada Naomi.

Naomi mengangguk, kedua tangannya bertaut di depan tubuhnya. "Pagi ini saya ingin menyiapkan baju kerja untuk Tuan Gama. Tetapi saat saya masuk walk in closet, Mbak Hana sudah berada di sana."

"Bukankah Tuan sendiri yang menyuruh saya dan Mbak Hana bertukar tugas?" jelas Naomi.

Tatapan kebencian di kedua bola mata Hana semakin dalam, jika tidak ada Gama mungkin ia sudah menampar Naomi saat itu juga.

"Mbak Hana mengatakan bahwa saya adalah pelayan rendahan dan tidak pantas mengemban tugas tersebut," lanjut Naomi.

Gama sudah bisa menarik kesimpulan dari penjelasan itu, dia yakin pelayan barunya itu berkata jujur. Dia sudah mengenal Hana lebih lama dan tau sifat dari wanita itu.

"Kau keluar dari sini, mulai hari ini tugasmu akan digantikan Naomi," perintah Gama

Hana masih terlihat tidak terima, "Tap--"

"Aku tidak menerima bantahan, atau siap-siap ku pecat!" sela Gama.

Hana menghentakkan kakinya dengan keras dan langsung melangkah keluar tanpa pamit. Naomi tersenyum di dalam hati karena menang melawan wanita itu.

"Lanjutkan pekerjaanmu. Aku ingin tidur lagi, bangunkan aku jam 8," ucap Gama dan kembali menuju kasurnya.

Gama adalah orang yang kurang memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Dia bahkan tidak pernah tertarik dengan masalah para pelayan yang sudah melayani keluarganya dari lama.

Tapi setelah kedatangan Naomi, sepertinya dia mulai berubah. Intinya, dia hanya peduli kepada Naomi.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca 🤗

Episodes
1 Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2 Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3 Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4 Bab 4 - Teh Chamomile
5 Bab 5 - Kolam renang
6 Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7 Bab 7 - Kamar Gama
8 Bab 8 - Jam tangan
9 Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10 Bab 10 - Sifat asli
11 Bab 11 - Makan malam dan taman
12 Bab 12 - Pertemuan
13 Bab 13 - Pertikaian
14 Bab 14 - Tamu
15 Bab 15 - Sebuah ungkapan
16 Bab 16 - Teh Chamomile 2
17 Bab 17 - Tidak tahan
18 Bab 18 - Ajakan ke kantor
19 Bab 19 - Kekeliruan
20 Bab 20 - Baikan
21 Bab 21 - Sakit
22 Bab 22 - Kantor
23 Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24 Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25 Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26 Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27 Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28 Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29 Bab 29 - "Hanya ingin"
30 Bab 30 - Mas dan Adek
31 Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32 Bab 32 - Trending 1
33 Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34 Bab 34 - Terlalu takut
35 Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36 Bab 36 - Sebuah penawaran
37 Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38 Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39 Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40 Bab 40 - Sama-sama gila
41 Bab 41 - Taman Bermain
42 Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43 Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44 Bab 44 - Tempat baru
45 Bab 45 - Perubahan
46 Bab 46 - Bertemu
47 Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48 Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49 Bab 49 - Lega
50 Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51 Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52 Bab 52 - Berita hangat
53 Bab 53 - H-1 Pernikahan
54 Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55 Bab 55 - SAH
56 Bab 56 - Melayang di atas awan
57 Bab 57 - Honeymoon
58 Bab 58 - Oleh-oleh
59 Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60 Bab 60 - Pemeriksaan
61 Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62 Cerita baru - Bukan pilihan gila
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2
Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3
Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4
Bab 4 - Teh Chamomile
5
Bab 5 - Kolam renang
6
Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7
Bab 7 - Kamar Gama
8
Bab 8 - Jam tangan
9
Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10
Bab 10 - Sifat asli
11
Bab 11 - Makan malam dan taman
12
Bab 12 - Pertemuan
13
Bab 13 - Pertikaian
14
Bab 14 - Tamu
15
Bab 15 - Sebuah ungkapan
16
Bab 16 - Teh Chamomile 2
17
Bab 17 - Tidak tahan
18
Bab 18 - Ajakan ke kantor
19
Bab 19 - Kekeliruan
20
Bab 20 - Baikan
21
Bab 21 - Sakit
22
Bab 22 - Kantor
23
Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24
Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25
Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26
Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27
Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28
Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29
Bab 29 - "Hanya ingin"
30
Bab 30 - Mas dan Adek
31
Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32
Bab 32 - Trending 1
33
Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34
Bab 34 - Terlalu takut
35
Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36
Bab 36 - Sebuah penawaran
37
Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38
Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39
Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40
Bab 40 - Sama-sama gila
41
Bab 41 - Taman Bermain
42
Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43
Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44
Bab 44 - Tempat baru
45
Bab 45 - Perubahan
46
Bab 46 - Bertemu
47
Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48
Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49
Bab 49 - Lega
50
Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51
Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52
Bab 52 - Berita hangat
53
Bab 53 - H-1 Pernikahan
54
Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55
Bab 55 - SAH
56
Bab 56 - Melayang di atas awan
57
Bab 57 - Honeymoon
58
Bab 58 - Oleh-oleh
59
Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60
Bab 60 - Pemeriksaan
61
Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62
Cerita baru - Bukan pilihan gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!