Bab 6 - Pelajaran untuk Clara

Dokter keluarga yang di panggil untuk memeriksa Naomi sudah pulang 10 menit yang lalu. Wanita muda itu terserang demam, belum lagi kedua sudut bibirnya yang sobek serta memar di kedua pipinya akibat tamparan Clara.

Gama yang berada di dalam kamar Naomi memeperhatikan pelayan barunya itu dalam diam. Untung saja dia pulang karena ada berkas yang tertinggal, jika tidak entah apa yang akan Clara lakukan lebih jauh.

Mengenai Clara, Gama menguncinya di dalam kamarnya. Dia sudah menyuruh satpam dan beberapa bawahannya untuk menyeret wanita itu yang berusaha kabur tadi.

"Sadarlah, aku akan memberikan pelajaran pada jalang itu!"

Setelah mengatakan itu, Gama keluar dari kamar Naomi. Di depan kamar, ada Bibi Sarah dan 4 pelayan lain yang menunduk ketakutan.

"Aku titip Naomi padamu Bi, jangan biarkan siapapun masuk kecuali dirimu," perintahnya pada Bibi Sarah.

"Baik, Tuan muda."

Gama melanjutkan langkahnya, tetapi baru 2 langkah ia kembali menoleh. "Untuk kalian berempat, tunggu hukuman dariku setelah aku selesai dengan jalang itu!"

Dari keempat pelayan itu, hanya 3 orang yang mengangguk ketakutan. Sedangkan Hana menunduk sembari mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.

Di lantai atas, tepatnya di dalam kamar Gama, Clara meraung keras di dalam kamar. Dia menggedor-gedor pintu dari dalam, berharap agar di lepaskan.

"GAMA!! Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?!! Bukankah kau mencintaiku?!! Kenapa kau lebih memilih janda miskin itu?!!!"

Dag! Dag! Dag!

"GAMA!!"

Sang pemilik nama mendengarkan semuanya dari luar pintu, ujung bibirnya terangkat. Mencintai? Omong kosong macam apa itu!

Gama memberikan perintah lewat mata kepada dua penjaga di depan kamar agar pergi. Setelah keduanya pergi ia membuka pintu kamarnya.

Clara yang tidak siap dan posisi yang masih di balik pintu lansung terjatuh dengan keras di atas lantai, karena Gama mendorong pintunya dengan keras ke dalam.

"Coba ulangi lagi apa yang kau ucapkan tadi. Aku ingin mendengarnya lebih jelas!" pinta Gama dengan datar.

Clara meringis merasakan sakit di permukaan bokongnya, dia berusaha untuk berdiri dan menghadap Gama.

"Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?! Kita sudah bersama bertahun-tahun dan aku selalu memuaskanmu! Kenapa karena janda itu kau berubah!"

Clara mengeluarkan isi hatinya dengan menggebu-gebu, berharap Gama akan tersentuh. Tapi tebakannya salah, Gama justru menggelengkan kepalanya.

"Bukan! Bukan kalimat itu yang ingin ku dengar!"

Clara mengerutkan alisnya, "Ada kalimat yang belum kau ucapkan! Coba ingat-ingat dan ucapkan dengan LANTANG di depanku!" lanjut Gama menekankan kata lantang.

Belum ia ucapkan? batin Clara. Dia kembali mengingat-ingat apa saja yang sudah ia ucapkan sebelumnya. Setelah beberapa saat, ia teringat sesuatu.

"Bukankah kau mencintaiku?" gumamnya pelan sembari menatap Gama dengan penasaran.

Gama melengkungkan bibirnya ke atas, "Coba ucapkan kalimat itu dengan lantang," pintanya.

Clara dengan berani menatap kedua bola mata Gama. "BUKANKAH KAU MENCINTAIKU?!!" teriaknya dengan lantang.

Plak!

Satu tamparan yang dilayangkan Gama mengenai pipi kirinya, "Sejak kapan aku mencintaimu!!" tegas pria itu.

Clara yang memegangi pipinya menatap tajam Gama. "Saat bercinta kau selalu mengucakan I Love You padaku!!"

HA HA HA HA

Gama tertawa dengan begitu keras. "Hanya karena itu? Jika kau belum tau, aku selalu mengucapkan kalimat itu saat di atas ranjang, bukan hanya denganmu!"

"Clara, Clara! Kau itu ternyata sangat bodoh! Aku mengatakan I Love You bukan karena aku mencintaimu, aku selalu mengatakan itu saat aku puas dengan wanita yang melayaniku!" jelas Gama.

Katakanlah Gama pria brengsek. Nyatanya dia memang brengsek!

Hidup penuh tuntutan karena menjadi anak tunggal, ibunya meninggal saat usianya baru 10 tahun. Dia sudah meniduri banyak wanita sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, semua itu ia lakukan untuk menghilangkan setres.

Tuan Bara tidak pernah mempermasalahkan hal itu, meskipun apa yang dilakukan sang anak salah. Gama memang terlahir dari bibit brengsek seperti sang ayah.

"Meskipun begitu kau tidak bisa membuangku begitu saja! Aku masih ingin bersamamu! Tak apa jika kau tidak mencintaiku, yang penting kau tidak membuangku!" Clara meraih tangan Gama dan memohon-mohon.

Gama dengan cepat menyentak tangan itu, "Omong kosong! Dari awal aku sudah memperingatkanmu untuk tidak tidur dengan laki-laki lain. Tapi apa? Kau yang mengingkarinya sendiri."

"Aku memang menyukai servismu, tapi aku benci penghianatan!" lanjut pria itu dengan tatapan menusuk.

Clara menggeleng kuat, "Apa maksudmu? Aku tidak menghianatimu, sayang!" ucapnya membela diri.

Gama tersenyum miring dan mengeluarkan ponselnya, membuka galeri dan memainkan satu video dengan volume keras.

Saat itu juga suara desahan seorang wanita terdengar begitu keras. Suara itu milik Clara yang mendesah kuat karena kenikmatan yang diberikan pria di atasnya, dan jelas jika pria itu bukanlah Gama.

Wajah Clara memucat, "Lalu siapa yang mendesah kenikmatan di dalam video ini?!" kata Gama memperlihatkan video itu kepada Clara.

"Kau membawa pria lain masuk ke dalam apartemen yang aku belikan dan dengan beraninya bercinta di sana!" bentaknya.

"Tidak sayang! Itu bukan aku!!" balas Clara dengan gemetar. "Percaya padaku!!"

Gama maju ke depan dan menarik rambut Clara dengan kasar. "Lepaskan! Sakit Gama, lepaskan!" pinta wanita itu.

Bukannya melepaskan, Gama justru semakin kuat menarik rambut Clara. "Lepaskan? Bukankah ini yang kau lakukan kepada pelayanku hingga kesakitan? Apakah kau juga melepaskannya saat ia memohon padamu?!"

Gama memang tidak ada di tempat saat itu, tapi dia sudah melihat CCTV yang terpasang untuk melihat apa saja yang dilakukan Clara pada Naomi.

"Kau juga menamparnya dua kali dengan keras, bahkan dia tidak melakukan kesalahan apapun!!"

"Aku hanya memberinya pelajaran! Dia berduaan denganmu!! Aku tidak menyukainya!!" teriak Clara, lagi-lagi mencoba membela diri.

Bruk!!

Gama melepaskan tangannya di rambut Clara dan menyentaknya hingga terjatuh di atas lantai. "Pelajaran?" ucap pria itu.

"Karena kau sudah memberi pelajaran kepada pelayanku tanpa seizin ku, jadi sekarang gantian aku yang akan memberikan pelajaran padamu."

Setelah mengatakan itu, Gama menarik lengan Clara dan menyeretnya keluar dari kamar. Welcome to Gama mode Iblis.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca 🤗

Akan diusahakan update sehari 2 kali

Episodes
1 Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2 Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3 Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4 Bab 4 - Teh Chamomile
5 Bab 5 - Kolam renang
6 Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7 Bab 7 - Kamar Gama
8 Bab 8 - Jam tangan
9 Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10 Bab 10 - Sifat asli
11 Bab 11 - Makan malam dan taman
12 Bab 12 - Pertemuan
13 Bab 13 - Pertikaian
14 Bab 14 - Tamu
15 Bab 15 - Sebuah ungkapan
16 Bab 16 - Teh Chamomile 2
17 Bab 17 - Tidak tahan
18 Bab 18 - Ajakan ke kantor
19 Bab 19 - Kekeliruan
20 Bab 20 - Baikan
21 Bab 21 - Sakit
22 Bab 22 - Kantor
23 Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24 Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25 Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26 Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27 Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28 Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29 Bab 29 - "Hanya ingin"
30 Bab 30 - Mas dan Adek
31 Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32 Bab 32 - Trending 1
33 Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34 Bab 34 - Terlalu takut
35 Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36 Bab 36 - Sebuah penawaran
37 Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38 Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39 Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40 Bab 40 - Sama-sama gila
41 Bab 41 - Taman Bermain
42 Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43 Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44 Bab 44 - Tempat baru
45 Bab 45 - Perubahan
46 Bab 46 - Bertemu
47 Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48 Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49 Bab 49 - Lega
50 Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51 Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52 Bab 52 - Berita hangat
53 Bab 53 - H-1 Pernikahan
54 Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55 Bab 55 - SAH
56 Bab 56 - Melayang di atas awan
57 Bab 57 - Honeymoon
58 Bab 58 - Oleh-oleh
59 Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60 Bab 60 - Pemeriksaan
61 Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62 Cerita baru - Bukan pilihan gila
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2
Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3
Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4
Bab 4 - Teh Chamomile
5
Bab 5 - Kolam renang
6
Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7
Bab 7 - Kamar Gama
8
Bab 8 - Jam tangan
9
Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10
Bab 10 - Sifat asli
11
Bab 11 - Makan malam dan taman
12
Bab 12 - Pertemuan
13
Bab 13 - Pertikaian
14
Bab 14 - Tamu
15
Bab 15 - Sebuah ungkapan
16
Bab 16 - Teh Chamomile 2
17
Bab 17 - Tidak tahan
18
Bab 18 - Ajakan ke kantor
19
Bab 19 - Kekeliruan
20
Bab 20 - Baikan
21
Bab 21 - Sakit
22
Bab 22 - Kantor
23
Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24
Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25
Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26
Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27
Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28
Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29
Bab 29 - "Hanya ingin"
30
Bab 30 - Mas dan Adek
31
Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32
Bab 32 - Trending 1
33
Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34
Bab 34 - Terlalu takut
35
Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36
Bab 36 - Sebuah penawaran
37
Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38
Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39
Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40
Bab 40 - Sama-sama gila
41
Bab 41 - Taman Bermain
42
Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43
Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44
Bab 44 - Tempat baru
45
Bab 45 - Perubahan
46
Bab 46 - Bertemu
47
Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48
Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49
Bab 49 - Lega
50
Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51
Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52
Bab 52 - Berita hangat
53
Bab 53 - H-1 Pernikahan
54
Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55
Bab 55 - SAH
56
Bab 56 - Melayang di atas awan
57
Bab 57 - Honeymoon
58
Bab 58 - Oleh-oleh
59
Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60
Bab 60 - Pemeriksaan
61
Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62
Cerita baru - Bukan pilihan gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!