Bab 3 - Tuan Muda Maharaja

Seorang pria yang baru saja pulang, menyuruh wanita yang di bawanya masuk ke kamarnya terlebih dulu. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Siapa kau?" Pertanyaan itu ditujukan kepada Naomi yang sedang mondar-mandir di ruang tamu.

Naomi tersentak kaget dan menoleh ke arah sumber suara, dari tempatnya ia bisa melihat seorang pria dengan tubuh tinggi tegap dan juga paras tampan. Ada beberapa bagian wajahnya yang terlihat mirip Tuan Bara.

"Aku tanya siapa kau? Kenapa kau bisa di rumahku?" tanya pria itu lagi.

Rumahku? Ah, dia pasti anak Tuan Bara, batin Naomi.

"Saya pelayan baru di sini Tuan."

Pria yang di ketahui anak Tuan Bara itu menelisik penampilan Naomi dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Siapa yang membawamu kemari?"

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, membuat Naomi gugup dan gelagapan. Haruskah ia menjawab "Saya adalah istri yang dijual oleh suamiku sendiri untuk membayar hutang."

"Saya---"

"Kau baru pulang?"

Dua orang yang berada di ruang tamu menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Itu adalah Tuan Bara yang berdiri di tengah tangga.

Anak Tuan Bara mengangguk pelan. "Benarkah ia pelayan baru di sini? Atau jangan-jangan dia jalangmu yang baru."

Tuan Bara tertawa kecil dan melanjutkan langkahnya menuruni tangga, berdiri tepat di depan putranya. "Dia pelayan di rumah ini. Kau tau Aryo? Dia yang dijaminkan saat itu," ungkapnya sembari menunjuk Naomi.

Pria muda dengan tinggi 185 itu kembali menoleh ke arah Naomi. Tidak ia sangka Aryo benar-benar menjual istrinya sendiri kepada ayahnya.

"Papa akan menjadikannya pelayan di sini selama 5 tahun," lanjut Tuan Bara.

"Bukankah lebih baik jika kita jual saja dia untuk menjadi PSK?"

Saat mengatakan itu, tatapannya sama sekali tidak terlepas dari Naomi. Sedangkan Naomi sendiri sudah menegang di tempat, mendengar kemungkinan dia akan dijadikan pemuas nafsu pria-pria bejat.

Tuan Bara berdecak, "Tidak perlu, lagipula Papa masih membutuhkan pelayan di sini. Dia juga tidak akan digaji," jelasnya.

Anak Tuan Bara masih menatap Naomi, yang mana membuat wanita berusia 22 tahun itu segera menunduk takut.

"Sudahlah, biarkan dia bekerja sini. Kau urus saja jalangmu yang baru saja kau bawa itu. Tadi dia menggoda Papa di atas," kata Tuan Bara.

Anak Tuan Bara berdecak sebal dan segera melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga. Sudah tidak sabar untuk menghukum wanita yang sudah berani menggoda sang ayah.

"Dia putraku, namanya Gama. Abaikan saja jika dia menganggumu," ujar Tuan Bara. Setelah mengatakan itu, pria paruh baya tersebut kembali naik ke lantai atas.

...****************...

Seperti yang sudah diajarkan Bibi Sarah beberapa saat yang lalu, kini Naomi memulai pekerjaannya dengan membersihkan kamar-kamar yang ada di lantai dua. Ada 4 kamar yang terdiri dari 2 kamar tidur, dan 2 ruang kerja milik Tuan Bara dan anaknya.

Oh ya, dia sudah mendapatkan seragam yang sama dengan pelayan yang ada di sini.

Naomi membuka salah satu pintu berwarna putih, dia tidak tau kamar siapa yang kini ia masuki. Bibi Sarah sepertinya lupa memberitahunya.

"Permisi," monolognya sebelum masuk ke dalam kamar tersebut.

Satu tangan membawa alat pel dan ada kain yan ia sampirkan di bahunya, tak lupa cairan pembersih kaca yang ia masukkan di dalam saku celemek yang ia gunakan.

"Dengarkan aku, aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya! Sayang, percaya padaku! Aku tidak mungkin mendua---"

"Omong kosong!"

"Kau pikir aku bodoh?! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau berciuman dengannya di club malam."

"Sekali jalang tetaplah jalang, bahkan kau menggoda ayahku sendiri!"

"Say--"

Brak!!

Suara benda jatuh yang berasal dari ambang pintu menhentikan perdebatan mereka. Pelakunya adalah Naomi, ia menjatuhkan alat pel karena terkejut dengan apa yang ia lihat di tengah kamar.

Kamar yang ia masuki ternyata milik Tuan muda rumah ini, di sana ada satu wanita yang sepertinya adalah kekasih Tuannya itu.

Tapi bukan itu yang membuatnya terkejut, wanita itu hanya mengenakan celana dalam serta bra. Sedangkan Gama hanya mengenakan celana dalam ketat dengan tubuh bagian atas yang terbuka.

"Siapa kau? Beraninya kau masuk ke sini!?"

Pertanyaan yang di layangkan oleh kekasih Gama itu membuat Naomi menciut, nada suaranya terdengar marah. Di tambah ekspresi datar dari pemilik kamar.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Gama dan segera mengambil celana tidurnya dan memakainya.

Naomi menunduk, "Maaf Tuan. Saya bertugas untuk membersihkan kamar di lantai atas, saya kira kamar ini sudah kosong."

"Ah, kau pelayan baru di sini? Aku baru pertama kali melihatmu," cibir wanita di samping Gama.

"Benar, Nona," balas Naomi.

"Bersihkan kamar lain dulu, kau bisa membersihkan kamarku paling akhir," perintah Gama.

Naomi mengangguk mengerti, "Baik Tuan, kalau begitu saya permisi. Maaf sudah menganggu waktu Tuan dan Nona," ucapnya penuh penyesalan.

Sekarang sudah pukul 9 pagi, sejak pagi Naomi disibukkan dengan Bibi Sarah yang mengajarinya. Jadi dia tidak tau jika Tuan mudanya ada di rumah, karena pagi tadi dia sudah melihat Tuan Bara berangkat ke kantor.

Fyuh!

Naomi menghembuskan napas kasar setelah berhasil keluar dari susana menegangkan, belum ada satu hari ia sudah membuat kesalahan.

Tidak ingin membuang-buang waktu, ia segera masuk ke dalam kamar yang ia yakini milik Tuan Bara.

Di dalam kamar, Gama menyunggingkan senyum miring. "Kenapa kau menatapnya seperti itu?!" tanya Clara, wanita yang di panggil Gama dengan sebutan jalang.

"Bukan urusanmu!"

"Mulai hari ini kau bukan partner sex ku. Jangan pernah menampakkan wajahmu di depanku lagi." ucap Gama dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Clara mengepalkan kedua tangannya, "Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?" gumamnya.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca cerita ini 🤗

Akan diusahakan update 2 kali sehari

Terpopuler

Comments

Mutia 1964

Mutia 1964

Ayah dan anak sama2 player...

2025-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2 Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3 Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4 Bab 4 - Teh Chamomile
5 Bab 5 - Kolam renang
6 Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7 Bab 7 - Kamar Gama
8 Bab 8 - Jam tangan
9 Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10 Bab 10 - Sifat asli
11 Bab 11 - Makan malam dan taman
12 Bab 12 - Pertemuan
13 Bab 13 - Pertikaian
14 Bab 14 - Tamu
15 Bab 15 - Sebuah ungkapan
16 Bab 16 - Teh Chamomile 2
17 Bab 17 - Tidak tahan
18 Bab 18 - Ajakan ke kantor
19 Bab 19 - Kekeliruan
20 Bab 20 - Baikan
21 Bab 21 - Sakit
22 Bab 22 - Kantor
23 Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24 Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25 Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26 Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27 Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28 Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29 Bab 29 - "Hanya ingin"
30 Bab 30 - Mas dan Adek
31 Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32 Bab 32 - Trending 1
33 Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34 Bab 34 - Terlalu takut
35 Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36 Bab 36 - Sebuah penawaran
37 Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38 Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39 Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40 Bab 40 - Sama-sama gila
41 Bab 41 - Taman Bermain
42 Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43 Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44 Bab 44 - Tempat baru
45 Bab 45 - Perubahan
46 Bab 46 - Bertemu
47 Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48 Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49 Bab 49 - Lega
50 Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51 Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52 Bab 52 - Berita hangat
53 Bab 53 - H-1 Pernikahan
54 Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55 Bab 55 - SAH
56 Bab 56 - Melayang di atas awan
57 Bab 57 - Honeymoon
58 Bab 58 - Oleh-oleh
59 Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60 Bab 60 - Pemeriksaan
61 Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62 Cerita baru - Bukan pilihan gila
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2
Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3
Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4
Bab 4 - Teh Chamomile
5
Bab 5 - Kolam renang
6
Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7
Bab 7 - Kamar Gama
8
Bab 8 - Jam tangan
9
Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10
Bab 10 - Sifat asli
11
Bab 11 - Makan malam dan taman
12
Bab 12 - Pertemuan
13
Bab 13 - Pertikaian
14
Bab 14 - Tamu
15
Bab 15 - Sebuah ungkapan
16
Bab 16 - Teh Chamomile 2
17
Bab 17 - Tidak tahan
18
Bab 18 - Ajakan ke kantor
19
Bab 19 - Kekeliruan
20
Bab 20 - Baikan
21
Bab 21 - Sakit
22
Bab 22 - Kantor
23
Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24
Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25
Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26
Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27
Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28
Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29
Bab 29 - "Hanya ingin"
30
Bab 30 - Mas dan Adek
31
Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32
Bab 32 - Trending 1
33
Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34
Bab 34 - Terlalu takut
35
Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36
Bab 36 - Sebuah penawaran
37
Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38
Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39
Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40
Bab 40 - Sama-sama gila
41
Bab 41 - Taman Bermain
42
Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43
Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44
Bab 44 - Tempat baru
45
Bab 45 - Perubahan
46
Bab 46 - Bertemu
47
Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48
Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49
Bab 49 - Lega
50
Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51
Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52
Bab 52 - Berita hangat
53
Bab 53 - H-1 Pernikahan
54
Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55
Bab 55 - SAH
56
Bab 56 - Melayang di atas awan
57
Bab 57 - Honeymoon
58
Bab 58 - Oleh-oleh
59
Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60
Bab 60 - Pemeriksaan
61
Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62
Cerita baru - Bukan pilihan gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!