Bab 13 - Pertikaian

Jam makan siang tiba, pelayan tidak perlu memasak untuk tuan rumah saat hari kerja. Mereka hanya memasak untuk diri sendiri. Tuan Bara membebaskan pelayannya untuk memasak apa pun yang diinginkan.

Siang ini Naomi makan sendiri, biasanya ada Bibi Sarah yang menemaninya, tetapi kepala pelayan Maharaja itu sedang cuti.

"Jangan lupa cuci semua peralatan dan piring kotornya," ucap Ayu.

Naomi tidak menanggapi dan sibuk mengunyah makanannya. Mencuci piring bukanlah bagian dari pekerjaannya, tapi karena Bibi Sarah tidak ada, maka pekerjaan itu dilimpahkan padanya begitu saja.

"Diajak ngomong diem aja! Punya mulut, kan?!" cibir Ayu.

Ingin sekali Naomi menjawab "kau punya mata kan? Tidak melihat mulutku sedang mengunyah?"

"Ya."

Singkat, padat, dan jelas!

Ayu melengos, "Jangan karena Tuan Gama selalu membelamu kau menjadi seenaknya ya! Kau hanya pelayan di sini, bahkan derajatmu lebih dari dari kami."

"Tentu saja aku ingat!" balas Naomi. Nasi yang dia telan rasanya ingin ia muntahkan kembali karena mendengar suara Ayu.

"Baguslah. Yang pantas bersanding dengan tuan muda hanya Mbak Hana, kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya."

Mbak Hana? batin Naomi.

"Memangnya ada apa antara tuan muda dan Mbak Hana?" tanya Naomi hendak mengorek informasi. Dia benar-benar tidak tau.

"Tuan muda itu cinta pertama Mbak Hana, dia bahkan rela menjadi pelayan di sini agar bisa dekat dengan tuan muda," jelas Ayu tanpa pikir panjang, dia baru saja membeberkan rahasia besar.

Informasi ini membuat Naomi sangat terkejut, kini terjawab sudah kenapa Hana sangat tidak suka saat melihatnya dekat dengan Gama.

"Kau pelayan baru mana mengerti perjuangan Mbak Hana selama ini," lanjut Ayu.

"Ada apa denganku?!"

Saat itu juga, Hana datang ke dapur dengan membawa piring kotor miliknya. Dia mendengar namanya di sebut dan menatap Naomi dengan tajam.

Ayu yang sadar sudah membeberkan rahasia, segera merapat kepada Hana. "Aku memperingati pelayan ini, Mbak! Sejak tuan Gama selalu membelanya dia menjadi besar kepala!" cerocosnya.

Setelah mendengar itu Hana semakin menatap tajam Naomi. "Kau masih memiliki urusan denganku!!"

"Urusan apa ya, Mbak? Sepertinya kita tidak sedekat itu hingga memiliki urusan bersama," jawab Naomi tanpa rasa takut.

"Sekarang kau sudah berani menjawabku?!!!" marah Hana.

Naomi berdiri, membawa piring kotornya ke tempat pencucian. "Lalu? Aku harus selalu diam begitu?" jawabnya santai.

"Selama ini aku diam karena masih menghormati kalian sebagai pelayan lama di sini, tapi perlakuan kalian justru seperti anak kecil."

Hana sudah mengepalkan tangannya, Ayu juga ikut tersulut emosinya. "Lihat Mbak! Dia benar-benar besar kepala sekarang!"

"Kenapa jika aku besar kepala?!!! Apa yang aku katakan benar, kan?"

Srett!

Hana menarik lengan Naomi dan mendorongnya hingga jatuh ke lantai. "Dengar, jalang! Kau itu wanita rendahan! Bahkan suamimu menjualmu karena tidak tahan denganmu!"

Naomi yang masih duduk di lantai dengan dua tangan menopang ke belakang menatap Hana dengan datar. "Kalau Mbak tidak tau apa-apa lebih baik diam saja!!"

"Mbak Hana pasti merasa terancam kan? Karena tuan muda sekarang lebih dekat denganku," lanjutnya dengan senyum miring.

Mulutnya mengatakan hak itu, tetapi di dalam hatinya Naomi merapalkan doa karena menyeret tuan mudanya dalam masalahnya.

"KAU!!" Pekik Hana, jari telunjuknya menunjuk Naomi dengan amarah yang menyelimuti.

"APA!! Mbak kira aku tidak berani?!" balas Naomi, kini dia sudah berdiri dan berdiri di depan Hana tanpa rasa takut sedikitpun.

Ayu yang melihat pertikaian ini sedari awal menganga tak percaya, Naomi yang ia kenal 3 bulan ini adalah Naomi yang penurut. Tak di sangka di dalam dirinya ada singa yang tertidur.

Hana hendak melayangkan tamparan, tetapi Naomi lebih dulu mencekal lengannya. "Hobi sekali melakukan kekerasan!" ucapnya sembari menghempaskan lengan Hana.

"Dengar ya Mbak! Aku memang wanita yang dijual oleh suaminya, tapi aku tidak segila Mbak Hana yang mencelakai orang hanya karena cemburu!"

Setelah mengatakan itu, Naomi pergi dari dapur untuk menuju kamarnya. Kebetulan semua tugasnya sudah selesai, jadi biarkan sisanya para pelayan-pelayan itu yang mengerjakannya.

Dia merasa puas karena sudah membungkam mulut jahat Hana dengan kata-katanya. Sesekali wanita seperti Hana memang harus di balas.

Sementara itu, Hana masih tidak terima karena Naomi sudah berani kepadanya. Rencana-rencana licik memenuhi otaknya untuk menyingkirkan Naomi dari rumah ini.

"Tunggu pembalasanku, jalang!"

Bersambung

Terimakasih sudah membaca 🤗

Episodes
1 Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2 Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3 Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4 Bab 4 - Teh Chamomile
5 Bab 5 - Kolam renang
6 Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7 Bab 7 - Kamar Gama
8 Bab 8 - Jam tangan
9 Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10 Bab 10 - Sifat asli
11 Bab 11 - Makan malam dan taman
12 Bab 12 - Pertemuan
13 Bab 13 - Pertikaian
14 Bab 14 - Tamu
15 Bab 15 - Sebuah ungkapan
16 Bab 16 - Teh Chamomile 2
17 Bab 17 - Tidak tahan
18 Bab 18 - Ajakan ke kantor
19 Bab 19 - Kekeliruan
20 Bab 20 - Baikan
21 Bab 21 - Sakit
22 Bab 22 - Kantor
23 Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24 Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25 Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26 Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27 Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28 Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29 Bab 29 - "Hanya ingin"
30 Bab 30 - Mas dan Adek
31 Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32 Bab 32 - Trending 1
33 Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34 Bab 34 - Terlalu takut
35 Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36 Bab 36 - Sebuah penawaran
37 Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38 Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39 Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40 Bab 40 - Sama-sama gila
41 Bab 41 - Taman Bermain
42 Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43 Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44 Bab 44 - Tempat baru
45 Bab 45 - Perubahan
46 Bab 46 - Bertemu
47 Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48 Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49 Bab 49 - Lega
50 Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51 Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52 Bab 52 - Berita hangat
53 Bab 53 - H-1 Pernikahan
54 Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55 Bab 55 - SAH
56 Bab 56 - Melayang di atas awan
57 Bab 57 - Honeymoon
58 Bab 58 - Oleh-oleh
59 Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60 Bab 60 - Pemeriksaan
61 Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62 Cerita baru - Bukan pilihan gila
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2
Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3
Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4
Bab 4 - Teh Chamomile
5
Bab 5 - Kolam renang
6
Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7
Bab 7 - Kamar Gama
8
Bab 8 - Jam tangan
9
Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10
Bab 10 - Sifat asli
11
Bab 11 - Makan malam dan taman
12
Bab 12 - Pertemuan
13
Bab 13 - Pertikaian
14
Bab 14 - Tamu
15
Bab 15 - Sebuah ungkapan
16
Bab 16 - Teh Chamomile 2
17
Bab 17 - Tidak tahan
18
Bab 18 - Ajakan ke kantor
19
Bab 19 - Kekeliruan
20
Bab 20 - Baikan
21
Bab 21 - Sakit
22
Bab 22 - Kantor
23
Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24
Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25
Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26
Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27
Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28
Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29
Bab 29 - "Hanya ingin"
30
Bab 30 - Mas dan Adek
31
Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32
Bab 32 - Trending 1
33
Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34
Bab 34 - Terlalu takut
35
Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36
Bab 36 - Sebuah penawaran
37
Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38
Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39
Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40
Bab 40 - Sama-sama gila
41
Bab 41 - Taman Bermain
42
Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43
Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44
Bab 44 - Tempat baru
45
Bab 45 - Perubahan
46
Bab 46 - Bertemu
47
Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48
Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49
Bab 49 - Lega
50
Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51
Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52
Bab 52 - Berita hangat
53
Bab 53 - H-1 Pernikahan
54
Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55
Bab 55 - SAH
56
Bab 56 - Melayang di atas awan
57
Bab 57 - Honeymoon
58
Bab 58 - Oleh-oleh
59
Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60
Bab 60 - Pemeriksaan
61
Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62
Cerita baru - Bukan pilihan gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!