Bab 11 - Makan malam dan taman

Naomi kini sudah berada di sebuah restoran mewah bersama Gama, ini pertama kalinya ia ke tempat seperti ini.

Wanita itu melihat penampilannya sendiri, kaos yang dilapisi cardigan rajut, rok motif bunga selutut, tak ketinggalan flatshoes yang biasa ia gunakan saat bekerja.

"Kau suka makanannya? Mau aku pesankan yang lain?"

Mendengar itu, Naomi menggeleng. "Tidak perlu, Tuan. Ini sudah cukup," balasnya.

Makanan yang sekarang terhidang di atas meja semuanya dipilih oleh Gama. Pria itu sudah menawari untuk ia memilih sendiri, tetapi ia tidak paham dengan nama menu-menu tersebut.

"Jika ada yang kau inginkan katakan saja padaku, jangan sungkan."

Melihat makanan yang dihidangkan di depannya saja dia tidak tau apa itu dan bagaimana rasanya, mana mungkin ia menginginkan yang lain. Dia sudah sangat bersyukur diajak makan diluar seperti ini.

Dulu jika dia makan diluar, paling hanya makan di angkringan atau nasi padang serba 10 ribuan. Tidak seperti sekarang, harga yang tertera bahkan ditulis menggunakan dolar, bukan rupiah.

Belum lagi pengunjung yang datang, kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian formal. Dia terlihat seperti gembel saat ini.

Selagi mereka menghabiskan makanannya, mari kita kembali ke 2 jam yang lalu. Waktu di mana Gama meminta ijin kepada ayahnya.

FLASHBACK ON

"Aku akan mengajak Naomi makan malam di luar," ungkap Gama di depan sang ayah.

Tuan Bara menatap anaknya dan tersenyum miring. "Kau tertarik dengan pelayan itu?"

"Dari sikapmu yang membelanya saat itu, sudah terlihat dengan jelas jika kau tertarik dengannya. Anakku bukan tipe orang yang peduli dengan orang lain, terlebih ia hanyalah pelayan di sini."

Gama menatap malas ayahnya, "Seharusnya aku tidak perlu repot-repot meminta ijin padamu. Toh, diijinkan atau tidak aku akan tetap membawanya pergi."

"Jika dia semakin di benci para pelayan lain, itu menjadi tanggung jawabmu," balas sang ayah.

Tanpa diperingati pun Gama sudah paham, dia adalah tuan muda di sini. Siapapun yang berani mengusik Naomi, maka siap-siap ia akan angkat kaki dari sini.

FLASHBACK OFF

Gama terus memperhatikan bagaimana ekspresi Naomi saat merasakan makanan yang mungkin baru pertama kali wanita itu makan. Pipinya yang mengembung, bibir kecilnya yang terus bergerak mengunyah makanan.

Dia menikmati pemandangan di depannya, makanan di piringnya bahkan masih banyak karena dia sibuk memperhatikan Naomi.

"Tuan tidak makan?" tanya Naomi saat sadar Gama tengah menatapnya.

Gama dibuat gelagapan karenanya, dia tertangkap basah. Pria itu berdehem pelan untuk menghilangkan kecanggungannya.

"Makan" balasnya sembari mengangkat sendok dan garpu yang berada di tangan kanan dan kirinya.

"Aku hanya ingin memastikan kau menyukai makanannya atau tidak," lanjutnya diiringi senyuman.

Dasar!

"Saya menyukainya, terima kasih sudah membawa saya ke sini, Tuan," jawab Naomi dengan tulus.

Mereka kembali melanjutkan makan malam dengan di selingi obrolan ringan.

Setelah makan malam, mereka memutuskan untuk pergi ke taman pusat kota. Keduanya duduk di sebuah kursi panjang yang memang disediakan bagi pengunjung. Tidak ada pembicaraan diantara mereka, keduanya sibuk dengan isi pikiran masing-masing.

Mata Naomi menatap ke arah orang-orang yang berlalu lalang. Senyum kecil terbit di wajahnya, malam ini udaranya terasa begitu segar.

"Kau senang?" tanya Gama mengawali pembicaraan.

Naomi mengangguk semangat, "Sangat! Semuanya berkat kebaikan anda, Tuan. Sekali lagi terima kasih," balasnya sembari menatap Gama yang duduk di sampingnya.

Sebagai seseorang yang selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan, Gama sangat tidak menyangka. Hal kecil seperti ini ternyata bisa membuat seseorang bahagia.

"Kalau begitu aku akan sering-sering mengajakmu kaluar," putus pria itu.

Tapi seketika mendapatkan penolakan dari Naomi, "Tidak perlu, Tuan. Tidak baik jika saya sering keluar."

"Kata siapa? Tidak ada yang bisa menghentikanmu jika kau pergi bersamaku," jawab Gama.

Naomi menghela napas kecil, "Saya hanya seorang pelayan, tugas saya berada di rumah. Tidak etis jika saya sering keluar rumah, apalagi dengan anda," tuturnya memberi pengertian pada tuan mudanya.

Selain itu, para pelayan lain akan merasa iri dengannya. Dia hanya ingin bekerja tanpa gangguan sampai sisa waktu yang sudah ditentukan.

"Aku tuan muda, tidak ada yang bisa menentangku termasuk ayahku sendiri."

Tampaknya Gama masih tidak ingin menyerah untuk membawa Naomi keluar layaknya manusia biasa, menikmati masa muda yang tertunda karena menikah dengan pria brengsek itu.

"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa," tolak Naomi lagi. Meskipun dia merasa tak enak hati karena Gama selalu baik padanya.

Gama tidak menjawab, memangnya apa yang salah dengan keluar bersamanya? pikirnya.

"Naomi?"

Itu bukan panggilan dari Gama, melainkan dari seseorang yang berdiri tak jauh dari keduanya.

Naomi menoleh ke arah sumber suara, betapa terkejutnya dirinya. Hanya berjarak 5 langkah darinya, seorang pria yang sangat ia kenal berdiri di sana.

Seseorang yang pernah ia panggil suami, suami yang tega menjual istrinya sendiri.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca 🤗

Episodes
1 Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2 Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3 Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4 Bab 4 - Teh Chamomile
5 Bab 5 - Kolam renang
6 Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7 Bab 7 - Kamar Gama
8 Bab 8 - Jam tangan
9 Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10 Bab 10 - Sifat asli
11 Bab 11 - Makan malam dan taman
12 Bab 12 - Pertemuan
13 Bab 13 - Pertikaian
14 Bab 14 - Tamu
15 Bab 15 - Sebuah ungkapan
16 Bab 16 - Teh Chamomile 2
17 Bab 17 - Tidak tahan
18 Bab 18 - Ajakan ke kantor
19 Bab 19 - Kekeliruan
20 Bab 20 - Baikan
21 Bab 21 - Sakit
22 Bab 22 - Kantor
23 Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24 Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25 Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26 Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27 Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28 Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29 Bab 29 - "Hanya ingin"
30 Bab 30 - Mas dan Adek
31 Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32 Bab 32 - Trending 1
33 Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34 Bab 34 - Terlalu takut
35 Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36 Bab 36 - Sebuah penawaran
37 Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38 Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39 Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40 Bab 40 - Sama-sama gila
41 Bab 41 - Taman Bermain
42 Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43 Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44 Bab 44 - Tempat baru
45 Bab 45 - Perubahan
46 Bab 46 - Bertemu
47 Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48 Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49 Bab 49 - Lega
50 Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51 Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52 Bab 52 - Berita hangat
53 Bab 53 - H-1 Pernikahan
54 Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55 Bab 55 - SAH
56 Bab 56 - Melayang di atas awan
57 Bab 57 - Honeymoon
58 Bab 58 - Oleh-oleh
59 Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60 Bab 60 - Pemeriksaan
61 Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62 Cerita baru - Bukan pilihan gila
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Suami yang tega menjual istrinya sendiri
2
Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
3
Bab 3 - Tuan Muda Maharaja
4
Bab 4 - Teh Chamomile
5
Bab 5 - Kolam renang
6
Bab 6 - Pelajaran untuk Clara
7
Bab 7 - Kamar Gama
8
Bab 8 - Jam tangan
9
Bab 9 - Secangkir teh dan obrolan tengah malam
10
Bab 10 - Sifat asli
11
Bab 11 - Makan malam dan taman
12
Bab 12 - Pertemuan
13
Bab 13 - Pertikaian
14
Bab 14 - Tamu
15
Bab 15 - Sebuah ungkapan
16
Bab 16 - Teh Chamomile 2
17
Bab 17 - Tidak tahan
18
Bab 18 - Ajakan ke kantor
19
Bab 19 - Kekeliruan
20
Bab 20 - Baikan
21
Bab 21 - Sakit
22
Bab 22 - Kantor
23
Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
24
Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
25
Bab 25 - Cerita masa lalu dan panggilan video
26
Bab 26 - Keraguan yang mendalam
27
Bab 27 - "Kau percaya aku menyukaimu?"
28
Bab 28 - Datangnya pelayan baru
29
Bab 29 - "Hanya ingin"
30
Bab 30 - Mas dan Adek
31
Bab 31 - "Dia kekasih saya"
32
Bab 32 - Trending 1
33
Bab 33 - Ungkapan yang tidak direncanakan
34
Bab 34 - Terlalu takut
35
Bab 35 - Memikirkan apa yang perlu dipikirkan
36
Bab 36 - Sebuah penawaran
37
Bab 37 - Apa yang akan kau lakukan untuk melindungiku?
38
Bab 38 - Penjelasan tentang Kakak dan Adik
39
Bab 39 - "Demi kebaikan kita"
40
Bab 40 - Sama-sama gila
41
Bab 41 - Taman Bermain
42
Bab 42 - Kisah lama yang terulang kembali
43
Bab 43 - Hadiah : Semoga kau selalu mengingatku
44
Bab 44 - Tempat baru
45
Bab 45 - Perubahan
46
Bab 46 - Bertemu
47
Bab 47 - Mengikis rasa "dingin"
48
Bab 48 - Tidak ada yang perlu ditakutkan
49
Bab 49 - Lega
50
Bab 50 - Mari hidup dengan bahagia
51
Bab 51 - Terima kasih sudah menerimaku dengan baik
52
Bab 52 - Berita hangat
53
Bab 53 - H-1 Pernikahan
54
Bab 54 - Semuanya akan baik-baik saja
55
Bab 55 - SAH
56
Bab 56 - Melayang di atas awan
57
Bab 57 - Honeymoon
58
Bab 58 - Oleh-oleh
59
Bab 59 - Layaknya kucing yang diberikan ikan asin
60
Bab 60 - Pemeriksaan
61
Bab 61 - Kebahagiaan itu nyata (END)
62
Cerita baru - Bukan pilihan gila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!