Reus si Shapeshifter

< Dimensi Protonema. Planet Gaia. Tan Qing, Bocur. Tahun 2877 >

"Wow....ini..." ucap Makaria pelan, setelah mereka bertiga tiba di sebuah jalanan yang tampak seperti pecinan, namun versi futuristik dan (anehnya) tetap lengang walau banyak orang bersliweran.

Mimi dan Makaria bingung, mengapa jalanan yang ramai ini tapi orang-orangnya sama sekali tak berdesak-desakan? Namun Ruby, yang telah memindai keseluruhan area tersebut tersenyum.

"Mereka tidak semuanya benar-benar disini, Nona" ucapnya. Membuat kedua gadis tiba-tiba mundur beberapa langkah menghindari warga yang berjalan-jalan.

"Apa maksudmu 'tidak benar-benar disini', Ruby?!" tanya Mimi cepat sambil memicingkan matanya melihat beberapa warga yang berjalan.

"Beberapa dari mereka hanyalah holograf, beberapa adalah makhluk astral, namun ada juga yang benar-benar manusia. Tapi mereka yang manusia kebanyakan hanyalah turis antar dimensi. Lihat?" jelas Ruby sambil dia mendatangi salah satu warga yang duduk di semacam kursi taman. Warga itu seorang wanita yang sedang membaca buku. Ruby duduk disebelahnya, dia lalu mencoba menyentuh wanita itu, namun...

*srrt....* (suara gangguan frekuensi terdengar kecil ketika tangan Ruby yang hanya lewat begitu saja. Sementara wanita holograf itu tampak tak terganggu. Hanya tampilan holograf sekitar yang diganggu Ruby saja, tampak kacau sebentar, lalu kembali ke posisi semula. Mimi dan Makaria ternganga melihat itu.

"Kok bisa...?!" celetuk Mimi bingung. Makaria sebaliknya, dia sebenarnya pernah mengunjungi dimensi ini, sehingga tak terlalu kaget dengan teknologinya. Namun dia tak pernah melihat teknologi yang ini, karena ini jauh di masa depan dari dimensi yang dia singgah sebelumnya.

"Ada suatu fase di masa lalu dimana rezim sosialita berkembang pesat. Terlalu pesat hingga para makhluk disini menjadi sulit percaya satu sama lain. Para kepala pemimpin negara di planet ini harus putar otak agar masyarakatnya tidak terlalu sering bertengkar. Sehingga diciptakannya teknologi Virtual Holograf, dimana para manusia yang...yah paranoid, introvert, anti sosial dapat dengan bebas berkelana dan berjalan-jalan. Tanpa harus bertemu secara fisik..." Ruby menjelaskan secara gamblang situasi saat ini.

"Lalu apa maksudmu tadi ada Makhluk Astral...?" tanya Mimi sejenak dia ngeri memandang kesana-kemari dan ada beberapa warga itu adalah hantu.

"Ah ya, itu karena demi menyatukan visi. Pemerintah lokal disini membuka akses dimensi astral. Sehingga, walau warga asli tidak bertemu secara fisik, para makhluk astral ini... dapat menjembatani kehidupan sosial warga disini. Atau...setidaknya itu yang pemerintah pikirkan..." ucap Ruby namun dia hanya setengah yakin di bagian akhir.

"Mck...bagaimana kita membedakan mereka, yang fisik maupun yang holograf?! Dan apa kita masih bisa berbelanja, dengan kondisi begini?!" tanya Makaria bingung. Hanya sekitar lima orang manusia yang tampak memperhatikan Makaria, Mimi dan Ruby, namun mereka hanya sekilas lalu melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.

"Soal itu tentu masih bisa, Nona. Hanya saja, saya sarankan gunakan sistem pembayaran elektronik ketika anda berdua berbelanja. Saya bisa mengkonversikannya" ucap Ruby santai sambil tersenyum.

Entah kenapa kedua gadis itu kini merasa sangat kampungan, tapi tak ada jalan lain saat ini selain mengikuti arahan Ruby. Walau aneh, tapi mereka masih bisa menikmati jalan-jalan ini. Dan barang yang mereka beli, agar tak merepotkan, mereka titipkan pada Storage Dimensi milik Ruby.

(Beberapa jam kemudian...)

"Tak kusangka perkembangan kehidupan sosial manusia malah semakin membuat mereka lebih minim kontak langsung...." celetuk Mimi memandang sedih beberapa penjual food truck holograf yang bahkan mobilnya tidak benar-benar berada disana.

"Itu karena ego mereka, Nona. Semua memiliki kepentingan masing-masing, sehingga demi kehidupan damai. Mereka merasa lebih baik tidak bersinggungan secara langsung. Karena kalau langsung, mereka merasa kerap menemukan perselisihan atau alasan yang membuat mereka saling tak percaya..." ucap Ruby agak datar, memaparkan logika sistem sosial manusia disana. Semua ini tentu dia dapatkan infonya setelah membaca data dari planet itu sendiri.

"Sudah, kita pulang yuk..." ajak Makaria sambil tersenyum. Berusaha menyemangati Mimi yang sedih. Ruby, walau dia datar menjelaskan banyak hal, dirinya tetap waspada mengawasi beberapa makhluk disana. Namun dia tak menemukan keganjilan selama mereka berbelanja. Hanya beberapa polisi fisik yang terkadang mengawasi mereka beberapa detik, lalu menghiraukan mereka.

****

< Kembali ke Serenium >

"Salam kenal, nama saya Zagreus. Cukup panggil saya Reus" seorang pemuda memperkenalkan dirinya di hadapan Osayr, Harry dan Berliana. Neoron berdiri di sampingnya dengan tersenyum.

"Sebelum anda semua mengajukan pertanyaan. Reus disini hanya membantu satu Misi khusus yang diajukan Tuan Osayr, yang sayangnya hanya dapat dilakukan Tuan Osayr dan Reus..." ucap Neoron, membuat Osayr terbelalak sambil memasang raut wajah bingung. Baru dia hendak bertanya langsung, Neoron kembali melanjutkan perkenalan pemuda tersebut.

"Kemampuan unik Tuan Reus adalah, dia seorang Shape-Shifter. Dia dapat dengan mudah mempelajari karakteristik individu yang dia tiru beserta kekuatan mereka. Dan Reus.... juga seorang Demigod" jelas Neoron menekan beberapa kata terakhirnya. Karena dia menangkap raut wajah meremehkan dari Osayr. Pria Elf itu terbelalak begitu mendengar ras manusia itu. Karena Neoron tak melanjutkan, Zagreus pun maju berusaha menjelaskan dengan lebih objektif.

"Itu benar. Namun saya disini bukan untuk menyombongkan diri atau apa. Saya hanya berusaha membantu, atas arahan orang tua saya" ucap Zagreus santai.

Karena Misi Osayr bersifat pribadi, Neoron menyudahi untuk sementara perkenalan itu. Berliana segera mengantar Zagreus ke kamarnya yang berada di samping kamar Makaria dan Mimi.

****

< Serenium. Docking Pod, Dimensi Timeless, Dua jam kemudian >

*pssh...zzzutt* (bunyi Pod terbuka)

"Hufff...." celetuk Makaria dan Mimi lelah. Ruby segera mengantarkan semua belanjaan kedua gadis ke kamar mereka. Sementara kedua gadis itu bergerak menuju Bridge terlebih dahulu.

"Oh, sudah kembali kalian berdua? Bagaimana?" tanya Neoron sambil tersenyum melihat kedua gadis, yang menunjukkan raut wajah senang namun juga kelelahan.

"Tak begitu menarik orang-orangnya, Kapten. Tapi barang-barang yang dijual? Itu baru menarik hehe..." sahut Makaria sambil balas dengan senyum licik. Mimi mengangguk menyetujuinya, juga tersenyum.

"Syukurlah. Hmm... mungkin kelak pencarian planet perlu filter lebih dalam kalau begitu, Nona Makaria?" usul Neoron. Makaria hanya mengedikkan bahu.

"Nona, silakan anda berdua mandilah terlebih dahulu. Makan malam akan segera dihidangkan. Dan juga, Serenium kedatangan anggota khusus, nanti saya perkenalkan kepada anda berdua..." ucap Neoron dengan nada kebapakan. Kedua gadis menurut. Mereka pun segera pamit dan kembali ke kamarnya.

Karena mereka ingin cepat makan, Makaria dan Mimi berendam berdua di bath tub setelah mandi shower sejenak. Setelah selesai mereka mengenakan pakaian lebih santai. Mimi telah belajar banyak gaya berpakaian modern, sejujurnya dia merasa lebih santai sekarang, dengan memakai celana pendek selutut serta kaos berwarna hijau gelap.

Sesampainya Makaria dan Mimi di ruang makan...

*Brugggh!* seseorang memeluk erat Makaria!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!