"Ehem...terima kasih kalian sudah berkumpul di Bridge. Jadi, setelah Misi kemarin, boleh dikata, tak sesuai harapan. Kini kalian boleh kembali memilih namun dengan syarat, bukanlah Misi yang dapat mengundang korban. Maksud saya, di level penculikan atau semacamnya. Sebisa mungkin, kita di awal eksplorasi, tidak menjalankan Misi yang menarik perhatian penduduk lokal. Apakah kalian setuju?" ucap Neoron di siang hari. Hayate, Makaria dan Mimi saling berpandangan. Osayr hanya mendengar dengan tatapan kosong.
"Maaf, sebenarnya bolehkah saya mengusulkan sesuatu?" sahut Hayate.
"Silakan, Tuan" jawab Neoron dengan tenang.
"Sebenarnya bisa-bisa saja mencari tahu lewat penduduk lokal, tapi saya sarankan tugas itu biar saya saja yang melakukannya" usul Hayate. Makaria dan Neoron terkejut, tidak biasanya pria ini mengusulkan sesuatu yang mengorbankan dirinya sendiri.
"Saya setuju" celetuk Mimi, "em...bukan karena saya bermaksud kejam. Tapi cowo ini memiliki kaki yang cepat, bukan? Jadi saya rasa ini metode yang bagus, hanya saja..."
"Silakan, Nona Mimi, apakah ada usul tambahan" sahut Neoron agak terkesima. Hayate agak berkedut mulutnya, dia merasa gadis kecil ini mengharapkan sesuatu darinya.
"Ada baiknya, Kak Hayate melatih untuk berlari lebih cepat, apakah memungkinkan hingga secepat kecepatan suara...eh?!" sambung Mimi agak nyengir, dia tau usulnya agak mustahil. Tapi mengingat jaman ini tampaknya segala hal mustahil dapat terjadi, mengapa tidak?
Diluar dugaan Hayate malah tampak mempertimbangkan usul tersebut.
"Tapi bukankah itu berarti dia harus berlari diatas 800 mil!?" sahut Makaria ngeri. Neoron juga memikirkan ini. Dia lalu memanggil Berliana untuk membisikkan sesuatu. Tak lama, keduanya mengangguk.
"Baiklah, kami berdiskusi namun keputusan ditangan Tuan Hayate. Sekarang, apakah Tuan Hayate ingin berlatih di Serenium atau dibebastugaskan untuk dilatih di Ring'o'Dawn? Nona Berliana memiliki, ah, kenalan yang mungkin bisa membantu anda berlatih..." ucap Neoron sambil tersenyum ke arah pria itu.
"Apabila anda memutuskan berlatih di home planet, maka terdapat kru yang akan menggantikan posisi anda sementara. Tapi kalau disini, anda bisa ikut Misi, namun latihan anda mungkin banyak terganggu." tambahnya, membuat Hayate kebingungan. Matanya nyalang kesana-kemari seolah meminta bantuan pendapat.
"Kau berlatih saja di Home Planet. Bukan meremehkan kau, tapi dengan kemampuan kau saat ini. Bakal jadi beban!" seru Osayr tiba-tiba. Hayate berdiri dengan panas.
"Tuan Osayr, tolong jaga mulut anda..." ucap Neoron sambil menahan Hayate mendekati pria Elf tersebut.
"Cukup! Osayr, kalau kau memang jago sesuatu, jadilah berguna dan ketika ada Misi, kau berada di garis depan, bagaimana?" seru Makaria tegas.
"Aku tak masalah. Aku sudah biasa bertahan hidup tanpa bantuan siapapun..." jawab Osayr agak mendesis. Dia lalu pergi meninggalkan Bridge. Mimi tampak sedikit ketakutan, dia berdiri dan bersembunyi dibalik Ruby.
"Hayate, bukannya saya setuju dengan pendapat Osayr. Tapi sejujurnya berlatih di pesawat ini....kita kekurangan fasilitas untuk kemampuan kamu. Kamu perlu lapangan yang luas serta medan yang realistis, agar kamu siap di lapangan nantinya....tapi keputusan ditanganmu, bro. Saya takkan memaksa..." ujar Makaria, dia lalu berjalan mendekati Mimi dan mengajaknya ke kamar. Hayate memandang merana ke Mimi, tapi saran Makaria juga masuk akal.
"Bagaimana, Tuan?" tanya Neoron sambil menyerahkan telepon antar dimensi Serenium, yang dapat dengan mudah menghubungi markas SPD. Hayate berpikir sejenak.
****
"Bagaimana, Kapten?" tanya Berliana, setelah lima belas menit berlalu dan Neoron tampak berjalan ke lorong menemui Robot Maid tersebut.
"Dia minta waktu satu-dua hari. Ini keputusan kompleks, memang. Jadi, biarkan beri dia keringanan, oke?" ucap Neoron santai namun dengan nada memohon.
"Tapi kusaran, siapapun penggantinya, tolong yang sudah biasa di lapangan, baik secara mental maupun fisik. Sejujurnya sejak awal saya sudah tahu beberapa kru belum siap secara mental. Tak terkecuali Osayr. Elf itu memang hebat kemampuannya, tapi mentalnya...tak begitu baik, menurutku" tambah Neoron setengah berbisik. Berliana mengangguk paham.
"Baiklah, aku akan menghubungi Nona Merry terkait pengganti Tuan Hayate" ucap Robot Maid itu dengan santai.
< Markas SPD >
"APA? Serenium meminta kru pengganti sementara?" seru Valendro ketika karyawan lab-nya datang menerima e-mail dari pesawat antar dimensi tersebut.
"Forward kan ke saya!" tambah Valendro tegas. Karyawannya segera berlari kembali ke meja kerjanya untuk meneruskan e-mail tadi.
Setelah menerimanya, Valendro membaca sebentar lalu meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Tante Sam! Ada sedikit masalah di Serenium, saya teruskan e-mail dari mereka. Ya...baiklah" ucapnya berusaha tenang. Bagaimana pria ini tidak gundah, baru pesawat antar dimensi itu lepas landas beberapa hari, tiba-tiba sudah akan kembali untuk meluruskan masalah. Sekarang dirinya paham rasanya menjadi Neneknya, Merry. Pasti dahulu beliau juga mengalami permasalahan serupa.
< Sementara itu di sisi Samantha, Kantor Konsultan Kaunsel Waktu >
"Hmmm...pengganti sementara Hayate...?" satu tangannya menelusuri monitor layar sentuh besar dihadapannya. Dia memperbesar informasi terkait Hayate Davis, yang merupakan anak tertua dari Servo dan Thea Davis. Mereka berdua adalah Parahuman dibawah pengawasan System Corp di Jepang.
"System....ah...! Okay, mereka punya banyak relasi yang siap, kalau dipikir-pikir....heh!" dengan senyum liciknya, dia pun mulai menghubungi seorang penanggung jawab di dimensi berbeda. Sengaja Sam berulang kali menghapus memori orang tersebut, karena orang itu bekerja undercover dibawah pengawasan Kaunsel Waktu-nya.
****
< Dimensi Bimasakti, Bumi, Tahun 2133. Singapura >
Seorang pemuda tampak sedang memperbaiki sepeda milik pelanggannya. Garasi di rumahnya telah disulap sebagai bengkel, walau tertutup dan agak ilegal. Harry Khan, tak kenal lelah bekerja sepanjang hari di bengkel kecilnya.
"Harry! Ada yang mencarimu!" seru ayah angkatnya, Ramla, dari bagian depan rumahnya. Harry terkejut sejenak, namun dia positif thinking mungkin hanya salah satu pelanggannya. Bagaimanapun, dia tidak mempublikasikan usahanya dengan bebas. Peraturan ketat negaranya membuatnya sulit membuka usaha kecil secara legal.
Namun begitu dirinya ke bagian ruang tamu, jantungnya mencelat hampir keluar. Dua orang polisi mendatanginya.
"Harry Khan, anda ditahan karena laporan dari seseorang tentang usaha bengkel ilegalmu. Sekarang harap ikut kami ke kantor polisi!" ucap salah satu polwan yang mendatanginya serta memborgolnya
"Jangan khawatir, bapak dan ibu Khan. Asal penjelasan anak ini jelas, maka dia takkan dipenjarakan atau masuk Boys School..." ucap polisi pria tersebut sambil tersenyum. Harry hanya terpaku dan menunduk ketika dia digiring begitu saja dari rumahnya.
"Aneh, siapa yang tega laporin gue? Padahal gue udah yakinin ke semua pelanggan supaya tutup mulut, arrggghh!!" pikirnya kalut. Tak lama sekitar baru sepuluh menit berjalan, mobil polisi itu berhenti.
"Ayo keluar!" seru si polwan, membuat Harry terkejut, padahal mereka belum sampai kantor polisi. Namun begitu dia keluar dari mobil, dengan cepat polwan itu menangkup telapak tangan kanannya ke dahi pemuda itu sambil berkomat-kamit kecil. Seberkas cahaya putih dilihat pemuda itu yang entah kenapa rasanya seperti datang dari dirinya sendiri. Lalu...
"Arggghh....lain kali lebih santai dikit bisa ga sih!? Arthemis!" ucap pemuda itu dengan suara beratnya. Seolah dirinya berubah jadi orang lain.
"Lama tak jumpa, Hermes!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments