Sebuah Kisah

< Serenium, Keesokan harinya, Bridge >

Neoron sedang memilah dimensi-dimensi untuk kelak dipilih oleh kedua wanita yang katanya ingin berjalan-jalan dan berbelanja. Sementara Hayate mengatakan dia hanya ingin istirahat, karena Misi kemarin itu cukup menguras tenaga kakinya.

"Kapten" ucap Osayr yang tiba-tiba mendekatinya. Neoron mendongak dan tersenyum casual.

"Ya, ada apa, Tuan Osayr? Apakah anda sudah mengambil keputusan?" tanyanya santai. Dia menghentikan kegiatannya agar pria Elf ini tidak terganggu.

"Saya memutuskan ingin mencari seseorang, tapi individu ini, saya rasa seorang Succubus. Jadi...." sahut Osayr berusaha tegar dan menerima kalau-kalau Kapten kapal tak setuju dengan permintaannya.

"Ah...ya ya, di dimensi Iblis kah, maksud anda?" ucap Neoron. Osayr mengangguk pelan sambil agak menunduk.

"Hmm....dimensi yang agak terisolasi dari dimensi lain. Termasuk warganya yang agak, ah, barbaric. Hmm..." Neoron tampak berpikir mendalam sambil mengakses data mengenai dimensi tersebut di otaknya.

"Bisakah anda tunggu sebentar, Tuan. Saya akan menyelesaikan ini dengan cepat. Lalu kita perlu diskusikan materi ini, yang saya percaya, agak kompleks, oke?" ujar Neoron sambil tersenyum agar memastikan permintaan pria Elf itu tidak ditolaknya. Osayr hanya menghembus nafas sejenak, lalu dia duduk menunggu di sofa terpisah.

****

"Ya, inilah dimensi-dimensi yang kalian dapat kunjungi. Dimensi ini kebanyakan sudah melewati masa kolonialisme, tapi ada juga yang masih. Hanya saja mereka yang masih jaman kolonial, masih jauh dari masa-nya mereka berperang. Silakan dipilih, Nona! Nanti segera sampaikan ke Berliana apabila sudah ada kepastian" ujar Neoron ke kedua wanita, Mimi dan Makaria. Keduanya tergelak senang dan mulai memilih sambil duduk di sofa berjauhan dari Osayr. Sementara Neoron berjalan ke pria Elf itu.

"Baiklah, Tuan Osayr. Untuk ke dimensi Iblis, saya menyarankan anda melakukan permintaan khusus ke kantor pusat. Karena dimensi tersebut..ah, gimana mengatakannya....kurang bersahabat dengan, apa yang kita lakukan. Kantor pusat, mungkin harus mengirimkan perwakilan, yang mungkin bisa membantu anda mencari individu yang anda maksud. Bagaimana?" usul Neoron, membuat Osayr terperangah, tapi juga bingung. Dia segera berpikir keras.

"Ehm...apakah permintaan seperti ini akan ada bayarannya...?" tanya Osayr ragu dengan suara kecil.

"Soal itu, silakan anda nanti negosiasi dengan kantor pusat sendiri. Saya rasa hal ini tak terlalu merogoh dalam tabungan anda..." jawab Neoron agak tersenyum. Osayr kembali berpikir sambil dua jarinya mengkatup mulutnya.

< Ring'o' Dawn, Batas Luar Desa Gikhylo, Tahun 439, 6 Tahun Lalu >

"Tapi, Tetua! Saya bisa menjelaskan..." seru Osayr putus asa.

"Tidak, tidak. Jauhkan ritual-mu dari masyarakat desa ini. Kalau kamu bersikeras, aku tak melarangmu tinggal di hutan luar desa, kan? Jadi bersyukurlah aku tak menyuruhmu pergi jauh!" ucap Tetua Desa. Matanya memicing tajam ke pria itu. Osayr hanya bisa pasrah, segera dia mengangkat tas slempangnya dan berjalan menuju hutan.

Osayr tidak menghentikan eksperimen ritualnya saat itu. Dia hanya ingin tahu apakah ritual pemanggilan dapat dilakukan tanpa menggunakan teknologi. Namun, siapa sangka hanya seminggu setelahnya, dia berhasil melakukannya, namun sesuatu yang dipanggilnya tak sesuai yang dia harapkan.

"Aneh, kenapa makhluk lain yang muncul...?!" ucapnya sambil membalik-balik buku kuno berukuran besar. Buku itu dia beli ketika dirinya merantau ke planet lain.

"Ritualmu tidak gagal, sayang. Kamu hanya membaca setengahnya atau tidak membaca judulnya...?" ucap seorang wanita di belakangnya. Wanita beramput pink cerah, berkulit biru tua dan bertanduk mengerikan. Sejenak Osayr beringsut mundur. Wanita itu tidak maju setelah melihat pria didepannya mundur.

"Coba kamu baca lagi judul kitab itu, aku akan menunggu..." ucap si wanita. Suaranya bergema mengerikan, namun intonasinya biasa saja. Osayr segera membalik dan menutup buku tersebut.

Kitab Ephithalia : Pemanggilan Iblis tingkat Lanjut.

"Oh tidak..." cicit Osayr ngeri. Si wanita tadi merasa agak kasihan. Dia pun memiliki akal, yaitu sedikit membohongi pemuda tersebut.

"Untungnya ritual yang kamu lakukan hanya bertahan dua tahun paling lama. Aku hanya perlu, erm, supply darah darimu. Tidak banyak, bro. Cuma satu dua hisapan kalau kamu tak keberatan?" sahut wanita itu. Osayr tampak berpikir sejenak.

Rasanya satu -dua hisapan takkan membuat dia anemia lah, pikirnya. Dan lagi...mata Osayr mendadak memperhatikan paras tubuh wanita itu. Wanita itu berpakaian body-suit warna hitam, sehingga setiap lekukan sangat terlihat. Mata wanita itu memperhatikan pandangan Osayr, dia segera tersenyum nakal.

"Baiklah, kalau kamu sulit memberi supply darah. Bagaimana kalau 'barang'mu menjadi jaminan. Yang putih-putih itu juga bisa gantiin...heh!" ucap si wanita, membuat Osayr reflek menutup bagian bawah tubuhnya.

"Erm....s-siapa namamu...?" tanya Osayr dengan rasa agak ketakutan namun tetap waspada.

"Qarinah DartFallen, salam kenal, Master..." jawab wanita itu sambil mendekati Osayr dan mencium bibirnya singkat.

"Oh... Kau....?!" Qarinah tiba-tiba mundur beberapa langkah sembari menunjuk pemuda itu. Osayr bingung apa yang terjadi. Sejenak Qarinah paham dan menebak tepat bahwa pria dihadapannya pastilah seorang Elf. Secara umum, tidak lazim seorang Elf memelihara Succubus. Namun melihat fakta pria didepannya tampak tak memahami gejala panas di tubuh si Succubus. Qarinah memutuskan mencoba menerima tantangan ini.

"Ehem...tidak apa-apa. Hanya saja...ehm..." sejenak Qarinah bingung memancing topik lain. Lalu dia ingat sesuatu yang pastinya membelokan keadaan kaku saat ini.

"M-maksudku, apa kamu ada permintaan? Kamu memanggilku, ada keinginan tertentu kan? Hey, mata ke sini!" ucap Qarinah sambil memegang wajah pria itu, lalu diarahkan ke wajahnya.

"Emm....untuk saat ini...err.. Maukah kamu temani aku saja, aku belum ada permintaan besar?!" sahut Osayr sambil nyengir sedikit.

Sedikit semburat merah terbentu di wajah Qarinah ketika dia berbalik membelakangi pemuda itu. Giginya gemeletuk geram, lalu di mulai jalan keluar dari rumah.

"Terserah!" serunya cepat sambil melesat dan membanting pintu kayu rumah gubuk itu. Membuat Osayr bingung.

****

Dua tahun setelah kejadian itu, Qarinah sebenarnya ingin tinggal lebih lama. Hanya saja dia tak tega terus-terusan membohongi pemuda itu.

"Apa aku bisa memanggilmu lagi?" tanya Osayr merasa sedikit galau.

"Percuma, Master. Ritual itu memanggil iblis secara acak. Sudahlah, menurut penglihatanku, ada seseorang akan membutuhkan bantuanmu kelak di masa depan!" ucap Qarinah sedih ketika dia berjalan memasuki portal dimensi, yang sengaja dia minta kawan sesama Succubusnya membukanya dari sisi dimensi Iblis.

"Qarinah, aku menyukaimu. Aku akan cari cara mencarimu suatu hari nanti!" seru Osayr ketika portal menutup, Qarinah yang mendengarnya sekelebat hanya menatap tersenyum namun merana.

Dan karena sebab inilah, Osayr tidak menolak ketika mendapat plakat Prajurit Waktu. Selain dia tak memiliki rumah untuk kembali, dia memikirkan Qarinah. Succubus yang membantu hidupnya ketika di masa sulit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!