< Kota Zhai Ru, prefektur Hong Liu, tahun 1125 >
Kota yang sibuk, orang berlalu lalang, sebuah pasar jalanan, hal yang sering dilihat Mimi ketika dahulu dia masih bekerja sampingan sebagai kurir obat untuk diantar ke wilayah "Distrik Kesenangan" atau prostitusi pada jaman kerajaan.
Namun melihat warga yang berlalu lalang, serta barang yang dijual. Jelas ini bukanlah Bumi yang dia kenal. Warga itu merupakan ras campuran, namun semuanya sama Manusia dengan karakteristik Hewan. Kebanyakan dari mereka antara manusia sapi, kambing dan babi.
"Wow, sepertinya kita tetap mesti pakai transmograf untuk ini...kan Kak Ria?" cicit Mimi sambil berbisik. Makaria hanya mengangguk kepada gadis itu singkat. Barang yang dijual pun aneh-aneh, seperti jimat-jimat, atau obat-obatan yang Mimi yakin apabila manusia yang konsumsi akan segera lewat.
"Hey, aku tunggu info dari kalian nih..." ucap Harry di alat dengar Mimi dan Makaria, membuat keduanya agak terkejut.
"Sabar! Ayo Mi, kita berubah..." ajak Makaria cepat.
*Ckkz....krilililik....* (bunyi perubahan sementara penampilan kedua wanita)
"Pfft....kak Ria jadi manusia macan hihi..." kikik Mimi melihat koleganya yang kini berbulu dengan motif loreng putih-oren-hitam. Sejujurnya ini tak terlalu buruk menurut Makaria.
"Kamu jadi manusia kucing yang imut...heh..grmm..." ucap Makaria ke Mimi sambil menjawil pipi gadis itu yang kini berbulu warna abu-abu.
"Eehhh...miaw...opss.." sahut Mimi sambil tanpa sadar mengucapkan karakteristik binatang yang mereka ikuti.
****
"Pffft...." celetuk Osayr dari jauh, untunglah dia tak mengaktifkan alat komunikasinya. Dirinya bergetar menahan tawa melihat dua koleganya berubah jadi manusia hewan.
*drrt...drrt..."
Bunyi ponsel antar dimensi Osayr bergetar, pemiliknya segera menghembus nafas pelan menenangkan diri. Dia lalu menyalakan alat dengarnya.
"Fokus, Osayr. Periksa apakah ada orang yang dekat dengan posisi Harry..." ucap Neoron cepat serta mengingatkan.
"Okay..." sahut Osayr yang segera mengangkat bowgun yang telah dilengkapi teropong jarak jauh. Dia saat ini berada di pohon tertinggi di kota itu.
"Harry, menyingkir dari sana, ada tiga warga menuju arahmu. Pergilah ke gubuk dua rumah dari tekape..." ucap Osayr cepat. Memang saat ini Harry berada di samping lokasi tekape.
"Okay, bro, giliranmu..." ucap Harry dipikirannya. Hermes segera bertukar kesadaran. Dengan gesit, Hermes segera melesat ke belakang rumah gubuk sesuai arahan Osayr. Kecepatan kakinya bahkan tak dapat Osayr ikuti. Dia hanya tiba-tiba saja melihat sekelebat bayangan, lalu sedetik kemudian Harry sudah berada di tempat lain.
****
"...begitu? Baiklah, terima kasih infonya, nek..." ucap Mimi , Makaria hanya ikut mengangguk. Mereka berdua segera mencari area tersembunyi jauh dari warga lokal, lalu menghubungi Serenium.
"Guys, menurut info beberapa warga, mereka melihat seorang pria masuk ke tekape sebelum kebakaran. Harry, coba cari petunjuk disana, kami akan menyusul. Osayr, arahkan kami dengan aman" ucap Makaria.
"Beres..." sahut Osayr cepat. Maka dengan petunjuknya, kedua wanita itu berjalan normal agar tidak dicurigai, menuju tekape. Sebelumnya tentu Osayr sudah memberi sinyal ke Harry bahwa tekape sudah aman diperiksa.
"Osayr, ingat, gunakan 'peluru bius' khusus itu ke siapa saja yang mendekati tekape. Jaga gadis-gadis itu" ucap Neoron cepat.
"Okay.....Mimi, Ria, berhenti melangkah sebelum belokan itu!" ucap Osayr cepat. Kedua wanita segera diam sebentar. *ssyyutt!* (blugh!) "Oke lanjut jalan"
Setelah kembali berjalan, dilihat oleh mereka berdua seorang manusia kerbau tidur telungkup pingsan di belokan tadi.
Sekitar lima belas menit kemudian, barulah kedua wanita tiba. Harry mendatangi mereka dan menyerahkan dua barang yang dia curigai sebagai pemicu kebakaran: tepung terigu dan sebuah selongsong pipa rokok kuno.
"Baiklah, aku sudah menuliskan petunjuk disini, bungkuslah barang bukti itu disini" ucap Mimi menyerahkan perkamen yang sudah ada tulisan penyebab kebakaran dan petunjuk kasus.
"Osayr, pandu Harry menyelipkan petunjuk ini ke kantor polisi. Kalau sudah, kita kembali ke pesawat" usul Makaria cepat. Maka kedua pria itupun mulai bekerja sama, sementara kedua wanita menunggu.
Untuk menyelinap ke kantor polisi bukan hal yang mudah bagi Hermes. Sejenak ketika Osayr sudah selesai memandu Hermes sampai dekat dengan kantor itu, pria dengan paras India itu bingung.
"Harry, kau masuklah ke kantor itu dengan cepat. Hajar tengkuk setiap orang yang menyadarimu. Nanti, siapapun yang berlari keluar cepat dari kantor akan kutembak dengan peluru pelupa. Kau ingat kan Neoron ada kasi beberapa jenis peluru?" ucap Osayr mengingatkan.
Harry, yang masih dalam kesadaran Hermes hanya berdehem paham, seolah dia menangkap petunjuk itu. Sejenak dia bersiap-siap dengan melompat-lompat kecil meregangkan otot-otot kakinya sambil menggenggam perkamen yang diberikan Mimi, karena hal ini harus cepat dan banyak hal yang dia lakukan. Mulai! Harry memberi aba-aba di pikirannya untuk mendukung alter-ego-nya.
"Gila, kali ini dia lebih cepet..." bisik Osayr meneropong gerakan Harry sambil segera memposisikan bowgun-nya di pintu depan kantor polisi.
Sekitar kira-kira dua hingga empat orang, tampak kalut keluar dari kantor polisi. *syut! syut! syut! syut!...* orang-orang itu tampak meringis sejenak, lalu bingung kenapa mereka diluar. Sementara itu, dengan cepat Hermes melesat keluar melewati mereka tanpa disadari. Hermes segera mengambil jalan di belakang jalan besar yang tersembunyi rumah dan pepohonan. Lalu dia stop di salah satu pohon yang cukup tersembunyi dan besar.
"Oke, Osayr. Sekarang dimana aku? Dan tunjukkin jalan balik dong?!" seru Harry kehabisan nafas, karena Hermes begitu saja bertukar kesadaran dengannya.
"Kau hanya tiga blok kejauhan, oke sekarang kau ke..." dimulailah petunjuk Osayr hingga sepuluh menit kemudian barulah keempatnya bertemu dan segera menuju titik yang diarahkan Neoron, yaitu padang rumput agak luas dan jauh dari kota.
****
< Ring'o'Dawn. Persimpangan Jalan Alm dan Enea street >
"Yang itu kali ya?" celetuk Hayate melihat sebuah gedung bertingkat tiga dengan di depannya bertuliskan MariGina Gym. Bergegas Hayate berjalan menuju gedung tersebut.
Dari jauh dia mengira gedung tersebut seperti kantor, namun ternyata begitu dekat. Pria itu malah mengira Gym ini lebih seperti hotel. Hayate mengucek matanya ketika masuk ke lobi gedung, karena takut dia salah masuk. Namun palet nama di belakang meja resepsionis menunjukkan dia masuk ke gedung yang benar.
Salah satu resepsionis wanita menyambutnya dengan antusias, "Selamat datang di MariGina Gym! Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya.
"Ah tidak, saya datang kesini atas rekomendasi Tante Sam dan Nona Berliana...." ujar Hayate gelagapan. Karena resepsionis itu cantiknya diluar nalar pria itu. Dengan kulit pucat bak granit, rambut ponytail serta bodi sangat proporsional. Namun belum wanita itu menjawab, dari jauh seseorang sudah memanggilnya.
"Tak perlu kau urus, Vellina. Dia milikku!" sahut satu lagi wanita dengan kulit serupa, walau yang ini lebih pendek dan bogel.
"Haah....sudah lama, baru kali ini Berliana bawa tamu. Salam kenal, bro. Nama gue Esgina!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments