Antusias Mimi

< Markas SPD >

*Ding! Lantai 80. Departemen Kriminal & Investigasi Realita*

Sebuah Robot Maid baru saja tiba atas arahan bos pabriknya. Rambutnya yang bergelombang berwarna Cherry Blossom dengan warna kulit pink keputihan, mengingatkan kita akan seorang karakter di game FPS terkenal. Hanya saja Robot Maid ini berpakaian Maid hitam putih seperti layaknya dan memiliki penampilan seperti...

"Lo gila? Sejak kapan lo buat Sivilia jadi Robot Maid?!" celetuk Duweina terkejut ketika melihat wajah dari Robot tersebut sangat mirip dengan anak sepupunya.

"Yee, Kak Wein aja yang rada kuper. Ini produk unggulan lho, banyak disukain fansnya Kak Sivilia~ mari sini!" sergah Valendro bersemangat menghampiri Robot Maid tersebut.

"Selamat Malam, Saya adalah Ruby. Robot Maid yang dipesan khusus untuk Saturnian Private Detective. Apakah anda, Valendro, penanggung jawab baru saya?" ucap Robot Maid tersebut sambil mengangguk hormat. Duweina tercengang, karena Robot ini jauh lebih sopan daripada Sivilia itu sendiri.

"Saya penanggung jawab kamu, tapi kamu akan bekerja dibawah pengawasan Robot Maid veteran. Mari sini, saya akan transfer detil data ke kamu..." sahut Valendro santai, seolah dia sudah sering mengatur kerja Robot sebelum ini.

"Lah iya, koq gue baru tau dah ada robot Sivilia. Bused mahalnya!!" seru Duweina sambil menepuk dahinya ketika melihat harga Robot yang bermodifikasi khusus mengikuti wajah model, harganya mencapai sepuluh tahun gajinya di SPD.

".....and...done. Sudah, segeralah pergi ke Hangar diatas. Perkenalkan dirimu pada Neoron dan Berliana!" ucap Valendro tak menghiraukan gerutu Duweina. Ruby mengangguk hormat dan segera bergerak menuju lift, Duweina mengiringi robot itu sambil menatapnya terpesona. Dia sebenarnya diam-diam memang mengagumi kecantikan Sivilia. Valendro hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah Saturnian tersebut.

Ketika lift tiba, Ruby hanya tersenyum dan mengangguk hormat ke Duweina, sebelum akhirnya masuk ke dalam lift.

****

< Paginya di Bridge Serenium >

"Baiklah, dengan ini saya perkenalkan Robot Maid tambahan yang akan membantu Berliana dalam kegiatan sehari-hari. Namanya Nona Ruby" ucap Neoron sopan sambil satu tangannya memegang bahu Ruby.

"Ohh....cantik sekali!" seru Mimi sambil bertepuk tangan. Dalam benaknya, Ruby mirip dengan salah satu kakak asuhnya ketika dia masih kecil. Mata Mimi berbinar. Sementara Hayate, Makaria dan Osayr tampak bertepuk tangan sekedarnya. Berliana lalu maju dan menyerahkan satu telapak tangannya ke Ruby. Robot Maid muda itu paham dan segera menerima tangan Berliana.

"Transfer data Serenium telah diterima dengan baik. Terima kasih panduannya Kak Berliana." ucap Ruby datar dengan senyum tipis. Mimi menatap keduanya bingung.

"Itu pembagian pengetahuan ala robot, Mi." bisik Makaria ke telinga gadis muda itu. Mimi hanya ber-Oh ria.

"Se-efisien itu robot?! Aku harus menulis banyak jurnal, paling tidak, memahami psikologi antar robot...heh.." pikir Mimi sambil tersenyum licik. Sudut mata Neoron memperhatikan itu, namun dia hanya mendata seadanya karena dia tak yakin dengan jalan pikiran gadis itu.

"Bagaimana, Neoron? Apa kita sudah bisa memilih tempat singgah pertama sebagai pengalaman awal?" tanya Hayate.

"Oh..oh ya, silakan. Apa hanya kalian berdua atau Tuan Osayr dan Nona Mimi mau ikut memilih?" tanya Neoron sambil mengedarkan pandangan ke kedua orang itu.

"Aku terserah saja" sahut Osayr santai dan acuh.

"A-aku ikut saja kemana menurut kalian..." ucap Mimi.

****

"Filter diterima. Estimasi waktu pencarian....lima belas menit..." ucap AI Serenium setelah Neoron memasukkan data yang kompleks ke komputer di Bridge.

"Apakah ini butuh full kru atau sedikit saja bisa, Kapten?" tanya Hayate bersemangat.

"Kalau dari filter yang tadi, saya estimasi satu atau dua orang cukup untuk eksplorasi, Tuan Hayate. Tapi apabila pencarian dengan tingkat kesulitan Lanjutan, mungkin anda perlu mempertimbangkan bawa salah satu Robot Maid, paling tidak" ucap Neoron datar namun tegas.

"Aku saran sih cari yang mudah dulu. Minimal kita berlatih mental secara bertahap" usul Makaria, Hayate mengangguk paham.

Sementara itu Mimi masih asik eksplorasi pesawat dan ruang kerjanya. Dia kini memakai pakaian yang telah disesuaikan dengan jaman. Tangannya asik mencatat banyak hal di buku tulis dan pena pemberian Berliana.

"Woah...jadi ini namanya kulkas? Dingin sekali didalamnya, hampir sedingin AC di kamarku!" seru Mimi. Ruby yang menemaninya hanya tersenyum. Dia diminta Berliana ikut eksplorasi sebagai pembiasaan diri.

"Tapi kalau sedingin ini, bukankah artinya benda ini bisa mengawetkan daging?" tanya Mimi.

"Tergantung, Nona. Yang bawah sini hanya dapat mengawetkan sayur dan buah-buahan. Untuk daging harus yang atas...." ucap Ruby kalem. Mimi segera membuka kulkas bagian atas.

"Hiiihh dinginnya, wah banyak es disini!" sahut Mimi bersemangat melihat banyak balok es kotak-kotak yang rapi tertata.

"Es-es ini kelak dapat digunakan untuk sajian dingin, Nona. Misalnya jus buah atau makanan penutup lainnya..."

"Apa itu Jus...?!" mata Mimi melebar bingung. Di jamannya tidak ada makanan atau minuman yang disajikan dengan es. Ruby berpikir sejenak.

"Nanti saya akan buatkan satu Jus untuk anda ketika jam makan siang, oke?"

"Mantap! Saya akan coba nanti!" seru Mimi riang. Berliana yang dari jauh melihat itu hanya tersenyum keibuan. Dulu di project awalnya, Elysium, semua kru pesawat adalah orang dari jaman modern atau sihir. Sehingga dia tak perlu menjelaskan banyak hal basic ke mereka. Tapi Mimi ini, menurutnya, pengecualian. Karena gadis ini sebenarnya Apoteker dan juga Herbalist bertalenta menurut info yang dia terima dari Merry. Dia hanya berharap gadis ini belajar cepat dengan jaman modern ini.

****

[Misi: Misteri Lenyapnya Beberapa Individu]

[Lokasi: Dimensi Auvuria. Tahun 668, Kota Saleem]

[Tingkat Kesulitan: Sedang]

[Hadiah: Setara 85,000 USD atau 300 Tael Emas atau 17,000 Elfina, Kartu Debit Multi-Dimensi untuk masing-masing kru]

"Whoa, mantap juga nih hadiahnya!" seru Makaria agak keras agar dapat didengar Osayr atau Mimi. Namun pria Elf itu santai saja membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan Serenium. Mimi sebaliknya, dia beranjak dari duduknya dan mendekati komputer Bridge.

"Kayanya aku pass untuk misi ini deh..." ucap Hayate. Dia sebenarnya tertarik dengan hadiahnya tapi penjelasan Misi-nya tampaknya sulit untuk dia lakukan.

"300 tael emas lumayan ya, Kak Ria! Apa saya boleh ikut?" ucap Mimi. Makaria senang akhirnya dia mendapat kesempatan berinteraksi dengan individu bukan dari jamannya sendiri.

"Tentu, Mimi. Kapten, bisakah diperjelas detil Misi-nya ke kami? Serta apa saja yang perlu dipersiapkan?" tanya Makaria cepat.

"Baik, Nona. Berikut adalah benda dan latihan yang kalian perlukan sebelum memulai Misi.." ucap Neoron yang meminta mereka berdua mendekat ke komputer Bridge.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!