Eksplorasi Serenium

"Kamar yang aneh, tapi sangat bersih. Jauh lebih bersih daripada kamarku di istana kerajaan..." pikir Mimi setelah Berliana menunjukkan kamarnya di Serenium. Gadis kecil itu berjalan mendekati, yang dia tebak, ranjangnya yang berupa ranjang kayu jati di sekelilingnya, cukup untuk satu orang tidur. Dan..

"Astaga, empuk sekali!" celetuk Mimi ketika dia duduk di sisi ranjang tersebut.

"Bahan apa ini? Sutra? Halus sekali! Argh! Banyak hal baru disini. Aku harus mencatat jurnal!" gumamnya tertarik dengan banyak hal hanya dari kamarnya tersebut.

****

Diluar kamar Mimi, Neoron mengamati melalui jendela namun dari jauh agar si empunya tak menyadarinya. Pantauan ini terekam dan salah satu misi yang diberikan oleh Valendro, karena menurut Merry chemistry diantara para prajurit tersebut harus, minimal tidak gaduh atau bertikai satu sama lain.

"Kerja bagus, Neoron. Tapi tolong difilter pantauan ini untuk hal-hal yang 'kurang pantas', oke?" ucap Valendro dari alat pendengar Neoron.

"Perintah diterima. Saya akan melanjutkan memantau yang lain..." jawabnya agak berbisik.

Sementara itu, Berliana saat ini telah selesai menunjukkan kamar tidur masing-masing kru pesawat.

"Ano..." panggil Mimi tiba-tiba dari belakang Robot Maid tersebut, "Kalau boleh tau, dimana saya nanti bekerja...?" sejenak Berliana memeriksa data Mimi menurut informasi yang diberikan Valendro dan Merry serta persetujuan mereka berdua.

"Silakan lewat sini, Nona" Robot Maid itu memintanya mengikuti, sementara Mimi berlari kecil mengimbanginya, "Anda akan bekerja di dua tempat, yaitu bangsal pasien dan laboratorium herbologi. Silakan tanyakan mengenai alat-alat yang berada didalamnya ke saya kelak..."

Tiba-tiba Berliana berhenti, membuat Mimi menubruk pelan robot tersebut, "Mohon maaf, Nona. Kami akan mensupply anda dengan buku dan alat tulis. Mohon simpan pena kuas dan perkamen berharga anda" ucap Berliana sambil berbalik menghadap Mimi, yang baru saja mengeluarkan dua benda kuno yang dimaksud.

"Oh hehe...baiklah. Kalau boleh tolong ajarkan juga cara pakai dua benda tadi...?!" ucap Mimi salah tingkah. Saat ini dia berusaha menghafal jalan menuju tempat kerjanya saja minimal. Hal ini sudah terbiasa baginya, karena istana kerajaan jauh lebih luas daripada pesawat ruang angkasa ini. Walau dirinya tetap kagum (menurut penjelasan Sam kepadanya), bagaimana benda baja sebesar ini kelak dapat terbang.

****

Sementara itu, Makaria dan Hayate berdiskusi di Bridge Serenium diawasi oleh Neoron. Osayr tampak menatap pemandangan luar dari salah satu jendela pesawat. Pandangannya kosong ke satu titik. Neoron menganalisa pandangan pria Elf tersebut, tebakannya pria itu sedang memandang sedih kampung halamannya.

"Kudengar awal-awal kita boleh jalan-jalan ke dimensi yang aman, apa boleh ya?" tanya Hayate riang. Kemampuan berlari cepatnya membuatnya menjadi individu yang tak sabaran.

"Mck, kamu ini. Kita ini bukan liburan woy. Walau mungkin boleh jalan-jalan, tetap aja kita berusaha mencari pengetahuan mengenai tempat yang kita tuju" tukas Makaria namun lembut. Dia tahu pria dihadapannya paling tidak lima atau tujuh tahun dibawah usianya. Sehingga Makaria harus menganggapnya sebagai adik bandel.

"Nona Ria benar, Tuan Hayate. Nanti Profesor Valendro akan memberi beberapa pilihan untuk kalian eksplorasi tempat yang kita tuju. Tentunya, saya dan kru yang tidak bertugas akan menunggu laporan dari siapapun yang turun ke dimensi tersebut" sahut Neoron sambil tersenyum.

"Oohh.." walau dirinya merasa agak terkekang, tapi pikiran untuk berpetualang ke tempat baru cukup membuat Hayate dapat bersabar. Bagaimanapun didikan keras keluarganya di Bumi di dimensi berbeda, cukup menggembleng pria ini untuk tidak bertindak kriminal.

"Silakan kalian berdua lihat-lihat pamflet ini. Ini adalah informasi planet yang bermasalah. Dari masalah kecil hingga besar. Saya sarankan hindari yang besar, karena biasanya membutuhkan seluruh kru yang bertugas untuk mengeksplorasinya..." ucap Neoron tenang sambil menyerahkan sebuah smart pamflet.

Makaria dan Hayate tercengang. Mereka seperti melihat katalog pembelian ponsel, dimana setiap dimensi setidaknya memiliki filter masalah serta larangan dan budaya yang ada di dimensi tersebut.

"Wah gila! Ga mungkinlah kita memilih kecuali kalau waktu lagi benar-benar kosong!" celetuk Hayate memijat kepalanya.

"Betul. Daftar ini bukan main banyaknya. Apakah kamu bisa memfilterkan untuk kami planet yang memiliki masalah sangat kecil, Kapten?" tanya Makaria yang pandangannya agak berputar setelah melihat daftar tersebut.

"Tentu. Kedepannya saya sarankan hal inilah yang kalian lakukan agar memudahkan pencarian..." jawabnya santai sambil tersenyum. Walau dirinya sedang memfilter keinginan kedua manusia di hadapannya..Neoron masih terus memantau perilaku Osayr yang tampak bosan.

****

"UOHHHH!!" seru Mimi setelah diperlihatkan laboratorium herbologi oleh Berliana. Dia ngacir ke banyak area lab dan matanya berbinar melihatnya banyaknya tanaman eksotis dan langka di ruangan tersebut. Berliana tampak tenang sambil tersenyum tipis melihat tingkah gadis kecil itu.

Sekitar sepuluh menit, Berliana membiarkan Mimi eksplorasi tanaman, hingga tiba saatnya gadis itu mulai kebingungan dengan alat-alat di area kantor laboratorium tersebut.

"Apa ini? Dan ini juga?" tanya Mimi menunjuk banyak hal. Robot Maid itu dengan sabar memberitahu dan memperagakan pemakaian alat-alat tersebut. Dirinya telah bekerja bersama dua spesies lain sebelum project ini. Sehingga data mengenai alat-alat sudah terekam di memorinya.

Satu jam kemudian, mereka berdua pun keluar dari laboratorium. Mimi terlihat lelah sekaligus bersemangat, namun fisiknya tidak membohongi bahwa dia saat ini butuh makan agar kinerja otaknya optimal.

"Mari, saya antar anda ke ruang makan" ucap Berliana. Dia lalu mengirim pesan singkat ke Neoron agar meminta kru lain menuju ruang makan.

****

"Wah hebat! Kenapa ada makanan kerajaan disini?" tanya Mimi ketika dia melihat set komplit yang biasa dia bantu persiapkan untuk selir dimana dia bekerja sebelumnya.

"AI dan robot pesawat ini sudah menerima informasi sebelum kamu naik ke pesawat ini, Mi. Sehingga makanan yang dipersiapkan disesuaikan dengan tempat asal kamu. Betul kan, Neoron?" ucap Makaria sambil mengerling robot kapten tersebut.

"Benar. Namun apabila ada permintaan untuk mencoba hal-hal baru, silakan sampaikan pada kami, Nona Mimi" sahut Neoron. Dirinya tidak ikut makan, pun juga Berliana. Mereka hanya perlu dicharge setiap lima tahun sekali waktu Ring'o'Dawn.

"Ehm...bisakah makanan saya diganti dengan makanan seperti Ria atau Hayate?" celetuk Osayr tiba-tiba sambil mengangkat satu tangannya. Dirinya tampak kesal melihat makanan dari kampungnya tersaji di meja makan. Makaria melihat makanan itu tampak seperti salad sayuran dengan tumbuhan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

"T-tentu, Tuan Osayr..." ucap Neoron yang segera mengerling Berliana. Robot Maid itu segera menjentikkan jari, seketika makanan Osayr masuk ke bawah meja yang terbuka, lalu digantikan makanan yang dihidangkan ke Hayate. Mimi dan Makaria tertegun dengan kelakuan Osayr, namun keduanya memilih untuk tidak bertanya sekarang agar tidak memperkeruh suasana makan saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!