Chapter 20

"Apa rencana laporan untuk acara amal kita yang baru sudah selesai?" Tanya Helena kepada Luna begitu mereka akan memasuki ruang rapat.

Luna kemudian menyodorkan map berisi laporan yang sudah ia kerjakan selama beberapa hari ini. "Aku sudah mengirim email-nya kepada direktur dan dia sudah menyetujuinya. Kita hanya membutuhkan persetujuan dari wakil pimpinan saat rapat nanti."

"Kau sudah bekerja keras, Luna." Helena berkata sembari membuka pintu ruang rapat yang sudah dihadiri hampir sebagian orang. "Kau duduklah disampingku."

Sudah hampir sebulan Luna bekerja di Bennington foundation menggantikan posisi ibunya. Meskipun awalnya ia merasa sulit, tapi semua orang yang berada diruangan yang sama dengannya sudah sangat baik dan juga membantunya jika ia mengalami kesulitan.

Dua bulan lagi pergantian tahun dan mereka selalu mengadakan acara amal dimusim dingin ketika menjelang natal dan tahun baru. Ia diberi tugas untuk mencoba menyusun laporan untuk acara amal kali ini. Ia bisa mendengar bisikan tidak suka orang-orang yang hadir diruangan ini mengenai pimpinan mereka yang akan tiba beberapa saat lagi.

"Apa kau tahu pimpinan kita yang baru adalah cucu pemilik Bennington foundation?" Gumam Helena ditelinganya dengan pelan dan dijawab dengan gelengan kepala.

"Kau akan tahu begitu dia memasuki ruangan ini. Dia tampan tapi dia benar-benar sangat kejam jika menyangkut pekerjaan. Aku berharap laporan yang sudah kau susun dengan susah payah ini, bisa langsung disetujui olehnya." Lanjut Helena lagi dan dengan cepat berdiri dari tempat duduknya ketika mendengar pintu ruang rapat terbuka bersamaan dengan suara langkah kaki beberapa orang.

Luna ikut berdiri dan menundukkan kepalanya ketika seseorang menyuarakan bahwa pimpinan telah memasuki ruangan. Suasana tiba-tiba hening dan ia bisa melihat seseorang berjalan mendekat dan berhenti tepat didepannya.

Masih menundukkan kepalanya, ia bisa merasakan bahwa semua orang tengah memperhatikan dirinya. Sambil menelan ludah dan berusaha menghilangkan kegugupannya, ia mengangkat kepalanya dengan perlahan dan dengan gerakan tiba-tiba ia kembali terduduk dikursinya ketika matanya bertatapan langsung dengan pria yang ia hindari selama hampir dua bulan ini.

Luna bisa merasakan tatapan penuh kebencian yang ditujukan Landon untuknya. Tidak ingin membuat orang-orang disekitarnya curiga, Luna kembali berdiri memberi salam pada pimpinan mereka dengan suara sedikit gemetar.

"Aku baru melihatmu disini. Apakah dia pegawai baru?" Tanya Landon kepada asistennya sembari duduk dikursinya dan kembali menatap kearah Luna.

"Dia menggantikan Mrs Jennifer di tim perencanaan." Jawab sang asisten.

"Sepertinya Bennington foundation memiliki hak istimewa bagi orang-orang yang memiliki saham disini, sehingga dengan bebas bisa merekrut keluarga mereka." Gumam Landon dengan suara yang sengaja ia tujukan pada Luna.

"Bukankah anda juga begitu, Tuan." Bisik asistennya dan membuat pria itu mendapatkan tatapan tajam dari Landon.

Landon melihat kearah Luna lagi dan tahu wanita itu tidak baik-baik saja. "Baiklah, mari kita mulai rapat pagi ini. Aku ingin tahu rencana apa sudah kalian buat untuk acara amal musim dingin nanti."

Selama rapat berlangsung Luna bisa melihat sisi lain dari Landon yang selama ini tidak ia ketahui. Pria itu sangat cerdas dan juga terlihat sangat keren ketika berbicara dengan orang-orang. Ia juga sangat tampan ketika menggulung lengan kemejanya hingga kesiku dan memperlihatkan tatto dengan tulisan Yunani kuno yang ia sendiri tahu artinya.

Luna terlihat sedikit kecewa ketika Landon bersikap seolah-olah tidak mengenal dirinya dan juga mengabaikan kehadirannya selama hampir tiga jam didalam ruangan yang sama. Ia bisa mencium aroma parfum pria itu dan tiba-tiba merindukan saat-saat kebersamaannya mereka.

"Luna, apa yang kau lamunkan? Semua orang sudah pergi." Sahut Helena dan membuat dirinya dengan cepat menyusul rekan kerjanya keluar ruangan.

...****************...

Seharian ini berjalan seperti biasanya, dan Luna menjadi tidak bersemangat mengetahui bahwa Landon mengabaikannya. Pria itu bahkan tidak menampakkan dirinya lagi hingga waktu pulang.

Lagipula bukankah itu yang ia harapkan dari hubungan mereka. Ia yang sudah memutuskan hubungan mereka dan dirinya juga yang merasa sakit hati akan akibatnya. "Bukankah pria itu yang mengatakan tidak akan melepaskannya apapun yang terjadi. Lihatlah, bahkan dia mengabaikanku saat rapat." batin Luna sembari bangkit berdiri untuk mengambil minuman.

"Apa yang kau lakukan sendirian disini? Bukankah ini sudah waktunya pulang?" Sahut Landon dibelakang tubuh Luna, sehingga membuat wanita itu menumpahkan minumannya.

"Apa kau ingin membuat jantungku tiba-tiba berhenti? Kau membuatku terkejut." Balas Luna sembari menekan dadanya.

Landon yang baru teringat akan penyakit Luna, dengan gerakan tiba-tiba menyentuh dada wanita itu dan membuat Luna mendorong tubuhnya. "Mengapa kau mendorongku?"

"Tentu saja aku mendorongmu. Kau menyentuh dadaku sembarangan. Bagaimana jika ada orang yang melihat apa yang kau lakukan. Mereka akan berpikir kau pria mesum." Balas Luna sembari menuangkan air kedalam gelasnya lagi dan meneguknya hingga habis.

Landon menatap Luna dengan kerinduan yang sudah ia tahan sejak lama. Ia ingin mencium wanita cantik di hadapannya ini dan tahu jika itu saja tidak akan cukup. "Mengapa kau masih belum pulang? Ini sudah hampir malam dan kau tidak takut sendirian?"

"Bukankah tempat ini sangat aman? Tidak ada yang akan berbuat jahat padaku." Jawab Luna sembari menatap Landon. "Kecuali kau, mungkin hanya kau yang berani berbuat jahat padaku."

"Apa kau ingin aku berbuat jahat padamu, Luna? Sepertinya kau juga sangat menginginkan hal itu." Landon tersenyum ketika membisikkan kata-kata vulgar ditelinga Luna.

"Menjauh dariku, Landon. Meski kau pimpinan disini, aku tidak akan takut padamu." Ucap Luna dan merasakan bibir pria itu melumat bibirnya.

Landon tahu rasa bibir Luna akan semanis ini, dan ia semakin memperdalam ciumannya. Tubuh mereka sudah sangat menempel dan ia bisa merasakan dada wanita itu menekan dadanya. Landon kemudian mengangkat tubuh Luna hingga duduk diatas pantri. Jemari Luna berpindah dari belakang leher menjadi meremas rambut Landon ketika pria itu menggigit bibir bawahnya dan mengisapnya dengan kuat.

"Landon. Berhenti." Gumam Luna dengan suaranya yang serak.

Tanpa mengindahkan ucapan Luna, ia masih terus mencium bibir wanita itu dan membuka kancing kemeja Luna satu persatu memperlihatkan dadanya yang sepucih salju. "Tidak, aku ingin mecicipi tubuhmu."

Jemari Landon berhasil membuka kaitan bra Luna sehingga menampakkan dada wanita itu, dan meremasnya lembut. ciuman Landon berpindah ke sepanjang leher Luna dan turun ke dada wanita itu. Landon bisa mendengar erangan Luna ketika ia mengisap dadanya dan meninggalkan tanda merah di kulit lembut wanita itu.

"Sialan, Luna. Aku menginginkanmu sekarang, saat ini juga." Ucap Landon sembari menggendong tubuh Luna dan membawa wanita itu ke ruangan pribadinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!