Chapter 12

Setiap malam Landon menghabiskan waktunya dengan mengunjungi club dan bersenang-senang dengan teman-teman gengnya. Ia melampiaskan kemarahannya dengan minum-minum dan pulang dalam keadaan mabuk.

"Kau benar-benar sangat kacau, Landon.'' Sahut salah satu temannya.

''Jangan pedulikan aku. Aku baik-baik saja'' ucap Landon yang tahu teman-temannya memperhatikannya beberapa hari ini.

"Kau belum bisa melupakan wanita itu? Bukankah kau belum terlalu lama mengenalnya. Kau bisa mencari wanita lain seperti kebiasaanmu,'' tanya James yang sudah kembali berkumpul bersama mereka.

''Dia berbeda, dan aku masih mencarinya hingga sekarang. Aku bahkan menyewa orang untuk menemukannya.'' jawab Landon kemudian menuangkan minuman ke gelasnya yang telah kosong.

"Bukankah sudah jelas dia tidak menyukaimu, karena kau terlibat geng motor?'' Apa yang kau harapkan jika kau menemukannya?'' Tanya salah satu teman Landon yang tidak menyukai Luna, kekasih Landon yang jelas-jelas menghina geng motor mereka.

''Dia memiliki alasan dan juga trauma yang tidak bisa dengan mudah dia hilangkan. Aku mengerti apa yang Luna rasakan, dan aku akan mencoba menjelaskan padanya bahwa tidak semua geng motor itu jahat.

''Dia bahkan hanya wanita biasa, kau bisa mencari yang lebih baik dari dia'' sahut pria itu lagi dan membuat Landon mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arahnya.

Landon dengan wajah marah maju dan menyarangkan tinju ke wajah pria yang sudah berani merendahkan Luna, pria itu jatuh dari tempat duduknya dan Landon memukulinya dengan bertubi-tubi.

Terjadi perkelahian dan James yang mencoba memisahkan mereka berdua ikut terkena pukulan Landon. James menarik tubuh Landon dan membawanya keluar.

"Sial. Aku akan membunuh bajingan itu,'' Sahut Landon geram.

''Dan kau akan mendapatkan amukan ibumu,'' Balas James yang akhirnya membuat Landon berhenti merontak ketika ia menyebut nama ibunya.

...----------------...

Landon masuk ke dalam rumahnya dan melihat kedua orang tuanya sedang menunggu kedatangannya di ruang keluarga. Ayahnya menatap tajam ke arahnya dan ibunya memalingkan wajahnya tidak ingin melihat dirinya yang pulang dalam keadaan mabuk dan juga penuh luka di wajah.

"Duduklah, Son. Daddy ingin bicara denganmu" Sahut Louise dengan sedikit keras karena melihat kelakuan Landon yang bertambah parah beberapa bulan ini.

Landon duduk dengan perlahan dan meringis ketika merasakan sakit di tulang rusuknya. Julia yang mendengar suara kesakitan Landon akhirnya menoleh untuk menatap wajahnya dan terlihat rasa cemas tapi juga kecewa dengan tingkah Landon.

"Katakan padaku, apa yang kau inginkan untuk masa depanmu" tanya Louise.

"Masa depanku baik-baik saja, Dad. Bahkan aku telah menyelesaikan kuliahku dengan baik. Aku hanya bersenang-senang dengan teman-temanku, tidak lebih. Aku akan mulai bekerja di perusahaan Daddy minggu depan" jawab Landon menatap ayahnya.

"Bersenang-senang dengan melukai tubuhmu. Seperti itu maksudmu?" sahut Julia yang tidak habis pikir bersenang-senang apa yang sampai melukai diri sendiri.

"Maafkan aku, aku memang bukan Leander yang selalu membuat kalian bangga. Tapi aku akan berusaha menjadi pria yang bertanggung jawab ke depannya" gumam Landon menatap mata ibunya yang tampak berkaca-kaca.

"Kami tidak pernah membandingkan dirimu dan Leander. Bagi kami kalian sama dan juga rasa sayang kamipun sama. Kau ingin menjadi apa akan kami dukung selama itu baik. Bukan seperti yang kau lakukan saat ini." Sahut Julia kemudian mendekati Landon dan memeluk putranya itu.

"Daddy harap ini yang terakhir kalinya kau pulang dalam keadaan seperti saat ini. Jika kau masih seperti ini, Daddy akan melepasmu dan tidak akan mencampuri urusanmu lagi seterusnya. Kau bisa tinggal di apartemenmu dan juga mulai menghasilkan uang sendiri." Sahut Louise kemudian pergi menuju ruang kerjanya.

"Kau membuat Daddymu marah, dan selama ini ayahmu tidak pernah turun tangan masalah kalian selama Mommy masih bisa mengatasinya. Tapi kau semakin hari semakin membuat Mommy cemas." ucap Julia yang mengambil kotak obat dan mengobati luka Landon.

"Leander sudah menikah dan mengambil alih perusahaan ayahmu yang berada diluar negeri. Mommy berharap kau akan bisa meneruskan bisnis ayahmu disini yang juga merupakan milikmu. Kami akan menua dan pasti tidak ingin menghabiskan masa tua kami dengan terlalu banyak bekerja." Gumam Julia menasehati putra kesayangannya.

Pagi harinya, Landon membuka mata dan melihat asisten ayahnya sedang duduk menunggunya bangun. Ia bangun perlahan dan menatap wajah pria paruh baya yang sudah bersama keluarganya sejak Landon berumur 10 tahun.

"Apa yang kau lakukan dikamarku, Antonio" tanya Landon, dan pria itu berdiri dari kursinya membantu Landon untuk berdiri.

"Saya diminta tuan Louise untuk membawa anda ke perusahaan siang nanti." Jawab Antonio dan membuat Landon menatap ke arahnya.

"Untuk apa Daddy menyuruhku ke perusahaan? Aku akan mulai bekerja minggu depan. Lagipula wajahku sedang jelek" ucap Landon.

"Tuan Louise sudah mengadakan rapat para pemegang saham dan anda diminta hadir. Saya harus membawa anda apapun yang terjadi." sahut Antonio bersikeras.

"Kau benar-benar asisten yang sangat luar biasa. Jika aku bekerja aku akan meminta kau menjadi asistenku, dan itu syarat yang harus Daddy setujui.'' ucap Landon kemudian membuka bajunya dan masuk ke kamar mandi.

"Saya akan menolaknya'' batin Antonio dalam hati dan keluar dari kamar Landon.

Landon terlihat seperti seorang mafia dengan memakai jas berwarna hitam dan beberapa luka di wajahnya. Ia berjalan masuk melewati koridor perusahaan ayahnya dengan Antonio disampingnya. Landon berpikir jika saja ia tidak datang bersama Antonio, mungkin ia akan langsung di usir keluar oleh petugas keamanan di pintu depan.

"Aunty, Lauren?'' sahut Landon begitu melihat bibinya ketika ia keluar dari Lift.

''Landon. Apakah kau berkelahi lagi'' tanya Lauren ketika melihat wajah keponakannya penuh luka.

''Sedang apa aunty disini?" tanya Landon.

Aku dan unclemu di paksa ayahmu untuk menghadiri rapat penting'' sahut Lauren kemudian mengambil minuman yang di bawa salah satu pegawai Louise.

"Lalu dimana Uncle Oliver?'' tanya Landon yang tidak mengerti.

"Dia sedang bersama ayahmu dan juga beberapa pemegang saham untuk membicarakan masalah perusahaan dan rencana menjadikanmu CEO.'' Jawab Lauren lalu terdiam ketika melihat beberapa pejabat perusahaan keluar dengan wajah kesal dan menatap ke arah Landon.

"Sepertinya rapat tidak berjalan lancar'' gumam Landon.

"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan dengan wajahmu?" tanya Lauren pelan ketika melihat Landon terdiam dan tampak sedih.

"Aku kehilangan seseorang'' Sahut Landon pahit.

"Apa kau sekarang mendapatkan karmamu?'' ucap Lauren yang sangat tahu sifat Landon yang sering mempermainkan wanita.

"Sepertinya Tuhan sedang menertawakanku'' sahut Landon kemudian menatap wajah bibinya yang masih terlihat cantik di usianya sekarang.

''Kau pantas mendapatkannya, agar kau tahu bagaimana rasanya jatuh cinta dan patah hati'' ucap Lauren membuat Landon terdiam.

Sementara itu, Luna berdiri di atap rumah sakit dengan menatap ponselnya yang beberapa hari ini sengaja tidak ia nyalakan. Luna memandang pegunungan yang hijau dan indah sambil berdoa semoga Landon tidak akan pernah menemukannya di sini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!