Chapter 13

Sudah satu tahun lamanya Landon mencari keberadaan Luna. Ia bahkan menambah beberapa orang untuk mencari keberadaan wanita itu dan Landon sama sekali tidak bisa menemukannya.

Landon bahkan menemukan bahwa Luna tidak memiliki kakek seperti yang dikatakan oleh ibunya. Merasa frustasi membuat Landon akhirnya mengunjungi Bennington Foundation dan menemui aunty Lyana.

''Landon? Angin apa yang membuatmu datang mengunjungiku?'' sahut Lyana yang melihat keponakannya masuk ke dalam ruang kerjanya.

''Aku membutuhkan bantuan Aunty'' ucap Landon yang memeluk dan mencium pipi adik dari ayahnya.

''Bantuan? Apa kau membuat ulah lagi, Landon?" tanya Lyana dengan mata menyipit.

"Oh, ayolah Aunty. Aku sudah bekerja dengan baik selama beberapa bulan ini. Jika aku membuat ulah aku akan mencari uncle Darren, bukan Aunty." jawab Landon, kemudian duduk didepan bibinya.

"Oke... Oke. Aku hanya bercanda, tidak perlu marah seperti itu. Jadi, kau membutuhkan bantuan apa dariku?" sahut Lyana lembut.

"Aku ingin mengetahui seseorang yang sering berkunjung kesini. Namanya Luna dan dia anak dari mantan walikota." Ucap Landon membuat Lyana terkejut.

"Luna? Luna Rowland maksudmu? Ada apa kau menanyakan gadis itu?" tanya Lyana curiga.

"Aku bertemu dengannya ketika aku dihukum mommy bekerja ditempat Aunty Lauren dan kami menjadi dekat. Saat itu aku berbohong dan ketika dia tahu siapa aku sebenarnya, kami bertengkar. Setelah itu dia pergi tanpa aku tahu keberadaannya. Aku sudah datang ke rumahnya dan juga menyewa orang untuk mencarinya Aunty, tapi aku tak nenemukan jejaknya sama sekali" jawab Landon dengan perasaan cemas.

"Itu artinya dia tak ingin kau menemukannya. Maafkan aku Landon, aku tidak bisa membantumu. Luna tidak berada ditempat yang bisa kau temukan. Dan aku harap kau melupakannya, biasanya kau tidak peduli dengan wanita yang mencampakkanmu, bukan? sahut Lyana yang cukup tahu sikap Landon.

"Tapi Luna berbeda, aku jatuh cinta padanya, Aunty. Kumohon katakan padaku dimana dia? Pasti Aunty mengetahuinya.'' mohon Landon pada Lyana.

''Landon, apa kau tahu kenapa Luna sering berada disini?'' tanya Lyana menatap mata keponakannya.

''Apa maksud Aunty. Bukankah dia kesini karena menemani ibunya bekerja?'' sahut Landon yang tidak ingin berpikir yang tidak-tidak tentang Luna.

''Bukan apa-apa. Mungkin Luna memiliki alasan kenapa dia tidak memberitahu keberadaannya. Kau harus melepasnya Landon, tidak perlu mencarinya'' ucap Lyana dengan wajah sedih.

''Aunty tidak mau membantuku?'' gumam Landon

Lyana menatap wajah Landon dengan perasaan campur aduk, ia sudah berjanji pada Luna dan kini ia tahu alasan kenapa wanita itu mengambil keputusan yang dulu sangat ia tolak. ia tidak ingin mengganggu pengobatan Luna. Lyana kemudian mengusap pipi ponakan kesayangannya dengan lembut.

"Aunty akan mengabarimu jika mengetahui keberadaannya, Jika kau benar-benar jatuh cinta padanya maka tunggulah dia. Biarkan dia yang datang padamu, karena dia akan kembali jika benar-benar siap, Landon. Percayalah.'' ucap Lyana pelan.

''Tapi dia baik-baik saja kan, Aunty? Maksudku, dia tidak-

''Dia baik-baik saja, Luna pasti baik-baik saja. Tenanglah'' balas Lyana memotong perkataan Landon.

"Baiklah, Aunty. Aku akan kembali ke perusahaan. Aku akan tetap mencarinya. Aku mencintainya Aunty dan kali ini aku serius" gumam Landon memeluk Lyana dan berlalu pergi.

Lyana menatap kepergian keponakannya yang terkenal dengan sikap badboy dan sering membuat ibunya terkena serangan jantung. Saat ini sedang jatuh cinta setengah mati pada wanita yang mungkin waktunya di dunia cuma sebentar.

"Oh Tuhan, Landon. Aku tidak tahu bagaimana mengatakan padamu" batin Lyana memegang kepalanya dengan kedua tangan.

...----------------...

"Lunaa... Kau baik-baik saja?" tanya Serena ketika melihat Luna kesakitan sambil memegang dadanya.

Wajah Luna sangat pucat dan ia terlihat lemah. Serena memapahnya ke ranjang dan membaringkan tubuh Luna. Pagi tadi Luna melakukan pemeriksaan yang kesekian kalinya sebelum melakukan transplantasi jantung.

"Aku baik-baik saja, Rena. Aku hanya sedikit lelah" gumam Luna pelan.

"Bertahanlah, kau akan baik-baik saja setelah melakukan rangkaian tes. Aku akan memberimu obat untuk menghilangkan rasa nyerinya" ucap Serena mengusap lengan Luna.

"Thank you, Rena. Kau selalu membantuku selama aku disini. Maafkan aku selalu merepotkanmu." Ucap Luna menyentuh tangan Serena.

"Itu sudah tugasku, Luna. Aku menyayangimu dan ingin kau baik-baik saja. Ibumu dan ibuku akan datang kesini pekan depan. Kau pasti senang" sahut Serena membuat Luna tersenyum senang.

"Benarkah? Aku merindukan mereka" ucap Luna.

"Kak Lucy menanyakan keadaanmu. Aku meminta dia untuk datang menemanimu saat kau akan menjalani transplantasi. Aku ingin ada yang menemanimu ketika aku sedang sibuk." Ucap Serena yang duduk disamping ranjang Luna.

"Aku akan baik-baik saja, Rena. Kau tak perlu meminta kak Lucy untuk datang jauh-jauh kesini" sahut Luna yang terkejut ketika mendengar Lucy akan datang mengunjunginya.

"Sudah waktunya dia pulang ke rumah, lagipula dia akan menikah dengan Kak Declan jadi dia akan berada disini sedikit lama. Kakek akan sangat cerewet jika ia tidak menikah disini" ucap Serena tersenyum mengingat kakek yang pagi tadi sudah mulai mengenalkan dirinya dengan pria-pria pilihannya.

"Lucy akan menikah?" tanya Luna dengan wajah yang bahagia.

"Hmm... Mereka berdua sudah bertunangan sejak lama, dan juga kak Lucy sangat keras kepala. Ia sangat ingin menikahi kak Declan karena ia mencintai pria itu sejak kecil'' cerita Serena dengan tertawa.

"Lucy sangat beruntung?'' ucap Luna dengan tersenyum.

"Tentu saja, Declan mengetahui banyak rahasia memalukan kakakku. Bahkan aku sendiri tidak mengetahuinya" ucap Serena.

"Pasti kakakmu sangat tertekan menikahi pria itu" gumam Luna.

"Mereka saling mencintai saat ini, aku bisa melihat bagaimana mereka saling peduli satu sama lain dan Declan pernah menyelamatkan kak Lucy ketika hampir tenggelam" sahut Serena membuat Luna terkejut.

"Oh, sangat romantis. Aku sampai membayangkan mereka, Lucy sangat cantik dan dia Declan juga sangat tampan dan kharismatik" gumam Luna membuat Serena tertawa kencang.

"Kau membuat perutku sakit, Luna. Sekarang waktunya kau beristirahat, kita akan membicarakannya lagi nanti" ucap Serena merapikan selimut Luna dan tersenyum manis.

"Besok kau akan membawa ibuku kesini kan, Rena? tanya Luna sedikit canggung.

"Aku janji, Luna" sahut Serena kemudian pergi keluar dengan menutup pintu perlahan.

Luna menatap kepergian Serena hingga pintu tertutup. Serena selalu membuatnya merasa nyaman dan tenang saat ia mengalami stress pasca kemoterapi yang ia lakukan beberapa bulan ini. Ia bersyukur wanita itu yang berada bersamanya disini.

Luna senang ketika mendapat kabar penikahan Lucy, ia ingin hadir tapi itu sangat tidak mungkin. Ia tidak ingin bertemu Landon disaat dirinya seperti ini. Luna kemudian membuka pesan masuk di ponselnya dan membaca pesan-pesan yang di kirim Landon padanya dulu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!