Chapter 16

"Apa yang kau lakukan disini? Apakah Luna sudah tidur?" Serena bertanya ketika melihat sepupunya tengah duduk ditaman yang berada dilantai dua. Landon terlihat kacau dengan penampilannya yang sedikit berantakan.

Landon menoleh dan melihat Serena menghampirinya dan duduk dikursi satunya. "Aku hanya ingin menghirup udara malam. Didalam terasa panas."

Landon mengeluarkan rokok elektriknya dan menyimpannya kembali ketika merasakan tatapan tajam Serena kearahnya. Menarik nafas panjang, ia bangkit dari duduk dan menatap pemandangan malam yang terang benderang. Meski tempat ini indah, tidak membuat dirinya memutuskan untuk menetap disini.

"Apakah kau mencintai Luna? Aku terkejut mengetahui bahwa kau adalah pria yang sering diceritakan Luna selama ini. Kau tidak seperti orang yang kukenal, apalagi jika itu menyangkut perasaan cinta. Kau sangat hobi berganti pasangan sampai membuat aunty Julia murka." Kata Serena sambil memasukkan permen ke dalam mulutnya.

"Aku tahu" ujar Landon pelan sembari menarik nafas panjang.

Serena menawarkan permen kepada Landon tapi ditolak oleh pria itu. "Lalu kenapa kali ini berbeda. Kau bahkan rela mengejar Luna dengan datang jauh kesini."

"Kalian semua mengatakan hal yang sama dan berpikir bahwa aku tidak akan pernah bisa setia pada satu wanita. Tapi nyatanya saat ini Luna adalah pengecualian. Entah mengapa aku sangat mencintai wanita itu dan menjadi gila selama setahun ini karena tidak mengetahui keberadaannya." Jawab Landon.

"Apa yang kau ketahui mengenai Luna?" Serena bertanya kepada Landon ketika pria itu akan melangkah pergi.

Langkah kaki Landon terhenti dan dengan perlahan membalikkan tubuhnya kearah Serena. "Apa kau ingin mengatakan bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan?"

"Sebagai seorang dokter aku memiliki sumpah untuk tidak membocorkan data pasien. Tetapi sebagai keluarga, aku hanya ingin mengatakan kau harus bersiap jika memutuskan menjalin hubungan dengannya. Meski operasi ini berhasil tidak menutup kemungkinan bagi tubuhnya untuk bertahan." Ucap Serena pelan. "Kau akan kehilangan Luna dalam beberapa tahun kedepan,"

Landon mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh sepupunya. "Kau bukan Tuhan,"

"Aku adalah dokter yang menanganinya. Ibumu seorang dokter. Kau bisa menanyakan pada ibumu kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi." Sahut Serena dengan kesal. "Jika kau hanya memainkan perasaan Luna, lebih baik kau mencari wanita lain. Biarkan wanita itu disini dan menjalani kehidupan apa yang dia inginkan."

"Aku tetap akan membawanya pulang sesuai apa yang aku katakan padamu pagi tadi. Aku akan meminta Mom untuk mencari dokter terbaik yang akan melanjutkan pengobatannya." Landon berkata dengan suaranya yang dingin.

"Kau gila, Landon. Kau akan membuat Luna menderita." Teriak Serena sembari menahan langkah kaki pria itu. "Jangan membuat keputusan yang akan kau sesali."

Merasa marah, Landon mencengkeram kedua lengan sepupunya hingga membuat wanita itu meringis kesakitan. "Apa kau berpikir aku akan menyakitinya? Apa karena masa laluku yang buruk sehingga kalian meragukan ketulusanku? Jangan membuatku marah, Rena."

"Aku hanya tidak ingin kau menjadi lebih gila lagi nantinya. Lepaskan Luna dan pergilah mencari wanita lain." Ucap Serena sambil menatap tajam kearah Landon dan memukuli dada pria itu. "Sialan kau, Landon. Aku akan membencimu jika sampai kau menyakiti Luna,"

Landon berpaling dan melihat wanita dengan pakaian rumah sakit berdiri diambang pintu. Tatapan Luna hanya tertuju padanya dan ia bisa melihat tubuh wanita itu gemetar. Sejak kapan ia berdiri disitu dan mendengar semua pembicaraan mereka.

...****************...

"Duduklah." ucap Landon kepada Luna ketika mereka sudah kembali ke ruangan wanita itu. "Seharusnya kau tidak berjalan jauh dan membuat dirimu kelelahan."

Luna mengusap air matanya yang masih saja menetes. "Aku mencarimu. Aku pikir kau sudah pergi."

"Aku sudah mengatakan padamu berulangkali bahwa aku tidak akan pergi kemanapun tanpamu. Aku sudah mengurus semua berkas kepulanganmu. Kita akan kembali dua hari lagi menggunakan pesawat pribadi. Kau akan baik-baik saja." Ujar Landon sambil meletakkan botol mineral ditangan Luna.

Entah sudah berapa kali ia mendapat amukan dari ibunya begitu mengatakan bahwa dirinya akan kembali dalam dua hari lagi dan meminta izin menggunakan pesawat pribadi milik ayahnya. Dan semalam Leander mengirimkan pesan padanya mengenai persetujuan dan juga persyaratan dari ayahnya.

"Daddy sempat menolak, tapi akhirnya luluh setelah aku mengatakan bahwa kau akan menjadi seekor singa yang gila jika keinginanmu tidak terpenuhi, dan Daddy memberikan syarat itu." Ujar Leander melalui sambungan telepon.

Landon keluar dengan perlahan dari kamar Luna dan menutup pintu. "Mengapa Daddy ingin menjodohkan aku dengan Emma? Kau dan Summer tahu bagaimana perasaan Emma padaku? Wanita itu menyukaiku."

"Kau hanya datang ke pertemuan bersama Emma dan jelaskan semuanya pada wanita itu. Itu adalah syarat dari Daddy jika kau ingin mendapatkan izin menggunakan pesawat pribadi." Jawab Leander kemudian memutuskan panggilan telepon mereka ketika mendengar teriakan Summer.

Landon masuk dan melihat Luna telah tertidur kembali. jemarinya mengusap lembut wajah Luna yang cantik meski masih terlihat pucat. "Kau tahu apa yang aku pikirkan selama aku mencarimu? Aku memutuskan untuk menikahimu apapun yang terjadi," ucap Landon dalam hati.

Dua hari kemudian, Luna terlihat melakukan panggilan video dengan ibunya. Landon sedang memasukkan barang-barang penting miliknya kedalam tas berukuran sedang dengan merek terkenal. Pria itu tidak mengijinkannya untuk melakukan apapun, dan menyuruhnya untuk duduk diam hingga mobil jemputan mereka tiba.

"Kau jadi pergi sekarang?" Tanya Jennifer kepada Luna yang sudah berjalan turun ke lobby rumah sakit.

Luna menjawab pertanyaan ibunya, kemudian memutuskan panggilan telepon mereka dengan cepat. Luna tidak sempat berpamitan dengan Serena karena wanita itu sedang berada diruang operasi. Untunglah mereka sudah bertemu dan berbincang sangat lama semalam.

Landon beberapa hari ini mengetahui bahwa hubungan Luna dan ibunya sangat buruk. Sejak awal pertemuan mereka, Luna selalu takut jika membuat ibunya marah. Komunikasi yang mereka berdua lakukan sangatlah kaku dan dingin, tidak seperti hubungan baik antara ibu dan anak pada umumnya.

Landon bertemu dengan ibunya dihari pertama pria itu datang, itupun hanya perkenalan yang singkat. Seolah mengisyaratkan bahwa ibunya tidak peduli akan pria yang dekat dengan putrinya.

"Kita akan mampir ke suatu tempat terlebih dahulu." Landon berkata ketika mereka sudah berada didalam mobil. "Tidak butuh waktu lama. Kau akan baik-baik saja."

Luna menatap Landon dan merasa pria itu sedikit tidak nyaman. "Apakah terjadi sesuatu? Kau terlihat gelisah."

"Tentu saja. Aku hanya melakukan ini sekali seumur hidupku." Jawab Landon dan menghentikan mobilnya disalah satu bangunan kuno yang cukup terkenal di kota ini.

Luna yang masih bingung sedikit terkejut ketika Landon membuka pintu mobil dan bersiap-siap untuk menggendongnya. "Kau akan membawaku kemana, Landon?"

"Bukankah ini salah satu tempat yang cukup terkenal untuk melakukan janji pernikahan." Landon berkata sembari membawa Luna dalam gendongannya menuju kedalam, dimana mereka akan mengikat janji pernikahan.

"APAA??"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!