Chapter 4

Sampai dengan waktu makan siang, Landon tidak mendapat pesan apapun dari Luna. Landon mengurungkan niatnya setiap ia akan memencet tombol panggilan diponselnya, lalu turun ke bawah untuk melihat apakah mobil Luna ada diparkiran tapi ia terlihat kecewa ketika tidak menemukannya.

Ia berencana akan mengajak Luna berkuda hari ini dipeternakan milik Lion sepupunya, karena cuaca hari ini sangat bagus. Ia juga sudah menyuruh pelayan rumahnya untuk menyiapkan bekal mereka nanti.

Landon akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dan pulang. Ia terlihat cemberut dan menendang kaleng minuman hingga menggelinding mengenai kaki seorang wanita, yang tak lain adalah Luna yang tersenyum memandang ke arahnya.

Wajah Luna terlihat sedikit pucat, tapi senyum wanita itu membuat ia masih terlihat cantik. Luna memakai dress berwarna pastel dengan sweater berwarna putih. Landon diam ditempatnya cukup lama hingga Luna menghampirinya.

''Haii, Landon. Maaf aku tidak bisa menepati janji kita hari ini'' ucap Luna pelan dan tersenyum simpul.

''Kau tidak membalas pesanku'' ucap Landon kemudian menggenggam kedua tangan Luna yang terasa dingin.

''Apa kau baik-baik saja? tanganmu sangat dingin'' Landon berkata lagi dan memasukkan kedua tangan Luna dijaketnya.

''Aku baik-baik saja, Landon. Aku hanya terburu-buru datang kesini, karena aku tidak ingin kau marah padaku. Ponselku dibawa mommy hingga aku tidak bisa membalas pesanmu'' jawab Luna kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh Landon saat pria itu menarik kedua tangannya untuk mencari kehangatan didalam jaket milik Landon.

''Apa kau sakit? kau terlihat pucat'' tanya Landon kemudian menyentuh pipi Luna dan mengusapnya lembut.

''Aku hanya lupa berdandan hingga wajahku tampak pucat, apa aku terlihat jelek?'' jawab Luna dengan tertawa membuat Landon memeluk wanita itu.

''Kau selalu terlihat sangat cantik bahkan tanpa memakai riasan apapun'' jawab Landon kemudian mengecup hidung Luna.

''Kata-kata itu benar-benar seperti ucapan seorang playboy dan aku merasa terjebak dengan rayuanmu'' ucap Luna membuat mereka berdua tertawa.

''Aku berkali-kali ingin menghubungimu, aku khawatir dan perasaanku tidak enak. Sejak pagi aku menjadi tidak semangat untuk bekerja'' gumam Landon yang masih memeluk Luna dan mencium puncak kepala wanita itu.

''Maaf aku tidak bisa berlama-lama. Aku bersama sopirku yang menungguku'' sahut Luna melepas pelukan Landon perlahan.

''Apa kita akan bertemu lagi?'' tanya Landon yang merasa Luna sangat sulit untuk ditemui.

''Tentu saja. Besok aku akan datang dan aku akan menunggumu dikantin saat makan siang. Aku berjanji kali ini'' ucap Luna kemudian menyodorkan kelingkingnya didepan wajah Landon, memaksa pria itu mengaitkan dengan jari miliknya.

Apakah ia harus jujur pada Luna siapa dia sebenarnya? tapi ia takut Luna akan semakin menjauhinya jika tahu yang sebenarnya. Luna terlihat tidak pernah dekat dengan seorang pria dan dirinya yang sebenarnya adalah hal yang paling dibenci oleh semua wanita, bahkan ibunya sangat tidak menyukai kelakuannya selama ini. Hanya Leander lah orang yang selalu membelanya dihadapan kedua orang tuanya.

''Ada apa? apakah ada yang kau pikirkan? tanya Luna memecah lamunan Landon.

''Tidak apa-apa.'' sahut Landon kemudian tersenyum kembali dan menggandeng tangan Luna berjalan menuju mobilnya yang parkir diseberang jalan.

Saat akan menyeberang terlihat beberapa geng motor lewat dan membunyikan klakson yang membuat Luna terkejut dan mundur tiba-tiba hingga membuat Landon memeluk pinggangnya agar tidak terjatuh.

''Kau baik-baik saja?'' tanya Landon khawatir melihat wajah Luna yang berkeringat dingin.

''Aku hanya takut melihat mereka'' jawab Luna pelan.

''Apakah mereka pernah mengganggumu?'' tanya Landon yang mengenal kelompok geng motor yang baru saja melewati mereka.

''Tidak, hanya saja daddy meninggal karena ulah mereka'' ucap Luna pelan dan membuat Landon terkejut dan terdiam cukup lama.

Beberapa saat kemudian Landon menutup ponselnya setelah menghubungi Leander dan juga orang tuanya. Perkataan Leander masih terngiang-ngiang di telinganya. Luna Rowland adalah anak dari mantan walikota yang meninggal beberapa tahun lalu karena insiden kecelakaan yang melibatkan geng motor.

Meski bukan ia dan teman-temannya, tapi ia mengenal siapa mereka. Beberapa tahun lalu Landon sangat aktif berkumpul dengan geng motornya dan sampai saat ini ia masih sering bersama mereka meski hanya bertemu di cafe milik pamannya.

Ia membatasi diri untuk tidak ikut jika ada konvoi atas perjanjiannya dengan Leander yang tak ingin ia terlibat masalah dan mempengaruhi penilaian Leander dimata orang-orang. Ia menyayangi Leander meski saudaranya tidak pernah melarang apapun kegiatannya. Tapi Leanderlah yang selalu membelanya jika terlibat masalah dan ia membalasnya dengan itu.

Setelah walikota meninggal, istrinya sibuk dengan aktivitas di Bennington Foundation karena ternyata ia berteman dengan aunty Lauren. Meski awalnya mereka bermusuhan tapi saat ini mereka sudah menjadi sangat dekat dan Landon tidak diberitahu alasannya.

Landon menatap langit-langit kamarnya dan matanya tidak bisa terpejam, meski dia merasakan lelah setelah melakukan pekerjaan. Kemudian ia bangun dan memakai jaket hitam dan menyambar kunci motornya yang terletak dimeja samping tempat tidur.

''Apa yang membawamu kesini?'' tanya James pemilik cafe yang sama-sama satu geng motor dengannya sejak dulu.

''Apa aku tidak boleh berada disini?'' tanya Landon kemudian menyesap minumannya.

''Bukankah kau sedang dihukum oleh orang tuamu?'' tanya James lagi.

''Bahkan saat ini Tuhan sedang menghukumku'' ujar Landon pelan.

''Apa kau membuat masalah ditempat kau bekerja?'' tanya James yang terlihat khawatir melihat raut wajah Landon sahabatnya.

''Aku sedang jatuh cinta'' gumam Landon pelan yang mulai mabuk dengan minumannya.

''Apa selama ini kau tak pernah jatuh cinta? kau selalu berganti-ganti kekasih hingga tak terhitung, dan saat ini kau kacau karena jatuh cinta?'' sahut James dan tertawa kuat.

''Kau jangan menertawakanku, selama ini wanita-wanita itu yang mendekatiku dan aku hanya bermain-main dengan mereka, James. Tapi yang saat ini berbeda dan membuat pikiranku kacau'' ucap Landon mengacak-acak rambutnya.

''Apakah dia susah kau dapatkan? atau dia sudah memiliki kekasih? bukankah itu sangat mudah untukmu selama ini?'' ucap James yang menggelengkan kepalanya melihat tingkah Landon.

''Andaikan saja hanya itu, mungkin akan mudah. Tapi ini lebih dari itu dan aku benar-benar tidak bisa mengatasinya. Aku takut dia akan marah dan menjauh dariku. Aku benar-benar setakut itu dan ini pertama kalinya aku rasakan'' ucap Landon memukul dadanya berulangkali.

''Kau benar-benar mendapatkan karmanya'' gumam James dengan menepuk pundak Landon yang telah tertidur akibat mabuk.

Keesokan harinya Landon terbangun dikamar sewaannya dengan kepala yang sakit dan pening. Ia kemudian berjalan ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya akibat minum terlalu banyak.

Setelah mandi dan minum obat penghilang mabuk ia berangkat ke tempat kerjanya dan menemukan bahwa Bennington Foundation telah ramai dengan mobil-mobil mewah yang memenuhi parkiran hingga keluar gedung. Ia ingat jika hari ini adalah ulang tahun perusahaan dan biasanya ia dan Leander menghadiri acara ini. Mengingat itu, ia kemudian menghubungi saudara kembarnya.

''Kau tidak boleh datang ke Perusahaan Aunty Lauren'' sahut Landon begitu Leander menjawab panggilannya.

''Aku tahu, lagipula hari ini aku sedang ada ujian dan harus menemani Summer berobat'' ucap Leander.

''Kau seperti suami gadis tengil itu,'' jawab Landon kemudian menutup panggilannya.

''Landon....'' teriak suara seseorang yang memanggilnya dari jauh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!