Chapter 3

''Wah rupanya kau sudah berani ya dengan kami disini? kau hanya bekerja sebagai cleaning service tapi sudah berani melawan kami, apa kau ingin dipecat?'' ucap pria itu yang terlihat marah melihat Landon tidak menghiraukannya.

''Bukankah kantin ini ditujukan untuk semua karyawan, aku adalah karyawan disini. Apa ada yang salah?'' jawab Landon yang membanting minumannya dan berdiri menantang pria didepannya.

''Hei, apa yang terjadi disini?'' tanya sebuah suara lembut yang mencoba menerobos kerumanan.

Landon dan juga pria didepannya otomatis menoleh ke sumber suara dan membuat mereka berdua terkejut. Gadis itu adalah gadis yang dilihatnya semalam dan saat melihatnya disiang hari membuat Landon sedikit terpana akan kecantikannya.

''Miss Rowland'' sapa pria itu kemudian mendekati Luna.

''Tidak terjadi apapun Miss, hanya ada sedikit salah paham. Apa yang sedang anda lakukan disini miss?'' tanya pria itu lagi kemudian mencoba membubarkan kerumunan dengan tangannya.

''Apakah kau pria semalam?'' tanya Luna yang berjalan mendekati Landon yang kembali menikmati makan siangnya.

''Kau mengingatku, Nona?'' tanya Landon dengan sikap santainya.

''Aku pikir kau berbohong mengenai kau bekerja di sini, tapi melihat seragam yang kau pakai aku akhirnya percaya'' jawab Luna dengan senyum manisnya.

''Dan kau sepertinya bukan karyawan disini? melihat tampilanmu.'' ucap Landon yang tersenyum melihat Luna memakan buah yang sudah dipotong-potong dipiring miliknya tanpa merasa risih.

''Aku bukan karyawan disini. Aku hanya mengikuti kegiatan ibuku disini, jadi aku sudah terbiasa dengan orang-orang yang ada disini'' jawab Luna yang terlihat menikmati makanan milik Landon.

''Sepertinya kau kelaparan, makanlah'' ucap Landon kemudian menyerahkan piring makan siangnya pada Luna yang disambut dengan bahagia.

''Thank you, entah kenapa makanan ini terlihat enak saat melihatnya tertata dipiring milikmu'' gumam Luna dengan mulut yang penuh makanan, membuat Landon tertawa dan otomatis membersihkan sisa saus dari bibir Luna membuat mereka berdua terdiam.

Luna yang tersadar akhirnya berdiri dan berbalik dengan cepat, kemudian kembali menatap Landon.

''Maafkan aku, aku akan mengganti makan siangmu lain kali. Thank you'' sahut Luna kemudian berlari dari kantin menuju ke tempat ibunya.

Landon tersenyum melihat tingkah wanita cantik itu kemudian berdiri dari tempatnya duduk dan kembali ke ruang kerjanya dan berganti pakaian untuk pergi ke kampus bertemu Leander saudara kembarnya.

Beberapa karyawan yang masih berada disitu terlihat kesal ketika melihat Landon sangat akrab dengan Luna yang merupakan anak kesayangan semua orang diperusahaan.

Saat menuju tempat motornya diparkir, Landon melihat Luna sedang dimarahi oleh wanita paruh baya yang merupakan ibu wanita itu. Wanita itu memakaikan Luna jaket bulunya dengan kasar dan terlihat Luna sedang menahan tangisannya.

Kemudian mendorong Luna dengan paksa untuk masuk kedalam mobil. Wanita itu masuk kedalam gedung meninggalkan Luna seorang diri didalam mobil. Landon menyalakan motor ducati hitamnya mendekati mobil Luna. Terlihat wanita cantik itu sedang membersihkan hidungnya dengan tisu.

''Apa kau butuh bantuanku, Nona?'' tanya Landon yang berhenti tepat didekat jendela Luna membuat wanita itu terkejut dan menatap wajahnya.

''Kau? sedang apa kau disini?'' ucap Luna yang terlihat malu terlihat dengan wajah sembabnya.

''Aku sudah selesai bekerja dan akan pulang, apa kau ingin mencoba Jalan-jalan dengan motor ini?'' tanya Landon dengan senyum.

Landon melihat wanita itu berpikir sangat lama, kemudian turun dari mobil dan naik keatas motor Landon dengan tangan melingkar di pinggangnya. Kemudian Landon melajukan motornya di keramaian dengan senyum di wajah Luna.

''Waaaahhh, ini pemandangan yang sangat indah. Itu sepertinya villa pribadi. Apakah tak masalah jika kita berada disini?'' tanya Luna saat Landon mengajaknya ke pantai.

Landon memutuskan mengajak Luna ke salah satu tempat milik mommy nya yang merupakan hadiah ulang tahun dari daddy. Ia dan Leander sering menghabiskan akhir pekan ditempat ini karena letaknya tidak jauh dari rumah mereka.

''Tenanglah, pemilik tempat ini sangat baik dan dekat denganku, lagipula kita hanya berjalan-jalan sebentar'' jawab Landon kemudian menarik tangan Luna untuk berlari menuju ombak pantai.

Wanita cantik itu melepas sepatunya dan merasakan air pantai yang segar dikakinya. Kemudian ia tersenyum memandang ke arah Landon. Pria yang baru dua kali bertemu dengannya, tiba-tiba bisa membuat hatinya nyaman.

''Apa kau memiliki kekasih?'' tanya Luna saat mereka berjalan dengan tangan Luna berada digenggaman pria itu.

''Beberapa hari yang lalu, tapi kami sudah putus, karena wanita itu ikut dalam taruhan antara aku dan musuhku'' jawab Landon santai.

''Dan sekarang kau mendekatiku?'' ucap Luna to the point.

''Apa kau ingin menjadi kekasihku?'' tanya Landon yang menghentikan langkah mereka dan memandang wajah cantik disampingnya.

''Tergantung bagaimana sikapmu, aku tidak pernah berpacaran atau dekat dengan pria manapun. Tapi denganmu aku akan mencobanya'' gumam Luna pelan.

Luna memiliki wajah yang sangat cantik dengan lesung pipi yang ketika dia tersenyum kecantikannya akan bertambah dan Landon sangat ingin memiliki gadis ini apapun taruhannya.

''Kau bisa memukulku, tapi setelah aku melakukan ini'' ucap Landon kemudian mencium bibir Luna pelan.

Luna yang awalnya terkejut, berusaha menahan nafasnya dan menutup mata. Ia merasakan bibir Landon mulai memagut bibirnya dan melumatnya lembut. Luna mengangkat tangannya dan meletakkan didada Landon mendorong pria itu pelan untuk menyudahi ciuman mereka.

Landon yang terbawa akan suasana melepas ciumannya dibibir Luna dan menyandarkan kepala wanita itu didadanya. Mereka kemudian menyaksikan matahari terbenam sore itu dengan Luna berada dipelukannya.

"Kau harus mengantarku kembali, sebentar lagi mommy akan selesai dan dia akan marah saat tak melihatku dimobil" jawab Luna pelan.

"Baiklah, ayo kita kembali" ucap Landon kemudian memakaikan sepatu Luna.

"Apa kau selalu ikut bersama ibumu? tanya Landon saat mereka sedang diperjalanan menuju Bennington Foundation.

"Mommy tak pernah membiarkan aku pergi dengan siapapun dan ia orang yang tidak percaya pada orang lain kecuali keluarganya. Dan aku tidak ingin ia menitipkan aku pada Uncle, aku tak suka cara dia menatapku." Jawab Luna.

"Apakah kau akan kesini besok?" tanya Landon saat mereka telah sampai.

"Tentu saja, aku akan menunggumu dikantin saat makan siang" jawab Luna kemudian sesuatu di tasnya berbunyi seperti bunyi Alarm.

"Bunyi apa itu?" tanya Landon yang juga mendengar bunyi tersebut.

"Bukan apa-apa, hanya pengingat. Pergilah, sebentar lagi mommy akan keluar" jawab Luna kemudian masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya pada Landon yang menyalakan motornya dan berlalu pergi.

Landon melihat wajah Luna lewat kaca spion motornya, dan tiba-tiba menghentikan motornya saat senyum wanita itu berubah menjadi sedih. Entah apa yang membuat Landon akhirnya berbalik dan kembali melajukan motornya menuju Luna.

"Landon, ada apa? tanya Luna yang terkejut saat melihat Landon turun dari motornya dan berjalan ke arahnya.

Landon melihat Luna memasukkan sesuatu didalam tasnya dengan terburu-buru, kemudian mengeluarkan kepalanya melewati jendela mobil menatap ke arah Landon.

"Aku melupakan ini" ucap Landon kemudian mencium bibir Luna lagi dengan lebih intens dan mengisapnya kuat agar rasa bibir wanita itu menempel di bibirnya.

"Landon, hentikan" ucap Luna mencoba melepaskan ciuman mereka karena takut jika tiba-tiba ibunya datang.

"Besok pakailah celana panjang, aku akan mengajakmu ke suatu tempat" ucap Landon kemudian mengecup bibir Luna lagi dan berbalik pergi menaiki motornya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!