Chapter 11

Luna saat ini berada di kamar perawatan disalah satu rumah sakit yang akan ia tinggali sementara ini. Ia senang atas pelayanan yang ia dapatkan sejak ia turun dari pesawat hingga berada disini.

Luna menoleh saat pintu terbuka dan seorang dokter yang sangat cantik dengan rambut pendek hingga bahu berjalan ke arahnya dengan tersenyum

''Hai, bagaimana perjalananmu? Aku Serena salah satu dokter yang akan menangani pengobatanmu selama disini. Ibuku pasti sudah mengatakan padamu.'' Ucap Dokter cantik itu memperkenalkan dirinya.

Luna menyambut jabatan tangannya dan tersenyum pada wanita itu. Ia tidak menyangka Lucy memiliki adik perempuan yang sangat cantik, meski dia terlihat sedikit lebih berisi.

''Terima kasih sudah menjemputku dan mengantarku hingga kesini'' balas Luna.

''Tak perlu sungkan, kau pasien spesial dan aku akan menjagamu sebaik-baiknya selama disini. Kau bisa meminta apapun padaku'' ucap Serena kemudian duduk dihadapan Luna.

''Kau bisa beristirahat terlebih dahulu saat ini, besok pemeriksaan awal akan dimulai. Aku berharap kau akan menjalani ini dengan baik dan keyakinan yang kuat untuk sembuh'' Lanjut Serena ketika melihat wajah Luna yang terlihat murung.

''Terima kasih, Serena. Kau wanita yang baik'' ucap Luna memeluk Serena kemudian menangis. ''Sejujurnya aku sangat takut berada disini sendirian, tapi bertemu denganmu membuatku tenang.''

''Aku akan sering-sering mengunjungimu dan kau bisa berjalan-jalan keluar jika kau bosan.'' Sahut Serena.

''Apakah kau tinggal di rumah sakit?'' tanya Luna melepas pelukannya.

''Aku tinggal di apartemen dan itu berada tepat disebelah rumah sakit ini. Sebenarnya rumah sakit ini milik kakekku dan ia juga sedang di rawat disini. Jadi aku lebih banyak menghabiskan waktu disini daripada di apartemenku'' jawab Serena kemudian membaca pesan di ponselnya.

''Apakah kau sibuk?'' tanya Luna ketika Serena tidak membalas pesannya.

''Bukan hal penting, satu jam lagi aku akan ada operasi. Kau bisa menghubungiku di nomor ini'' ucap Serena memberikan kartu namanya.

Luna mengangguk dan mengambil kartu nama dari tangan Serena dan menyimpannya dilaci meja disamping tempat tidurnya.

''Apakah kita bisa bertemu di rumah sakit jika kau sedang tidak bertugas?'' tanya Luna yang senang mengobrol dengan Serena.

''Tentu saja, kau bisa ke ruanganku kapanpun itu dan aku akan menemuimu jika sedang tidak sibuk. Kau bisa meminta tolong perawat yang berjaga di luar jika ingin bertemu denganku'' jawab Serena.

''Makanan di kantin pada jam segini sangat enak, jika kau ingin kau bisa naik satu lantai ke atas'' Lanjut Serena kemudian berdiri dan memeluk Luna. ''Kau akan baik-baik saja.''

''Aku akan mandi terlebih dahulu dan mencari beberapa roti untuk diriku sendiri. Beberapa saat yang lalu perawat sudah membawakan jatah makan siangku dan itu cukup enak'' ucap Luna.

''Baiklah, Luna. Aku akan meninggalkanmu untuk beristirahat dan aku akan kembali ke sini setelah operasiku selesai.'' sahut Serena kemudian berjalan ke pintu dan keluar.

Luna menatap sosok Serena yang memiliki postur tubuh tinggi yang berjalan dengan anggun dan senyuman yang tidak pernah lepas dari wajah cantiknya. Ia menyapa setiap orang yang bertemu dengannya dan berhenti sebentar untuk sekedar basa basi.

Dia wanita yang sempurna dan Luna ingin menjadi seperti Serena yang bisa dengan mudah menerima siapapun untuk masuk ke dalam kehidupannya.

 

"Jangan bohong padaku, Lucy. Aku tahu kau mengetahui keberadaan Luna. Kalian bahkan sering menghabiskan waktu bersama beberapa hari ini.'' Landon menghadang Lucy di tempat kerjanya.

Declan, tunangan Lucy yang melihat Landon mendorong tubuh kekasihnya mendekati mereka berdua dan menarik Lucy kearahnya.

"Apa yang kau lakukan, Landon" sahut Dec menatap tajam Landon.

"Ini bukan urusanmu.'' balas Landon dengan membalas tatapan Declan.

"Hentikan kalian berdua. Landon, aku minta maaf. Aku benar-benar tidak mengetahui keberadaan Luna. Aku berani bersumpah dan aku juga sedang mencari keberadaannya. Luna tidak mengaktifkan ponselnya sejak kemarin'' ucap Lucy dengan jujur dan memperlihatkan isi pesan yang dikirimkannya pada Landon.

Landon bangun dengan kepala pusing dan perut mual, ia mabuk berat semalam di club milik pamannya dan ia masih ingat di antar oleh asisten pamannya hingga ke rumah orang tuanya.

Ia juga ingat sedikit bagaimana wajah ibunya yang penuh amarah ketika membuka pintu dan melihatnya dengan penampilan berantakan kemudian merasakan bagaimana tangan halus ibunya yang mengusap kepalanya dengan lembut.

Landon merasakan mual dan berlari ke kamar mandi dan menumpahkan isi perutnya. Ia menarik nafas kasar dan membersihkan wajahnya dengan air dingin untuk mengembalikan kewarasannya.

"Kau benar-benar berantakan'' sahut Leander yang bersandar dipintu kamarnya ketika ia keluar dari kamar mandi.

"Keluarlah. Aku tidak sedang ingin mendengar nasehat darimu'' ucap Landon memakai bajunya.

"Mommy menyuruhmu turun untuk sarapan dan bersiaplah untuk kemarahan Mommy padamu'' ujar Leander kemudian berjalan menuju kamarnya sendiri.

Landon melangkah masuk menuju ruang makan dan melihat ibunya sedang menunggu kedatangannya. Ia kemudian mencium pipi Ibunya dan duduk di hadapannya. Ia beruntung ayahnya sedang berada di luar negeri sehingga ia hanya akan menerima amukan ibunya.

Julia berdiri dan menatap wajah putranya. Kemudian menyiapkan sup yang sudah ia hangatkan untuk meredakan rasa mual yang dirasakan Landon.

"Makanlah. Setelah itu minumlah obat untuk meredakan sakit kepalamu'' sahut Julia meletakkan semangkuk sup dan juga obat di hadapan Landon.

"Aku baik-baik saja, Mom'' gumam Landon kemudian menyuapkan sup ke mulutnya dan merasakan hangat di tenggorakan dan perutnya,

''Kau sudah dewasa, Landon. Daddy sangat berharap kau bisa mengurus beberapa perusahaan ditanganmu. Tapi sikapmu yang seperti ini membuat Mommy selalu khawatir." Ucap Julia menatap wajah Landon.

"Aku minta maaf, Mom. Aku janji ini yang terakhir'' jawab Landon pelan kemudian menghabiskan supnya.

Sore harinya Landon sudah berada di depan pintu rumah Luna dan membunyikan bel rumahnya. Seorang wanita seumuran ibunya keluar dan menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Apakah... apakah Luna baik-baik saja?'' Landon bertanya dengan hati-hati.

"Siapa kau? dan apa yang membuatmu datang kesini menanyakan keadaan putriku.'' sahut Jennifer ketus.

"Aku Landon, dan aku kenalan Luna. Sudah dua hari ini aku tidak bisa menghubunginya'' jawab Landon dengan perasaan gugup.

"Luna tidak berada di rumah, dan aku belum tahu keadaannya saat ini. Ia sedang berada di luar negeri di tempat kakeknya'' ujar Jennifer.

Landon terkejut dan membuka mulutnya tapi kemudian menutupnya kembali. Ia tidak menyangka jika Luna akan meninggalkannya tanpa mengatakan apapun padanya. Dan itu membuat Landon sakit hati dan kecewa.

"Pergilah, Luna tidak akan kembali dalam waktu dekat. Jika ia tidak mengabarimu, berarti kau bukan seseorang yang penting baginya.'' Sahut Jennifer kemudian menutup pintu dihadapan Landon yang terdiam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!