Sudah dua Minggu berlalu sejak mereka kembali dari Rusia dan tinggal bersama di apartemen milik Landon. "Kita tidak bisa hidup seperti ini. Ini bukan sesuatu yang aku inginkan, Landon. Kau mengurungku disini."
Landon yang sedang fokus dengan pekerjaannya tampak mengacuhkan apa yang sering dikeluhkan oleh Luna, yang saat ini sudah menjadi istrinya. "Bukankah semua fasilitas sudah aku penuhi. Bahkan aku mendatangkan dokter pribadi untukmu."
"Aku perlu bertemu keluargaku, teman-temanku dan juga pergi keluar." Luna berkata sembari berdiri tepat dihadapan Landon. "Aku bosan berada didalam ruangan ini setiap hari."
Landon memukul meja dengan telapak tangannya dengan keras sehingga membuat Luna terkejut. "Setelah bertemu dan berbicara dengan saudaraku kemarin, apa kau berniat untuk kabur dariku? Apa kau ingin aku membawamu bertemu dengan orang tuaku?"
Merasa sakit hati akan ucapan Landon, membuat dirinya mundur perlahan menjauhi pria itu dan berbalik masuk kedalam kamar. Ucapan pria itu sudah keterlaluan dan membuat dirinya menangis. Bukankah mereka sudah menikah, meski pria itu belum mendaftarkan pernikahan mereka secara hukum.
Luna mendengar langkah kaki Landon yang masuk kedalam kamar. Pria itu sedang memakai jaketnya dan kemudian mendekati Luna untuk mencium keningnya.
"Aku akan keluar sebentar untuk bertemu klien." Landon berkata sembari berjalan keluar dan menutup pintu.
Setelah kepergian Landon, ia memutuskan menghubungi salah satu temannya yang juga bekerja di Bennington foundation. Mereka berjanji bertemu disebuah kafe yang tak jauh dari apartemennya. Luna mengenakan dress berwarna peach dan sepatu berwarna sama. Ia bergerak dengan cepat ke lemari yang menyimpan tas kecil miliknya, dimana ia menyimpan beberapa lembar uang yang sengaja ia simpan.
Luna bisa melihat temannya Daisy sudah menunggunya di lobby ketika pintu lift terbuka. Sembari melambaikan tangan mereka berpelukan dan melompat-lompat bahagia setelah lama tidak bertemu.
"Aku senang kau menghubungiku, Luna. Kau terlihat sehat sekarang." Daisy berkata setelah mereka duduk di kafe yang terkenal akan coffee latte nya. "Aku selalu bertemu ibumu, tapi aku tidak berani untuk bertanya tentangmu padanya."
"Aku baik-baik saja sekarang. Lihatlah, wajahku sudah tidak pucat lagi seperti dulu dan aku bisa melakukan banyak hal mulai saat ini." Ujar Luna tertawa. "Apakah kau baik-baik saja bekerja disana?"
Daisy menjawab dengan anggukan kepala dan menggenggam jemari Luna yang terasa lembut daripada tangannya yang kasar karena pekerjaannya yang dulu. "Semua karena dirimu yang sudah membantuku mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Terima kasih, Luna."
"Kau pantas mendapatkannya. Lagipula aku tidak melakukan apapun, semua hasil kerja kerasmu." Balas Luna sembari memperhatikan sekeliling kafe yang mulai didatangi pengunjung. "Tempat ini ramai didatangi oleh pasangan kekasih. Sepertinya kita berdua yang tidak membawa pasangan kita."
Daisy tersedak ketika mendengarkan perkataan Luna dan tersenyum. "Ini adalah hari kasih sayang, apa kau lupa."
Merasa malu, Luna menutup wajahnya dengan telapak tangannya. "Aku tidak pernah merayakan hal-hal seperti itu seumur hidupku. Kau membuatku malu."
"Lihatlah pasangan yang baru keluar dari ruangan itu? Sepertinya wanita itu mabuk sehingga harus bergelayut dileher pacarnya." Daisy berucap sembari menunjuk pasangan yang ada dibelakang Luna dengan matanya.
Luna yang penasaran mencoba menoleh dan dibuat terkejut ketika melihat pria yang dibicarakan oleh Daisy adalah Landon.
Sementara itu Landon yang sedang berusaha membawa pulang Emma, mengalami kesulitan karena wanita itu sangat mabuk. Sejak tadi ia hampir menjadi mangsa wanita itu. "Hentikan Emma. Kau benar-benar sudah melewati batas. Berdirilah dengan benar hingga kita berada didalam mobil."
Emma yang sudah tidak sadarkan diri akibat terlalu mabuk melingkari leher Landon dan menempelkan bibirnya ke bibir pria itu. "Bukankah kau sudah berjanji akan menemaniku seharian ini. Kau harus menepati janjimu sebelum aku melepaskanmu untuk wanita itu."
...****************...
Melihat kejadian yang tak terduga antara Landon dan seorang wanita, membuat dirinya lupa diri dan mengambil minuman diatas meja sembari berjalan mendekati pasangan yang sedang berciuman.
"Dasar pria brengsek." Sahut Luna sembari menyiram wajah Landon dengan minuman.
Setelah melihat Landon yang terdiam karena tindakan yang ia lakukan, dirinya berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan menarik lengan Daisy, dan mencegat mobil taksi dengan tangannya yang gemetar.
"Bisakah aku menginap di rumahmu malam ini?" Ucap Luna sembari menggigit kukunya yang menandakan dirinya sedang tidak baik-baik saja.
"Apa yang kau lakukan disini?" Teriak Landon sambil menarik lengan Luna ketika akan membuka pintu taksi.
Tarikan yang dilakukan Landon di lengannya yang kuat membuat tubuh mereka bertabrakan dan menempel. Luna menatap Landon dengan tajam. "Lepaskan aku, Landon. Aku membencimu."
"Kau salah paham."
Luna mencoba memberontak dari genggaman Landon, tapi sia-sia. Ia akhirnya menggigit lengan pria itu hingga terlepas dan melarikan diri di keramaian. Daisy yang sudah berada didalam taksi mengeluarkan uang dari dompetnya untuk membayar biaya taksi dan berlari mengejar Luna. Sedangkan Landon memakai dalam hati ketika berada dalam situasi antara Emma yang sudah tak sadarkan diri atau mengejar Luna.
Landon kemudian menghubungi Justin dan meminta pria itu untuk menjemput Emma. Ia kemudian mencari keberadaan Luna dengan menyusuri jalan yang dilewati wanita itu. Setelah mencoba menghubungi ponsel wanita itu, dari jauh ia bisa melihat kerumunan orang dan seketika perasaan takut menyelimutinya.
Beberapa saat kemudian Landon dan juga Daisy turun dari mobil ambulance yang membawa Luna. Landon terlihat menghubungi ibunya dan juga dokter pribadinya.
Julia melihat kedatangan putranya yang ikut mendorong pasien wanita masuk kedalam ruang gawat darurat dengan panik. "Kali ini apa yang sudah kau lakukan, Landon?"
Sementara itu Wils yang merupakan dokter jantung dirumah sakit miliknya, terlihat mengambil alih pasien tersebut seolah sudah mengetahui kondisinya. Julia memperhatikan bagaimana putranya berbicara dengan pria tua itu dengan gemetar dan juga kacau.
"Kau siapa?" Tanya Julia kepada wanita yang datang bersama Landon.
"Aku adalah teman dari wanita itu, dia tiba-tiba pingsan saat mencoba melarikan diri dari pria itu." Jawab Daisy sembari menunjuk kearah Landon.
"Apa kau mengenal pria itu?" Tanya Julia lagi yang masih penasaran akan hubungan putranya dengan wanita yang terbaring tidak sadarkan diri itu.
Daisy menjawab dengan menggelengkan kepalanya. "Mereka terlibat pertengkaran sehingga membuat Luna melarikan diri. Dia baru saja melakukan operasi dan aku rasa itu mempengaruhi kondisinya."
"Jadi Luna nama wanita itu," ucap Julia dalam hati. Julia kembali mengarahkan pandangannya kepada Landon dan pria itu berjalan menghampirinya dalam keadaan kacau.
"Apakah temanmu sedang sakit?" Tanya Julia.
"Dia baru saja menjalani operasi jantung." Jawab Daisy yang kemudian menjauh ketika sosok Landon berjalan mendekatinya mereka.
"Mom." Gumam Landon lemah sembari meletakkan kepalanya dipundak Julia. "Aku sangat takut. Bisakah Mom melakukan sesuatu. Aku berjanji akan bersikap baik. Jadi, bisakah Mom menyelamatkannya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments