Chapter 10

Luna menatap wajah pucatnya di cermin dan meletakkan telapak tangan didadanya. Beberapa hari ini terasa nyeri. Sudah dua hari sejak ia bertemu Landon terakhir kalinya dan Luna masih enggan membalas pesannya.

Ia baru mengetahui bahwa Landon adalah anak kembar dari Louise dan Julia Bennington. Apa yang ia harapkan dengan keadaannya saat ini. Kebohongan Luna bahkan lebih parah daripada kebohongan yang dilakukan Landon.

Meski begitu ia tetap tidak ingin memberitahukan Landon soal penyakitnya sampai kapanpun. Semua akan sama akhirnya setelah ia berusaha jujur, Landon pasti tidak ingin bersama dengannya dan hanya merasa kasihan.

Luna paling tidak suka akan tatapan orang yang kasihan padanya, karena ia memiliki penyakit menakutkan. Ia akan merasakan beban terlalu berat dan ia tidak suka melihat orang terdekatnya merasa sedih setiap bertemu dengannya.

''Nona, sarapan anda sudah siap. Saya akan pulang dan hari ini akan kembali saat waktunya makan malam.'' Sahut pelayan dibalik pintu kamarnya.

''Tentu, terima kasih untuk sarapannya'' ucap Luna membuka pintu kamarnya dan tersenyum lembut.

Luna menikmati sarapannya sendirian, ibunya tidak pernah lagi sarapan bersamanya sejak ayahnya meninggal. Ia lebih memilih sarapan dikamar dan bertemu dengannya saat ibunya akan pergi ke yayasan.

Saat ini Luna dan ibunya sedang berada dalam mobil untuk pergi ke yayasan milik Aunty Lyana. Ia sudah membuat janji untuk bertemu pagi ini dan membicarakan mengenai pengobatan Luna.

''Mom, aku akan melakukan pengobatan diluar negeri seperti keinginanmu'' gumam Luna dengan kepala bersandar di jendela mobil.

"Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran?" tanya Jennifer tanpa menatap wajah Luna.

"Aku ingin sembuh total, Mom. Dan ingin hidup dengan normal" jawab Luna dengan pandangan menerawang ke arah jalanan yang tampak sedikit macet.

"Tapi itu sangat beresiko dan juga butuh waktu yang lama" ucap Ibunya lagi.

"Aku akan melakukannya. Setidaknya aku sudah berusaha." Luna berkata pelan.

"Aku akan menemanimu" ucap Jennifer menatap putri dari suaminya itu.

"Aku akan baik-baik saja mom, kau tak perlu menemaniku. Bukankah Aunty Lyana menyediakan semua kebutuhanku disana" ucap Luna yang tahu jika ibunya terpaksa melakukannya.

"Aku akan mengantarmu" Jenny berkata sambil menggenggam kemudi dengan erat.

"Mom, sebelum aku pergi. Bisakah aku meminta sesuatu padamu?" tanya Luna menatap wajah ibunya.

"Katakanlah" jawab Jennifer.

"Jangan katakan pada siapapun jika aku sedang berobat dan dimana aku berada" ucap Luna.

"Siapa yang akan menanyakan itu?" Kau bahkan tidak memiliki teman." ujar ibunya membuat hati Luna sakit.

"Mom benar, aku lupa aku tidak memiliki teman." balas Luna dengan sedikit tertawa.

"Penyakitmu tidak menular, untuk apa kau menyembunyikannya dan menjauh dari teman-temanmu." kata Jennifer yang merasa Luna menyimpan sesuatu yang ia tidak ketahui.

"Tapi mematikan." jawab Luna pelan.

Mereka sama-sama terdiam saat mobil berhenti dilampu merah, dan Luna kembali memandang keluar jendela. Dari jauh ia melihat Landon sedang membonceng seorang wanita dengan sepeda motor miliknya.

Luna berpikir mungkin itu kembarannya, tapi Leander memakai kacamata sedangkan pria yang saat ini ia lihat tidak memakainya. Luna membuka kaca jendelanya untuk melihat lebih jelas tapi lampu sudah berganti menjadi hijau dan kendaraan mereka sudah melaju dikeramaian.

"Siapa yang kau lihat?" tanya ibunya ketika Luna menutup jendela mobil.

"Bukan siapa-siapa" jawab Luna pelan.

Luna kemudian membuka kotak masuk di ponselnya dan melihat pesan yang dikirim Landon kemarin. Hari ini pria itu belum mengirim pesan apapun padanya. "Apakah pria itu sudah menyerah terhadapnya?" batin Luna

"Hai, sweetie. Maaf aku terlambat. Apakah kau sudah menunggu lama?" tanya Lyana ketika masuk ke ruangannya dan melihat Luna sedang duduk disofa sambil membaca buku.

"Tidak Aunty, aku baru saja datang." Jawab Luna ketika Lyana mencium pipinya.

"Dimana ibumu?" tanya Lyana ketika melihat Luna hanya sendirian.

"Mom sedang bersama Aunty Lauren di kantornya, aku akan menghubunginya" jawab Lyana kemudian mengambil ponsel di sakunya.

"Tidak perlu, santailah. Apa kau sudah memutuskan untuk ikut bersamaku di Rusia?" Lyana berkata pelan dan menatap mata Luna.

"Aku yakin Aunty, dan aku ingin hal ini tidak diketahui siapapun termasuk Lucy" jawab Luna yang tahu jika Lucy pasti akan mengatakannya pada Landon.

"Tentu saja jika itu keinginanmu, kami akan merahasiakan apapun permintaan pasien" ujar Lyana kemudian memeluk Luna lembut. "Kau akan sembuh sweetie, percayalah."

"Thank you Aunty, berjanjilah kau akan merahasiakan ini pada siapapun" gumam Luna membuat Lyana penasaran dengan maksud ucapan Luna.

"Apakah kau dekat dengan seorang pria?" tanya Lyana melepas pelukannya perlahan dan menatap wajah Luna yang menjawab dengan anggukan terlihat sedih.

"Oh, sweetie. Kau akan sembuh dan aku yakin kau akan bisa hidup normal bersamanya" ucap Lyana memeluk Luna kembali.

"Kapan kita akan berangkat, Aunty?" tanya Luna beberapa saat kemudian.

"Secepatnya jika kau tidak ada apapun untuk dikerjakan" jawab Lyana memberikan berkas-berkas yang harus ditandatangani oleh Luna dan juga ibunya.

"Aku tidak memiliki hal untuk aku kerjakan. Kita bisa berangkat besok jika perlu" jawab Luna membuat Lyana tertawa.

"Kau sangat bersemangat, aku harap ini bukan karena kau ingin melarikan diri dari sesuatu" ujar Lyana membuat Luna tersedak dengan minumannya.

"Aku hanya bisa mengantarnya sampai bandara, apa ada orang yang akan menjaganya selama disana?" tanya Jennifer setelah menandatangani semua berkas yang diberikan Lyana beberapa saat kemudian.

"Tenanglah, mertuaku memiliki banyak orang yang bisa menjaga Luna dengan baik disana dan itu wanita jadi dia akan baik-baik saja selama disana" jawab Lyana mengusap tangan Luna.

"Thank you, Aunty" ucap Luna membalas genggaman Lyana ditangannya.

"Anak keduaku salah satu dokter yang berada di tim yang akan mengobatimu. Kau bisa meminta apapun padanya jika berada disana" Lyana berkata dengan tersenyum.

"Aku lega mengetahui ada orang dekat bersamaku disana" ujar Luna seolah menyindir ibunya.

"Berhenti mencemaskan apapun dan jalani dengan perasaan bahagia. Yakinlah kau akan kembali kesini dalam keadaan sembuh" ucap Lyana kemudian memberikan berkas yang akan mereka bawa besok.

"Aku akan mengurus keberangkatanmu besok sore dan kau akan sampai disana pagi hari. Seseorang akan menjemputmu dan membawamu bertemu langsung dengan anakku. Berhati-hatilah dan jangan lupa mengabariku" lanjut Lyana kemudian memeluk Luna sebelum mereka keluar dari ruangannya.

Luna bertemu Aunty Lauren dan memeluk sahabat ibunya dengan airmata yang tidak bisa ia tahan lagi. Selama ini Laurenlah yang selalu membantu pengobatannya.

"Aku akan sering mengunjungimu bersama ibumu, tenanglah. Ibumu hanya berat untuk melepasmu disana dan tidak sanggup jika harus mengantarmu" ucap Lauren yang sejak pagi tadi berdebat dengan Jennifer mengenai kepergian Luna tanpa ditemani olehnya.

"Aku mengerti Aunty, kau pasti sudah memarahinya" gumam Luna ditelinga Lauren dan semakin memeluk erat sahabat dari ibunya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!