"Kau ingin aku melakukan apa?" tanya Lucy sepupu Landon.
''Pergilah ke kediaman Mrs Rowland dan temuilah Luna" jawab Landon meminta bantuan sepupu kesayangannya.
"Oh tolonglah Landon, apa kau sedang bermain-main dengan anak mantan walikota yang polos itu?'' ucap Lucy yang tau kelakuan Sepupunya itu.
"Kau mau membantuku atau tidak?" sahut Landon kesal.
"Kenapa aku harus ke rumahnya? Aku harus kembali karena pesawatku beberapa jam lagi'' Lucy berkata dan merasa curiga akan sikap Landon saat ini.
''Sudah 3 hari aku tidak melihatnya dan aku khawatir'' ucap Landon dengan raut wajah cemas.
"Kenapa kau tidak mencoba menghubungi ponselnya?'' tanya Lucy lagi.
"Dia tidak membalas pesanku dan ponselnya tidak bisa aku hubungi" jawab Landon.
"Kali ini apa yang sedang kau mainkan Landon?'' tanya Lucy penuh curiga.
"Dia tidak mengetahui identitasku, aku bertemu dengannya saat mom memberi aku hukuman sebagai cleaning service di kantor aunty Lauren'' Jawab Landon pelan.
"Dan kau berpura-pura sebagai pria miskin?'' sahut Lucy kemudian tertawa kencang.
"Dan dia percaya dengan tampang buronanmu itu?'' sambung Lucy masih menertawakan Landon.
'Baiklah, sore nanti setelah pekerjaanku selesai aku akan menemuinya" ucap Lucy akhirnya membuat Landon tersenyum senang.
Lucy pernah bertemu dengan Luna beberapa kali saat ia ke kantor ibunya dan Luna yang ia tahu merupakan anak dari Aunty Jeniffer yang sering datang di yayasan ibunya. Apakah Landon tidak mengetahuinya atau Luna sengaja menyembunyikannya dari Landon. Lucy kemudian menghubungi ibunya untuk menanyakan rasa penasarannya.
Sore harinya Luna terkejut dengan kedatangan Lucy dirumahnya, ia menuruni tangga dengan pelan dan melihat wanita yang sangat cantik dengan rambut panjang sedang tersenyum saat ia mendekat. Ia juga melihat pria tampan yang membukakan pintu mobil untuk wanita itu.
Luna melihat wanita itu berbicara sebentar dengan pria yang mungkin adalah bodyguardnya. Melihat dari postur tubuhnya yang tinggi dan juga kekar. Pria itu juga mengeluarkan sesuatu dari bagasi dan memberikannya pada wanita itu.
''Hai, aku Lucy dan ibuku adalah pemilik yayasan dimana kau terdaftar. Kita beberapa kali bertemu'' ucap Lucy memperkenalkan dirinya begitu mereka berhadapan.
"Aku mengenalmu dan sering melihatmu dibeberapa acara' ucap Luna kemudian mereka saling berpelukan. Ia sedikit terkejut dengan sikap ramah wanita itu.
"Ibuku menitipkan ini untukmu, kau beberapa hari ini tidak datang dan mom khawatir'' ucap Lucy melihat wajah pucat Luna.
"Aku baik-baik saja, hanya sedikit tidak enak badan'' jawab Luna mengambil bingkisan yang diberikan Lucy dan meletakkannya dimeja di depannya.
''Apa kau sendirian dirumah?'' tanya Lucy yang melihat rumah Luna sepi dan hanya ada satu pelayan yang menerimanya didepan pintu pagar.
"Ibuku sedang berada diluar kota selama seminggu dan miss Brita yang kau temui tadi hanya datang memasak dan kembali kerumahnya.'' Jawab Luna dengan tersenyum lemah.
"Kalau begitu bagaimana jika aku membuatkanmu cokelat panas dan popcorn, aku akan menemanimu dan aku akan senang bisa mengobrol denganmu'' ucap Lucy yang tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya.
"Dengan senang hati, tapi apakah itu tidak merepokanmu? Aku bisa meminta Miss Brita untuk kembali untuk membuatkannya untukmu'' ucap Luna tersenyum.
"Itu tidak perlu. Aku bisa membuatnya meski tidak sama persis dengan yang sering kau makan." Jawab Lucy.
Luna kemudian mengajak Lucy ke dapur dan mereka bersama-sama menyiapkan sesuatu untuk mereka nikmati. Lucy memperhatikan gerak gerik Luna yang terlihat lemah, tapi berusaha bersikap biasa didepannya.
"Kau duduklah, biarkan aku yang mengerjakannya'' ucap Lucy mendorong tubuh Luna pelan menuju kursi dan menyuruhnya duduk.
"Kau sangat cantik dan matamu juga sangat indah" ucap Luna melihat Lucy yang sibuk membuat minuman cokelat untuknya.
"Kau akan terkejut melihat adik perempuanku, dia seperti boneka dan daddy sangat proktetif pada kami berdua." ucap Lucy tersenyum.
"Tapi sepertinya kau menikmati perhatian daddymu" gumam Luna yang melihat rasa sayang yang terlihat saat Lucy membicarakan ayahnya. Ia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya sejak kecil dan itu membuat ia sedikit sedih.
"Daddy begitu menyayangi kami dan ketakutan menjaga anak perempuannya. Aku pernah diculik saat bayi dan itu membuat daddy menjaga kami dengan sekuat tenaga.'' ucap Lucy pelan dan membuat Luna terkejut.
"Benarkah? Aku kira hal-hal seperti itu hanya ada di film. Apakah pria diluar itu adalah bodyguard yang ditugaskan untuk menjagamu?'' tanya Luna yang melihat pria tampan berpakaian hitam berdiri bersandar dimobil.
"Kau benar, dan dia lebih menjengkelkan daripada daddy'' jawab Lucy dengan wajah kesalnya membuat Luna tersenyum.
"Apa kau memiliki kekasih, Luna? tanya Lucy mengingat Landon dan alasan dia berada disini.
''Aku menyukai seseorang, tapi aku takut menjalin hubungan dengannya'' jawab Luna pelan.
"Kenapa? bukankah itu wajar bagi kita untuk menyukai seseorang'' sahut Lucy kemudian duduk dihadapan Luna.
"Aku takut Lucy'' ucap Luna lemah. "Aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak akan merasakan hal itu."
"Apakah karena penyakitmu?'' tanya Lucy dan dijawab dengan anggukan oleh Luna.
Luna meremas ujung roknya karena gugup. "Salah satunya itu, dan juga karena aku bukan anak yang dilahirkan seperti anak-anak lainnya."
"Apa maksudmu berkata seperti itu? Bukankah Aunty Jennifer menyayangimu?" Ucap Lucy sembari menyentuh pundak Luna. "Mengapa kau masih memikirkan hal itu setelah sekian lama? Apakah ada orang yang menyakitimu? Kau katakan padaku, biar aku yang akan menghajarnya."
Luna menatap wajah Lucy dan senang bahwa wanita didepannya ini adalah orang yang bisa dipercaya. "Meski begitu, ibuku tidak pernah mengakuinya. Aku tidak masuk dalam dokumen keluarga bersama dengannya. Aku mengerti ia sangat terluka dan kehadiranku pasti membuatnya makin terluka."
"Oh, Luna. Jangan berpikir seperti itu. Aunty Jennifer sangat menyayangimu, bahkan dia berusaha membuatmu sembuh." Ucap Lucy sembari memeluk tubuh Luna.
Luna tidak bisa menahan air matanya dan terpaksa menangis dalam pelukan Luna. "Aku sangat takut, Lucy. Aku takut jatuh cinta. Aku takut menjalin hubungan dengan seseorang karena diriku yang seperti ini."
"Apa kau mencintai pria itu?" tanya Lucy sambil mengelus punggung Luna menenangkannya.
Luna menganggukkan kepalanya. "Bagaimana jika ternyata dia tidak bisa menerimaku? Apakah aku harus jujur tentang penyakitku padanya?"
"Ikuti kata hatimu, Luna. Lakukan apa yang membuatmu tenang." Jawab Lucy.
Luna melepas pelukannya dan menghapus air matanya dengan tisu yang diberikan Lucy. "Maafkan aku sudah menangis dipelukanmu, seharusnya aku tidak melakukan itu. Kau datang jauh-jauh kesini untuk menghiburku."
"Tenanglah. Aku baik-baik saja. Sebaiknya kita menyantap kuenya." Lucy berkata sembari menyodorkan kue yang sudah ia letakkan dipiring kecil kepada Luna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments