Bab 5 : Kemarahan Louis

Di markas tenang Cosa Nostra, Louis, Alex dan Alexa masih sedang berada di ruangan rapat, baru saja mereka selesai melakukan rapat dengan orang-orang mereka yang ada di pemerintahan. Ini bukanlah rapat yang berarti, hanya beberapa evaluasi dengan sedikit permainan darah yang dilakukan Louis pada tikus-tikus yang sangat suka menyelinap diam-diam.

Saat ketiganya masih fokus dengan beberapa dokumen yang dibaca, tiba-tiba ada seorang pengawal yang mengetuk ruangan mereka dengan terburu-buru.

“permisi Tuan,” ucap pengawal itu dengan kepala tertunduk taku-takut untuk mengucapkan pesan yang harus disampaikannya pada ketiga petinggi Cosa Nostra yang sedang menatapnya sekarang.

“Katakanlah apa yang mau kau katakan. Kau tidak akan datang ke sini dengan tergesa-gesa jika hanya untuk menjadi patung bodoh di hadapan kami. Jangan buang waktu Tuan Louis, cepat katakan apa yang ingin kau katakan,” ucap Alexa dengan wajah kesalnya itu.

“Sistem cyber kita berhasil diretas Tuan,” Ucap Pengawal itu kemudian menunduk dalam dengan ketakutan luar biasa yang menyerayanginya, menunggu seperti apa respon tuannya nantinya.

Prang! Suara gucci bunga yang dijatuhkan hingga hancur berkeping-keping begitu memekakkan telinga. Louis lah yang memecahkan guci bunga itu dengan kasar. Pengawal itu benar-benar sudah sangat ketakutan, keringat dingin sudah memenuhi seluruh tubuhnya begitu mendengar suara pecahan kaca yang sangat menyakiti Indra pendengaran.

Alex dan Alexa tanpa diminta langsung berdiri tertunduk di hadapan tuan mereka itu. Entah apa lagi yang akan dilakukan tuan mereka sekarang karena kesalahan yang dilakukan orang-orang mereka ini.

“Apa yang kalian lakukan ha? Sampai keamanan kita bisa diretas oleh orang kain?” Pertanyaan itu dilontarkan oleh Louis dengan suara beratnya, siapa pun yang mendengar suara mengerikan itu pasti akan langsung merasakan ketakutan di seluruh bagian tubuhnya tanpa terkecuali.

Pengawal itu tidak bisa lagi menjawab, ia hanya bisa menunduk ketakutan tanpa berani mengangkat kepalanya barang sedikit saja, ia bersumpah ia sama sekali tak bisa menjawab pertanyaan tuannya.

Lidahnya keluh seolah lumpuh tidak bisa mengatakan apa-apa di hadapan para petinggi Cosa Nostra di depannya ini. Mulutnya seolah direkatkan dengan perekat yang sangat kuat, sama sekali tak bisa terbuka untuk menjelaskan seperti apa kondisi saat ini pada tuannya.

“Apa kalian juga merekrut orang bisu?” tanya Louis masih dengan suara beratnya kepada kedua tangan kanannya yang sangat ia percayai.

Alexa langsung mengangkat kepalanya dan mulai menjauh dari tuannya ke arah pengawal yang masih terdiam bisu itu berdiri dengan kegugupan tak terelakkan, tamparan karena didaratkan di pipi pengawal itu hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah dan ia terpental kuat di pantai marmer dingin ruangan rapat.

“Kau ditanya dengan Tuan Louis bajingan, kenapa kau dari tadi hanya diam saja?” Alexa bertanya dengan tatapan nyalangya pada pengawal yang masih tak berkutik memilih diam saja sampai akhir.

“Maafkan saya Nona dan Tuan, kami sudah berusaha. T-ta-tapi kali i-i-ni lawan kami s-sa-sangat kuat," kata pengawal itu dengan terbata-bata seolah ada kerikil yang menyendat sumber suaranya.

“Sudahlah, kita langsung pergi mengeceknya saja.” Louis tanpa bicara apa pun lagi langsung melangkahkan kakinya lebar-lebar ke arah ruang IT data center markas besar mereka.

Kedua tangan kanan Louis pun tanpa berkata apa pun lagi, juga mengikuti dengan langkah pasti tepat di belakang Tuan mereka.

“Menurut Kakak siapa yang berhasil meretas sistem keamanan kita?” tanya Alexa pada kakaknya Alex dengan berbisik mendekat ke kakaknya, takut-takut Louis mendengarnya. Bisa saja mereka akan berujung dengan makian dan siksaan dari Tuan mereka yang masih berjalan dengan langkah lebarnya menuju ke pusat data Cosa Nostra.

“Tidak tahu, yang pasti orang itu sangat hebat karena berhasil meretas situs data Cosa Nostra. Kau jangan bicara lagi, kita ikuti saja ke mana Tuan Louis pergi.”

Alexa akhirnya tak berbicara lagi, mereka hanya terus membuntuti dengan setia langkah Tuan mereka hingga tiba di ruang Data Center Cosa Nostra.

Suara tapakan sepatu pank topel yang digunakan pria tampan itu terdengar di seluruh ruangan yang dipenuhi dengan teknologi canggih dan terbaik dunia. Bak sihir yang mengerikan, begitu mendengar suara hentakan sepatu itu, semua orang yang berada di ruangan tersebut langsung tertunduk takut. Tidak ada yang berani mengangkat kepalanya kecuali satu orang pria yang masih saja begitu fokus di depan layar komputernya.

Sepertinya, pria itu tak menyadari kedatangan tuannya sehingga masih saja fokus dengan komputernya. Dengan langkah lebarnya, Louis mulai mendekat ke tempat lelaki yang masih saja fokus dengan layar komputer diikuti dengan Alex dan Alexa yang masih saja setia di belakang tuan mereka.

“Valin,” ucap Louis memanggil pria yang masih saja terus berputar dengan komputernya.

Setelah namanya dipanggil oleh Louis, pria itu langsung berhenti melakukan aktivitasnya dan dengan kegugupan yang kentara dari gelagatnya perlahan demi perlahan mulai mengangkat kepalanya menengadah ke atas.

Belum sedetik ia mengangkat kepalanya, kembali ia tundukkan kepalanya dan langsung bertekuk lutut di hadapan sang tuan tanpa berani lagi mengangkat kepalanya.

“Valin, apa semua ini? Saya pikir kau tidak berada di sini sehingga peretas bisa menembus situs Cosa Nostra, tapi ternyata hingga sekarang kau masih sibuk dengan komputer canggih itu.” Louis berucap dengan suara beratnya, pandangan pria itu tertunduk menghadap pemimpin cybersecurity Cosa Nostra. Ketahuilah Louis tak pernah sekalipun membentak, tapi suara beratnya itu mampu memberikan intimidasi sangat kuat kepada siapa pun lawan bicaranya.

“Maafkan saya Tuan Louis, saya juga tak menyangka hal ini akan terjadi. Hacker yang melakukan peretasan tadi, bukanlah hacker biasa. Kemampuan sehebat itu baru pertama kali saya dapatkan, dia bahkan tadi hampir berhasil melakukan peretasan diam-diam tanpa ada yang menyadari hal itu. Tapi kami berhasil mencegahnya,” ucap Valin dengan kepala tertunduk.

Sejujurnya lidahnya sangat keluh untuk bisa mengatakan apa pun, tapi jika didiamkan tanpa jawaban tuannya ini pasti akan semakin marah.

“Tapi dia tidak berhasil mencuri satu pun data kita kan?” tanya Alexa pada Valin yang masih saja bertekuk lutut dengan kepala tertunduk di hadapan Louis.

Valin diam saja tanpa bisa bicara apa pun. Entah bagaimana caranya dia memberitahukan tuannya jika rencana yang telah disusun oleh Cosa Nostra bertahun-tahun lamanya berhasil dicuri oleh peretasan itu dalam waktu beberapa jam saja.

“Jawab Valin, kau jangan diam saja,” ucap Alex yang mulai angkat bicara melihat kebungkaman hacker terbaik mereka.

“Maaf yang sebesar-besarnya Tuan, peretas itu berhasil mencuri data rencana penyerangan kita,” kata Valin dengan kepala yang semakin tertunduk dalam, ketakutan dan kegelisahan segera menyerayangi intuisinya tanpa diminta.

Tidak sampai sedetik setelah Valin mengatakan itu, komputer dan layar monitor yang ada di samping Valin dibanting habis-habisan oleh tuannya. Vas bunga yang terletak di atas meja dilemparkan ke arah Valin hingga hancur berkeping-keping.

Kepala pria malang itu sudah dipenuhi darah segar dan beberapa potongan kecil keramik yang menempel di dagingnya, Louis lah yang melakukan itu semua. Valin masih saja enggan mengangkat kepalanya. Ia masih saja tetap tertunduk tanpa berani mengangkat kepalanya, semua orang yang ada di sana pun juga sama.

Dengan gerakan perlahan namun genggaman kuat yang menancap di rahang Valin, Louis mulai mengangkat pandangan pria itu agar mau menatapnya. Kesakitan yang dirasakan Valin di rahangnya harus tergantikan dengan ketakutan luar biasa dari tatapan yang diberikan Louis untuknya. Valin bersumpah jika tatapan itu adalah senjata tajam, maka dalam sekali tebas orang itu akan tercincang hingga lebur, benar-benar sangat tajam dan mengintimidasi.

“Kau memasang keamanan ganda di dalam datanya kan?” tanya Louis masih dengan suara beratnya.

“Ia Tuan.”

“Dapatkan kembali data itu bagaimana pun caranya sebelum mereka bisa membobol keamanan ganda datanya dan cari tahu siapa sebenarnya yang sudah berani meretas situs kita, cari dia sampai dapat. Dan ya, Jika sampai data itu benar-benar sudah berada di tangan musuh kita, kau tahu betul apa yang akan saya lakukan padamu Valin, kau paham?” Louis berbicara dengan suara yang semakin berat dan tatapan yang semakin tajam.

“Saya mengerti Tuan Louis.” Louis langsung saja melepas cengkraman kuatnya dari rahang Valin dan dengan langkah tegasnya mulai berjalan meninggalkan ruangan itu.

Alex pun juga mengikuti tuannya, sedangkan Alexa sebelum pergi mengikuti Louis ia mengucapkan beberapa kalimat pada Valin.

“Dapatkan data itu kembali Valin, jika tidak maka aku pastikan kau hanya akan tinggal nama.” Setelah mengatakan itu Alexa kemudian menyusul kakaknya dan Louis, entah mereka akan pergi ke mana Louis sajalah yang bisa memutuskannya.

**✿❀ ❀✿****✿❀ ❀✿**

Kini ketiga orang itu sedang berada di ruangan Louis. Pria itu sekarang tengah mengambil sebatang cerutu dan dengan korek apinya membakar batang tembakau itu, kemudian menghisapnya dan menghembuskannya dengan gerakan perlahan.

Pikirannya kini dipenuhi dengan maslah peretasan data. Ia benar-benar sangat penasaran siapa sebenarnya yang bisa menembus cybersecurity situs mereka dan berhasil mengalahkan Valin.

Louis benar-benar dibuat penasaran, ia memilih Valin menjadi ketua cyber security Cosa Nostra bukan tanpa alasan. Kemampuan Valin sangatlah luar biasa hebat, tak pernah sekali pun ia melihat orang yang sehebat Valin dalam peretasan dan perlindungan data, tapi pria yang ia kira kemampuannya sangatlah luar biasa berhasil dikalahkan.

Entah seberapa hebat orang yang berhasil meretas situs mereka. Alex dan Alexa dari tadi hanya diam saja tanpa mengatakan apa-apa lagi, mereka akan menunggu hingga Louis angkat suara baru lah mereka nanti akan menjawab. Louis berada di kondisi yang tidak baik sekarang, mereka harus berhati-hati agar tidak membuat kesalahan.

“Alex, jelaskan jadwalku minggu ini,” ucap Louis tanpa menatap Alex sama sekali. Cerutu itu masih saja digenggamnya dengan indah dan elegan di tangan kanannya.

“Minggu ini anda dijadwalkan ke Indonesia Tuan, ada beberapa orang-orang kita yang sudah ditangkap oleh intelijen mereka, anda harus ke sana untuk melihat kondisi negara itu dan potensi Indonesia untuk menerbangkan sayap Cosa Nostra lebih luas lagi.” Dengan cermat Alex memberikan penjelasan pada tuannya itu.

“Baiklah Saya mengerti siapkan keberangkatan ku besok pagi, Alexa bawa setidaknya tiga wanita di mansion saya nanti malam. Saya mau ketiga-tiganya adalah pelacur, taruh mereka di kamar tamu apa kau paham?”

“Paham Tuan.”

Setelah mendapatkan anggukan dari kedua tangan kanannya Louis mulai berjalan keluar meninggalkan markas besar Cosa Nostra masih diikuti oleh kedua tangan kanannya, mereka menunduk memberi hormat sebelum akhirnya sopir membukakan pintu untuk Louis masuk ke dalam mobil mewahnya meninggalkan pekarangan markas besar itu.

Alexa terus saja menatap mobil tuannya lamat-lamat, tak terasa tangan kekar dari kakaknya Alex menyapu lembut punggung sang adik.

“Kakak, kenapa aku harus jatuh cinta pada Tuan Louis? Sakit sekali rasanya Kak, setiap dia memintaku untuk membawa wanita ke mansion nya.” Alexa terus saja berbicara mengenai perasaannya pada kakaknya itu.

Sedangkan Alex masih terus mengusap lembut punggung Alexa, ia berharap adiknya itu diberi kekuatan untuk menghadapi kelakuan Tuan mereka. Ia tahu Alexa mencintai Louis sejak pertama mereka bertemu.

Alexa yang tidak suka pertumpahan darah dan luka-luka dengan beraninya masuk ke dalam dunia mafia yang kejam dan penuh dengan kekerasan. Dari itu, Alex tahu jika adiknya itu tertarik dengan tuannya. Sepuluh tahun adiknya terus memendam perasaan yang tak terbalas itu, Alex pun tak tahu bagaimana cara menanggapi perasaan adiknya itu seperti apa. Ia hanya bisa terus menenangkan adiknya, dengan mengusap punggungnya seperti ini.

“Kau harus kuat Lexa, ini pilihanmu jatuh hati pada pria dingin dan kejam seperti Tuan Louis. Sudahlah, sekarang kita lakukan perintah Tuan Louis, ayo.”

Episodes
1 BAB 1
2 Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3 Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4 Bab 4 : Keberhasilan Naya
5 Bab 5 : Kemarahan Louis
6 Malamnya party paginya berbagi
7 Kedatangan Louis ke Indonesia
8 Pertemuan Louis dan Naya
9 Terbongkarnya identitas Naya
10 Ali yang tersadar
11 Menjadi anggota Sisilia
12 Ketertarikan
13 Upacara Kode Omerta
14 Jangan Panggil Saya Tuan
15 Perubahan Ruangan
16 Tidak Seperti Biasanya
17 Hadiah Untukmu
18 You're Mine
19 Penjara bawah tanah
20 Siapa Valin?
21 Untuk Pertama Kalinya Membentak
22 Piano untuk Nayaka
23 Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24 Jatuh sakit
25 Merawat orang sakit
26 Bagaimana dengan Kakak?
27 Tiket ke Indonesia
28 Kerinduan yang mendalam
29 Terima kasih
30 Harus selalu bahagia
31 Kulineran
32 Tembakan
33 Menyadari perasaan
34 Penculikan Nayaka
35 Kembali frustasi
36 Memancing seseorang
37 Pembebasan Nayaka
38 Di Perusahaan Louis
39 Tinggal di Mansion William
40 Louis yang berubah
41 Ketakutan Alexa
42 Pernyataan Alexa
43 Membuat Spageti
44 Gadis kecil yang murung
45 Pembuktian
46 Hukuman Alexa
47 Pengobatan Alexa
48 Pernyataan Cinta Louis
49 Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50 Kedatangan orang tak terduga
51 Masa lalu yang mengikat segalanya
52 Tak ingin ditinggal sendirian
53 Permintaan maaf Valin
54 Apalagi ini?
55 Penyiksaan Valin
56 Percobaan pelarian
57 Nayaka meminta maaf
58 Pertengkaran Ali dan Louis
59 Flash Back
60 Pengobatan Naya
Episodes

Updated 60 Episodes

1
BAB 1
2
Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3
Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4
Bab 4 : Keberhasilan Naya
5
Bab 5 : Kemarahan Louis
6
Malamnya party paginya berbagi
7
Kedatangan Louis ke Indonesia
8
Pertemuan Louis dan Naya
9
Terbongkarnya identitas Naya
10
Ali yang tersadar
11
Menjadi anggota Sisilia
12
Ketertarikan
13
Upacara Kode Omerta
14
Jangan Panggil Saya Tuan
15
Perubahan Ruangan
16
Tidak Seperti Biasanya
17
Hadiah Untukmu
18
You're Mine
19
Penjara bawah tanah
20
Siapa Valin?
21
Untuk Pertama Kalinya Membentak
22
Piano untuk Nayaka
23
Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24
Jatuh sakit
25
Merawat orang sakit
26
Bagaimana dengan Kakak?
27
Tiket ke Indonesia
28
Kerinduan yang mendalam
29
Terima kasih
30
Harus selalu bahagia
31
Kulineran
32
Tembakan
33
Menyadari perasaan
34
Penculikan Nayaka
35
Kembali frustasi
36
Memancing seseorang
37
Pembebasan Nayaka
38
Di Perusahaan Louis
39
Tinggal di Mansion William
40
Louis yang berubah
41
Ketakutan Alexa
42
Pernyataan Alexa
43
Membuat Spageti
44
Gadis kecil yang murung
45
Pembuktian
46
Hukuman Alexa
47
Pengobatan Alexa
48
Pernyataan Cinta Louis
49
Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50
Kedatangan orang tak terduga
51
Masa lalu yang mengikat segalanya
52
Tak ingin ditinggal sendirian
53
Permintaan maaf Valin
54
Apalagi ini?
55
Penyiksaan Valin
56
Percobaan pelarian
57
Nayaka meminta maaf
58
Pertengkaran Ali dan Louis
59
Flash Back
60
Pengobatan Naya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!