Jangan Panggil Saya Tuan

Upacara pengucapan kode omerta Nayaka telah selesai dengan sempurna. Penobatannya berakhir tepat setelah jam sepuluh malam.

“Kalau begitu kami permisi Tuan, dan kau Kim Nayaka. Tunjukkan kesetian dan pengabdiannya baik-baik padaCosa Nostra. Ingat semua mata dan telinga Cosa Nostra selalu mengintaimu,” ucap salah satu orang yang sudah lama berkerja dan mengabdi pada Tuan Louis dan Cosa Nostra.

“Siap Tuan, saya berjanji,” ucap Naya pada orang itu dengan hormat.

Naya sudah diwanti-wanti oleh Alexa,Naya boleh-boleh saja jika ingin menggunakan bahasa santai. Tetapi dia dilarang untuk menggunakan gaya bahasa santai jika berada dalam sebuah dalam acara formal seperti ini, itu terkesan tidak sopan dan tidak menghargai kesakralan suatu acara.

Mendapatkan anggukan dan jawaban dari Nayaka tanpa berlama-lama lagi, pria itu langsung saja meninggalkan Aula megah itu dengan dua pengawal yang selalu setia berdiri di di sampingnya sejak tadi.

“Kembali ke kamarmu dan bersihkan dirimu dengan baik. Kau bisa kembali beristirahat hingga besok pagi. Kau mengerti?” tanya Alex pada gadis manis yang diselimuti dress hitam panjang indah.

“Mengerti Kak Alex, Naya juga sudah sangat lelah sekarang. Naya kembali dulu Kak.” Begitu berbicara dengan Alex, Naya kembali menggunakan gaya bahasanya yang santai.

Dengan langkah gontai, Naya berjalan seolah semua beban berada di punggungnya, dia sedikit membungkuk. Alex sangat paham jika dia pasti sudah sangat kelelahan akibat meladeni semua anggota Cosa Nostra sejak jam empat sore hingga jam sepuluh malam tanpa henti.

Lama Alex menatap punggung rapuh Nayaka hingga menghilang dari pandangannya.

Louis sudah dari sore kembali ke kediamannya di Mansion keluarga William yang hanya dihuni oleh dirinya sendiri. Orang tua Louis juga sudah lama meninggal sejak Louis masih beranjak dewasa karena permasalahan internal dunia mafia kala itu.

Louis yang baru berusia tujuh belas tahun harus mau menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin mafia terkejam dunia yaitu Cosa Nostra.

Masa yang seharusnya Louis habiskan untuk bersenang-senang bersama dengan teman-temannya harus dipenuhi dengan hiruk pikuk permasalahan dunia mafia dan orang tuanya yang begitu cepat meninggalkan dia membuat Louis menjadi orang yang dingin dan tak berperasaan sejak saat itu.

Alex kembali teringat pada masa-masa saat awal-awal dirinya masuk ke dalam organisasi besar itu. Rasa kagum dan hormat selalu  dia sandingkan pada Louis yang bisa memimpin organisasi besar di usia yang masih sangat muda.

Dia sudah melihat langsung bagaimana kekejaman dan kesadisan tuannya untuk mengukuhkan posisi Cosa Nostra sebagai klan mafia yang paling berkuasa di seluruh dunia.

Dia sudah sangat terbiasa melihat tuannya yang tak punya belas kasih pada semua musuhnya, dia selalu  memberikan kematian yang menyiksa pada semua musuhnya tanpa ampun.

Kematian yang bahkan tak akan pernah dibayangkan musuhnya dalam saraf terkecilnya sekali pun, sangat menakutkan.

Tapi, dia berusaha mengingat-ingat kapan tuannya memberikan ampunan pada musuhnya dan sayangnya seberapa keras pun Alex berusaha mengingat tapi tak pernah ada kejadian seperti itu sebelumnya.

Louis baru pertama kali mengampuni lawannya saat menghadapi Dragonfly, organisasi yang dibentuk oleh Kim bersaudara. Pertama kalinya dia melihat tuannya mempunyai belas kasih, tidak menuntas habis Dragonfly hingga ke akarnya.

Dia membiarkan Kim Alikara dan anggota Dragonfly yang masih bernapas untuk tetap hidup dengan baik. Jika Alex mengingat-ingat Louis akan selalu menghancurkam musuhnya tanpa sisa dan memenjarakan mereka di tempat yang bahkan tak akan bisa diterima akal manusia dan akan menghancurkan semua aset mereka tanpa sisa pula.

Tapi tidak untuk kali ini. Alex hingga sekarang bertanya-tanya mengapa tuannya yang selalu dingin dan sadis itu mau mengampuni Dragonfly yang jelas-jelas telah berani mengambil data rencana penyerangan yang sudah mereka susun bertahun-tahun lamanya.

Namun, pemikiran pria itu harus buyar saat mendengar deringan telepon yang berasal dari ponselnya. Segera dia mengambil ponsel yang ada di saku celananya untuk melihat siapa sebenarnya yang meneleponnya saat jam seperti ini.

Nama Tuan Louis William terpampang jelas sebaga pemanggil yang menelponnya. Tanpa berpikir lagi Alex langsung mengangkat teleponnya dengan menekan ikon hijau yang tertera di layar ponsel.

“Ya Tuan Louis, ada apa menelpon saya?” tanya Alex pada tuannya itu.

“Ke Mansion sekarang juga, bawa Nayaka bersamamu,” ucap Louis dari balik sambungan telepon.

“Ha? Maksud anda Tuan?” Alex sungguh-sungguh bingung apa maksud tuannya.

Dia memang sudah terbiasa tuannya memanggilnya ke kediamannya saat jam seperti ini, tapi mengapa Louis juga menginginkan Naya dibawa bersamanya.

“Kau sepertinya sudah kehilangan fungsi telinga mu akhir-akhir ini Alex, tapi tidak apa-apa. Saya ada perlu dengan Nayaka, antar dia ke mansion William sekarang juga. Kau paham sekarang?” Suara bariton Louis terdengar sangat berat, Alex sampai harus merinding mendengarnya.

“Baik, saya mengerti sekarang Tuan, saya akan segera membawa Nayaka ke mansion Anda,” ucap Alex patuh tanpa ada bantahan lagi. Setelah itu terdengar suara ting panjang yang menandakan Louis sudah mengakhiri panggilan itu.

Tanpa menunda lagi, dia segera melangkahkan kakinay lebar-lebar ke Penthouse Nayaka di lantai tertinggi markas ini yang juga bersebelahan dengan Penthousenya dan Alexa.

“Aku terpaksa harus menganggu istirahatnya sekarang.” Alex bergumam, ia merasakan sungkan  pada Nayaka yang baru saja bisa beristirahat lagi. Dia sendiri pula yang menyuruh gadis manis itu beristirahat. Tapi mau bagaimana lagi titah tuannya tak akan bisa dibantah.

“Kakak mau ke mana?” Pertanyaan itu berasal dari Alexa yang melihat kakaknya seperti kebingungan selepas menerima telfon dari seseorang.

“Alexa, aku akan ke kediaman Tuan Louis sekarang, dia menyuruhku untuk membawa Naya bersamaku. Dia sepertinya punya urusan dengan gadis itu.”

“Aku akan ikut bersamamu.”

“Terserah kau, kita ke Penthouse Nayaka sekarang.”

Setelah percakapan itu, keduanya segera menuju lift untuk naik ke lantai dua puluh gedung itu. Tempat di mana Nayaka berada saat ini.

Keduanya segera menekan bel Penthouse itu, tapi tak kunjung ada jawaban.

“Kita langsung masuk saja Kak,” ucap Alexa yang memberi saran pada kakaknya.

Alex hanya mengangguk, kemudian mulai menekan pin untuk membuka pintu penthouse Nayaka. Alex memang mengetahui sandi penthouse Nayaka, karena Alexlah yang membuat sandinnya.

“Aku akan mengeceknya di kamarnya, Kakak tunggu di sini saja.”

Kembali mendapatkan anggukan Alex, Alexa dengan segera masuk ke dalam kamar Nayaka yang hanya berjarak beberapa langkah dari posisi mereka saat ini.

“Kak Alexa, ada apa Kakak ke sini?” tanya Nayaka yang kaget Alexa tiba-tiba berada di kamarnya.

Nayaka baru saja menyelesaikan mandinya, saat ini pun dia hanya mengenakan handuk mandinya saja. Alexa mengambil keputusan tepat dengan tidak membiarkan Alex masuk ke dalam kamar gadis manis di depannya ini.

“Kau bersiaplah sekarang, kita harus segera ke Mansion Tuan Louis. Tuan Louis ingin bertemu denganmu,” ucap Alexa pada Nayaka.

“Apa? Tuan Louis manggil Naya?!”

“Iya Naya.”

“Sekarang?”

“Iya Kim Nayaka.”

“Tapi Naya mau istirahat, Naya sudah sangat lelah sekarang,” keluh Naya dengan menyetak-nyentakkan kakinya tak terima.

“Dengan Nayaka, aku tahu kau lelah dan kita semua juga lelah. Tapi, ini adalah perintah Tuan Louis. Kau tidak boleh membantah, cepat bersiap. Aku dan Kak Alex akan menunggumu di depan,” kata Alexa lagi.

“Tapi Nayaka habis keramas. Bakalan lama, Naya mau ngeringin rambut dulu.”

“Tidak usah mengeringkan rambumut Naya, harus berapa kali kukatakan yang memanggilmu itu Tuan Louis Penguasa Cosa Nostra Tuan kita semua. Jangan membuatku marah, berhenti membantah dan segera bersiap. Kau harus siap dalam sepuluh menit.” Alexa mulai jengkel dengan sikap keras kepala Nayaka sekarang.

Ya, dia mengerti jika Naya pasti sangat lelah, dia juga pernah merasakan seberapa lelahnya hari pengucapan sumpah. Tapi Nayaka juga harus mengerti jika yang memanggilnya tidak lain tidak bukan adalah Tuan Louis sendiri.

“Isshh! Iya-iya Naya siap-siap sekarang.” Dengan jengkel Nayaka berjalan sambil menyentak kuat-kuat kakinya di lantai dingin menuju Walk  in Closet.

Alexa sampai harus menghela napas, Alexa juga tak mengerti entah kenapa dia tak tega jika memarahi gadis itu. Mungkin karena umurnya yang masih sangat muda, sifat Alexa diumur Nayaka sekarang juga tidak jauh beda seperti sifat Nayaka saat ini. Jadi Alexa sangat berusaha untuk memaklumi tingkah keras kepala Nayaka.

Sekitar lima belas menit kedua bersaudara itu menunggu di luar, akhirnya gadis manis itu keluar juga dari kamarnya dengan setelah kaos hitam oversize sebatas siku dan celana hot pants putih tulang serta boot yang terpasang cantik di kakinya. Rambut basahnya tergerai dengan sedikit berantakan.

“Baik kita pergi sekarang.”

“Tapi rambut Naya masih basah.”

“Itu tidak penting Nayaka, kita pergi sekarang Tuan Louis sudah menunggu.”

“Iya-iya.”

✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*

“Tuan saya Alex,” ucap Alex dengan mengetuk-ngetuk pintu ruang kerja Tuannya.

Tak ada jawaban dari dalam sana, tanpa banyak bicara lagi Alex segera mausk ke dalam ruangan itu bersama Naya dan Alexa.

Louis duduk di sofa yang ada di ruangan itu dengan dengan sebotol wine dan cerutu yang melekat di sela-sela jarinya dengan tenang.

Tatapan dinginnya mengarah pada ketiga orang itu, Alex dan Alexa menunduk hormat pada tuannya. Sedangkan Naya yang masih kesal dengan polosnya menatap Louis dengan sedikit tidak suka.

Louis pun kemudian juga mengunci tatapannya pada gadis mungil itu yang dengan berani menatapnya di saat Alex dan Alexa menunduk dalam.

“Tuan Louis ngapain manggil Naya ke sini?” tanya Nayaka yang berusaha menahan rasa lelahnya. Rasanya ia ingin segera melompat ke sasur dan tidur sekarang juga.

“Alexa,” panggil Louis pada perempuan yang senantiasa menunduk di hadapannya.

“Ya Tuan,” jawab Alexa dengan hormat.

“Tugas untuk mencari wanita untukku setiap malam tidak akan lagi dibebankan kepadamu, Nayaka sebagai sekretatis saya yang akan melakukan itu.”

Louis berbicara masih dengan suara dinginnya, jangan lupa wajah datarnya yang tidak memiliki ekspresi itu.

Alexa tersentak kaget begitu mendengar pernyataan dari Louis begitu pun Alex tak kalah kagetnya. Sedangkan, Naya dengan raut wajah bingungnya tidak mengerti apa yang dikatakan Louis.

Kegugupan segera menyita Alexa begitu mendengar apa yang dikatakan tuannya.

“Tapi Tuan mana bisa begitu,” ucap Alexa dengan kegugupan yang kentara.

Dia tidak akan bisa menyerahkan tugas ini pada siapa pun bahkan jika itu Naya. Karena tugasnya yang satu inilah dia bisa dengan bebas keluar masuk Mansion William untuk bertemu Louis yang sangat ia cintai.

Dia jarang sekali dipanggil ke kediaman Louis untuk pekerjaan dan urusan perusahaan. Hanya Alexlah yang selalu dipanggil, sedangkan ia hanya akan ditugaskan untuk terus menjaga markas baik-baik.

Karena alasan ini jugalah, walau pun dia sakit hati melihat Louis bermain dengan perempuan lain ia tetap menyanggupinya agar bisa terus bersama Louis setiap hari.

Dan sekarang tuannya ingin mengambil tugas itu darinya untuk diberikan kepada gadis manis yang baru saja menjadi sekretarisnya.

“Maksudmu tidak bisa? Saya ingin Naya yang mengambil tugas itu.”

Alex yang menyadari perasaan adiknya segera mengambil tindakan untuk mencegah hal ini.

“Maaf Tuan Louis, tapi kali ini saya tidak setuju pada anda. Anda harus mengingat jika Alexa yang dari dulu melakukan ini dan pilihannya selalu tepat tak pernah salah. Dan anda selalu dipuaskan. Selain itu juga, Nayaka masih sangat muda, usianya baru dua puluh dua tahun.”

“Jika kau memang tidak ingat Alex, Alexa juga mengemban tugas ini sejak berusia dua puluh dua tahun,” jawab Louis dengan ekspresi datar yang selalu mampu mengintimidasi siapa saja, mungkin kecuali Naya karena hingga saat ini gadis itu masih menatap Louis dengan tatapan seolah bertanya.

Sial! Alex sudah kalah telak, karena terburu-buru mencari alasan pria itu melupakan jika Alexa juga mulai mendapatkan tugas itu sejak berusia dua puluh dua tahun.

“Tunggu dulu semuanya. Ada yang bisa menjelaskan pada Naya dulu, tugas apa yang kalian maksud?” Naya segera menengahi perdebatan mereka dengan pertanyaan yang dari tadi ia pendam.

Dari tadi mereka membicarakan tugas, pemindahan tugas, usia, tapi Naya sebenarnya masih belum mengerti apa yang mereka maksud.

“Alex dan Alexa keluarlah, saya sendiri yang akan menjelaskan tugas ini pada Nayaka,” ucap Louis.

Dari suaranya pun sangat terasa jika Louis tak ingin dibantah lagi. Tanpa bantahan apa pun Alex keluar dengan menarik tangan Alexa yang masih saja terlihat linglung atas apa yang baru saja terjadi.

Setelah keduanya keluar, Louis mengalihkan fokusnya pada gadis manis yang terlihat bingung dan juga kesal. Louis berkali-kali harus kagum melihat keberanian gadis itu menatap matanya ditambah dengan memasang wajah kesal seperti itu.

“Duduklah, “ ucap Louis dengan datar pada Naya.

“Kenapa Tuan menyuruh Kak Alex dan Kak Alexa untuk keluar?” Bukannya mendengar apa yang dikatakan Louis, Naya malah bertanya pada pria itu.

“Kau memanggil mereka Kakak?” tanya Louis lagi.

“Iya.”

“Saya menyuruh mereka keluar untuk menjelaskan apa tugasmu selain yang tertulis di kontrak yang sudah kau baca dan tanda tangani.”

“Apa Naya masih punya tugas lain selain yang ada di kontrak?!” tanya Nayaka sangat terkejut.

Tugas yang ada di kontrak saja sudah sangat banyak, sekarang tuannya malah bilang jika dia masih punya pekerjaan lagi selain itu.

“Duduk dulu Nayaka,” ucap Louis pada gadis itu yang sedari tadi belum juga duduk. Louis yang melihat gelagat tak nyaman Louis memilih untuk mematikan cerutunya dan meletakkan kembali gelas winenya.

“Baiklah-baik,” ucap Nayaka, setelahnya dengan berani berjalan ke arah Louis dan duduk di sofa yang sama dengan Louis tepat di samping pria itu.

Sofa itu memang lumayan lebar hingga cukup untuk tiga orang.

“Kenapa kau duduk di sini?” tanya Louis dengan menatap aneh wajah Nayaka yang berada sangat dekat tepat di sampingnya. Louis tak berbohong, gadis ini sungguh berani.

Louis kembali terpaku saat ini Nayaka terlihat sangat cantik, Louis baru menyadarinya. Struktur wajahnya yang mungil, mata sedikit sipit, hidung mungil dan bibir tipis serta kulit putihnya. Itu terlihat sangat sempurna sampai mampu membuat Louis tersihir sesaat, apa lagi melihat tatapan polos gadis itu.

“Ah, apakah tidak boleh? Naya akan pindah sekarang,” tukas Naya dan mulai kembali berdiri dari duduknya.

Belum juga dia berdiri dengan sempurna, tangannya kembali ditarik cepat untuk duduk oleh Louis. Naya hampir saja terjatuh karena pembuatan Louis yang sangat tiba-tiba, untuk saja keseimbangan tubuhnya bagus.

“Saya hanya bertanya, saya bukan menyuruhmu untuk pindah.”

“Tuan Louis kalau mau narik pelan-pelan.”

Louis hanya diam saja dan kembali menunggu jawabnya dari Naya untuk pertanyaannya tadi. Jangan lupa pertanyaan belum di jawab oleh gadis manis itu.

“Saat diajak duduk, Naya selalu duduk di samping orang yang ajak Naya duduk. Saat diajak duduk Kak Ali Naya akan duduk di samping Kak Ali. Saat diajak duduk dengan Papah, Naya akan duduk di samping Papah, sama Kak Alex dan Kak Lexa juga gitu,” jelas Nayaka dengan tatapan tanpa rasa takut pada pria yang berada tepat di sampingnya.

Louis akhirnya paham, sepertinya gadis ini tak pernah sekalipun merasakan kerasnya hidup dan terlahir dari keluarga yang menyayanginya. Lihat saja tingkah beraninya ini, entah nyali dari mana sehingga dia terus saja berani menatap tepat di netra Louis.

“Simpan tugas ini baik-baik di kepalamu. Setiap malam bawalah wanita jalang dari rumah prostitusi ke kamar tamu mansion ini,” ucap Louis dengan kembali menyeruput pelan-pelan wine di genggamannya.

“Apa?! Wanita?! Setiap malam? Untuk apa?! “ Naya kaget setengah mati mendengar permintaan tuannya.

Benaknya bertanya-tanya untuk apa Louis menyuruhnya membawa wanita setiap malam, apakah tuannya ini predator? Pikir Naya dengan keterkejutan tak terbendung.

“Menurutmu untuk apa semua wanita itu?” tanya Louis dengan suara dalamnya yang memikat dengan sedikit mendekatkan wajah tampan yang dia miliki mendekat pada wajah Naya yang masih dipenuhi banyak pertanyaan.

Louis bisa mencium wangi rambut Naya yang terasa sangat nyaman di indra penciumannya. Wangi segar yang sangat manis persis seperti kepribadian gadis itu.

“Wangi,” ucap Louis dengan terus mendekat menghirup dalam-dalam aroma manis Naya yang sangat menyenangkan untuknya.

Naya membeku sejenak mendapatkan perlakuan seperti itu dari Louis, tiba-tiba sekali Louis bertingkah aneh seperti ini.

Dan apa tadi dia bilang? Wangi? Memang shampo apa yang dia pakai, hanya shampo dari hotel saja. Dengan gerakan cepat Naya segera mendorong Louis dengan pelan untuk kembali ke posisi normalnya.

“Baiklah Tuan, kita kembali ke topik utama. Naya tanya sekali lagi kenapa Tuan Louis menyuruh Naya untuk membawa wanita setiap malam? Apakah Tuan… Casanova?” tanya Naya ragu-ragu dengan kalimat terakhirnya.

“Bisa dibilang begitu,” jawab Louis acuh tak acuh.

“Kau harus ingat, wanita yang kau bawa haruslah dari rumah prostirisi, tubuh seksi dan agresif.”

Naya hanya mengangguk dengan saliva yang ditelan berkali-kali mendengar apa yang dikatakan Louis.

Itu artinya setiap hari dia harus menginjakkan kaki di rumah kotor itu demi memenuhi tugasnya, Naya sangat tidak suka itu.

Dia dari dulu tidak suka dengan yang namanya pelacur, perempuan yang menjual dirinya hanya demi mendapatkan uang dengan cepat sangatlah memuakkan.

“Ada apa dengan ekspresimu?”

“Kenapa dengan ekspresi Naya? Apa ada yang salah?”

“Kau terlihat kesal, apa kau tidak suka tugas ini?”

“Menurut Tuan saja, siapa yang akan suka jika diperintahkan mencari wanita setiap malam di rumah kotor itu.”

Nayaka mencebik dengan tatapan sangat kesal pada Louis, kenapa dia masih harus bertanya untuk hal seperti ini.

“Kau tetap harus melakukannya Nayaka.”

“Iya-iya Naya tahu kok. Naya kan tidak mungkin membantah perintah Tuan Louis.”

Diam sejenak memenuhi atmosfer mereka. Naya yang masih dengan kesal tak ingin berbicara dan Louis yang masih saja terus memperhatikan gadis itu.

“Shampo apa yang kau pakai?”

“Ha? Shampo yang Naya pakai? Tentu saja Naya pakai shampo yang ada di penthouse yang sudah disedikan untuk Naya. Tidak mungkinkan Naya membawa shampo dari rumah Naya ke sini. Tuan Louis ingat, Naya langsung dibawa ke sini dari markas Dragonfly.”

“Ya kau benar.”

Jawaban singkat dengan ekspresi datar itu membuat Naya harus mengusap dada berkali-kali. Bagaimana Alex dan Alexa bisa tahan bekerja bertahun-tahun dengan orang ini? Pikir Naya tidak mengerti.

“Ha baiklah kalau begitu Tuan Louis. Kalau sudah tidak ada lagi, Naya akan pergi sekarang ke sana dan membawakan wanita untuk Tuan,” ucap Naya dan mulai melanggar pergi.

Tapi, tangannya lagi-lagi dicekal oleh Louis, tapi kali ini tidak sekasar tadi.

“Lain kali keringkan rambutmu, tidak akan baik membiarkan rambut basah di ruangan penuh AC seperti ini,” ucap Louis pada gadis manis itu.

Naya sampai harus melengos tak percaya. Jika diingat-ingat Louis lah yang membuatnya harus berkeliling dengan rambut basah dan sekarang pria yang sama menasehatinya mengenai rambut basah. Tapi sudahlah dia harus menahan kekesalannya, dia ingin segera tidur dan beristirahat.

“Ya, Naya mengerti. Kalau begitu Naya pergi sekarang Tuan Louis.”

“Tunggu!”

"Apa lagi Tuan Louis yang tampan?!” Kenapa hanya untuk pergi dari sini rasanya sudah sekali. Dari tadi pria ini terus saja mecegat langkahnya.

“Jangan memanggil saya Tuan.”

“Ha?! Apa?!”

“Saya ulangi, jangan memanggil saya dengan sebutan Tuan.”

“Lalu Naya harus memanggil Tuan Louis apa?”

“Kau memanggil Alex dan Alexa apa?”

“Kakak.”

“Kau juga bisa memanggilku Kakak saja.”

“Kak Louis? Serius?!”

“Iya Kim Nayaka.”

Louis masih saja senantiasa menggenggam erat lengan Nayak tanpa niat mau melepaskan.

“Okey, sekarang Naya akan memanggil Kak Louis. Apa Naya bisa pergi sekarang?” tanya Naya dengan menunjuk-nunjuk jemari Louis yang masih senantiasa menggenggam lengannya.

“Ya, pergilah sekarang.” Setelah mengucapkan itu, Louis kemudian melepaskan genggamannya.

Tanpa berlama-lama lagi di sana, Naya segera melenggang pergi menyisahkan Louis sendirian di ruangan yang dipenuhi tumpukan berkas rapi.

“Haahh!” Louis menghela napas kuat-kuat begitu Naya meninggalkan ruangan itu.

 Dengan kepala yang disandarkan di sofa dan lengan yang menutup matanya, Louis berkali-kali menghela napas panjang.

“Nayaka, Kim Nayaka.” Berkali-kali Louis mengulang menyebut nama Naya seolah itu adalah sebuah mantra untuk diucapkan.

“Nayaka, why you so interesting?! Sepertinya kau mulai gila Louis.”

Episodes
1 BAB 1
2 Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3 Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4 Bab 4 : Keberhasilan Naya
5 Bab 5 : Kemarahan Louis
6 Malamnya party paginya berbagi
7 Kedatangan Louis ke Indonesia
8 Pertemuan Louis dan Naya
9 Terbongkarnya identitas Naya
10 Ali yang tersadar
11 Menjadi anggota Sisilia
12 Ketertarikan
13 Upacara Kode Omerta
14 Jangan Panggil Saya Tuan
15 Perubahan Ruangan
16 Tidak Seperti Biasanya
17 Hadiah Untukmu
18 You're Mine
19 Penjara bawah tanah
20 Siapa Valin?
21 Untuk Pertama Kalinya Membentak
22 Piano untuk Nayaka
23 Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24 Jatuh sakit
25 Merawat orang sakit
26 Bagaimana dengan Kakak?
27 Tiket ke Indonesia
28 Kerinduan yang mendalam
29 Terima kasih
30 Harus selalu bahagia
31 Kulineran
32 Tembakan
33 Menyadari perasaan
34 Penculikan Nayaka
35 Kembali frustasi
36 Memancing seseorang
37 Pembebasan Nayaka
38 Di Perusahaan Louis
39 Tinggal di Mansion William
40 Louis yang berubah
41 Ketakutan Alexa
42 Pernyataan Alexa
43 Membuat Spageti
44 Gadis kecil yang murung
45 Pembuktian
46 Hukuman Alexa
47 Pengobatan Alexa
48 Pernyataan Cinta Louis
49 Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50 Kedatangan orang tak terduga
51 Masa lalu yang mengikat segalanya
52 Tak ingin ditinggal sendirian
53 Permintaan maaf Valin
54 Apalagi ini?
55 Penyiksaan Valin
56 Percobaan pelarian
57 Nayaka meminta maaf
58 Pertengkaran Ali dan Louis
59 Flash Back
60 Pengobatan Naya
Episodes

Updated 60 Episodes

1
BAB 1
2
Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3
Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4
Bab 4 : Keberhasilan Naya
5
Bab 5 : Kemarahan Louis
6
Malamnya party paginya berbagi
7
Kedatangan Louis ke Indonesia
8
Pertemuan Louis dan Naya
9
Terbongkarnya identitas Naya
10
Ali yang tersadar
11
Menjadi anggota Sisilia
12
Ketertarikan
13
Upacara Kode Omerta
14
Jangan Panggil Saya Tuan
15
Perubahan Ruangan
16
Tidak Seperti Biasanya
17
Hadiah Untukmu
18
You're Mine
19
Penjara bawah tanah
20
Siapa Valin?
21
Untuk Pertama Kalinya Membentak
22
Piano untuk Nayaka
23
Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24
Jatuh sakit
25
Merawat orang sakit
26
Bagaimana dengan Kakak?
27
Tiket ke Indonesia
28
Kerinduan yang mendalam
29
Terima kasih
30
Harus selalu bahagia
31
Kulineran
32
Tembakan
33
Menyadari perasaan
34
Penculikan Nayaka
35
Kembali frustasi
36
Memancing seseorang
37
Pembebasan Nayaka
38
Di Perusahaan Louis
39
Tinggal di Mansion William
40
Louis yang berubah
41
Ketakutan Alexa
42
Pernyataan Alexa
43
Membuat Spageti
44
Gadis kecil yang murung
45
Pembuktian
46
Hukuman Alexa
47
Pengobatan Alexa
48
Pernyataan Cinta Louis
49
Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50
Kedatangan orang tak terduga
51
Masa lalu yang mengikat segalanya
52
Tak ingin ditinggal sendirian
53
Permintaan maaf Valin
54
Apalagi ini?
55
Penyiksaan Valin
56
Percobaan pelarian
57
Nayaka meminta maaf
58
Pertengkaran Ali dan Louis
59
Flash Back
60
Pengobatan Naya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!