Tidak Seperti Biasanya

Louis baru saja sampai di markas Cosa Nostra. Kini dia tengah bersama dengan Alexa dan Alex, mereka baru saja menyelesaikan meeting mereka bersama client perusahaan.

Alexa tidak ada di markas Cosa Nostra karena setelah menjelaskan semuanya pada Nayaka dia langsung saja pergi bersama kakaknya ke perusahaan Tuan mereka untuk melakukan rapat.

Itulah mengapa Nayaka tidak menemukannya bahkan setelah menyusuri satu per satu lantai gedung tinggi Cosa Nostra.

Jika kalian mengira sayap Louis hanya sebatas bisnis ilegal saja kalian salah besar. Bisnis Louis sudah merambah sampai ke bisnis legal juga.

Pemuda tampan itu memiliki perusahaan sangat besar yang beroperasi di industri pertambangan dan properti. Kekayaannya pun tak bisa dibayangkan seberapa banyaknya.

Perusahaan itu berdiri beriringan dengan organisasi mafiannya, itulah yang membuat Louis benar-benar ditakuti dan disegani oleh seluruh lapisan masyarakat elit.

Tak ada yang berani mencari masalah dengan Louis, bahkan musuh-musuhnya pun hanya  berani bermain cantik tanpa benar-benar melakukan perlawanan terbuka terhadapnya.

Setiap hari meja rapat selalu saja dihiasi cairan merah beraroma pekat hasil dari darah para pengkhianat yang menyelinap ke dalam perusahaan dan juga klan mafiannya.

Dengan langkah tegap ketiga orang itu berjalan menyusuri taman yang terletak tepat sebelum gedung Cosa Nostra berada. Semua anggota Cosa Nostra dan pengawal menunduk hormat pada ketiga petinggi Cosa  Nostra itu.

“Alex apa Kau sudah menyusun pertemuan dengan TA Company?” tanya Louis sembari berjalan dengan langkah tegasnya, suara sepatu *pank*tovelnya berdenting nyaring di ruangan sunyi yang dipenuhi pengawal yang menunduk dalam.

“Sudah, saya sudah menyelesaikannya Tuan, rapat-nya akan dilakukan minggu depan bersama dengan beberapa investor,” ucap Alex menjawab pertanyaan Louis dengan senantiasa mengikuti tuannya tepat di belakang.

“Alexa urusan dengan pemerintah apa sudah selesai?” tanya Louis lagi, dinding Cosa Nostra itu tak akan pernah menembus sampai ke telinga orang luar.

“Saya telah mengonfirmasi ini pada Valin, dia sudah berhasil mengetahui data mana yang paling bagus untuk diretas demi mengancam para anjing negara itu, pencucian uang yang dilakukan pemerintah dan berbagai kasus korupsi yang ditutup-tutupi. Valin menargetkan data itu untuk direbut, kita bisa mengancam para anjing negara itu agar mau memasukkan orang kita ke dalam pemerintahan,” jelas Alexa dengan sopan pada tuannya yang masih berjalan tanpa berhenti sedetik saja.

Mereka berani berbicara seperti ini hanya jika berada di bagian dalam markas Cosa Nostra, tidak akan masalah membahas masalah seperti ini.

Karena walaupun ada tikus-tikus pengkhianat di sekitar markas, mereka semua tidak akan bisa keluar hidup-hidup, itu sudah menjadi rahasia umum diantara para klan mafia.

Tapi, entah kenapa mereka tetap keras kepala dan menjadi bodoh dengan tetap mengutus  para pengkhianat itu di dalam kadang singa.”

“Permisi Nona Alexa, saya ingin melaporkan sedari tadi Nona Kim mencari-cari anda,” lapor seorang anggota saat mereka akan memasuki pintu lift.

“Naya mencariku? Untuk apa?”

“Saya juga tak tahu Nona, tapi sedari tadi dia berkeliling dari lantai ke lantai mencari anda,” tukas kembali salah satu anggota Cosa Nostra itu.

“Baiklah saya mengerti, kau bisa pergi sekarang.”

“Saya permisi Nona.” Setelahnya anggota itu menuduk sopan dan menjauh dari mereka untuk kembali mengerjakan tugasnya.

“Nayaka mencarimu?” tanya Louis pada Alexa dengan melangkah masuk ke dalam lift khusus.

“Ya Tuan, itu laporan anggota kita tadi,” jawab Alexa dan dengan berani berusaha berbicara seperti Nayaka berbicara pada tuannya dengan menatap tepat pada tuannya.

Tak bisa, dia tak bisa melakukan itu. Baru beberapa detik saja dia melakukan itu dia sudah tak sanggup melanjutkan. Tatapan Louis sangatlah mengintimidasi.

“Kenapa dia mencarimu?” tanya Louis lagi, apakah anak itu memiliki kesulitan sekarang?

“Saya juga tidak tahu Tuan.”

“Apa dia sudah berada di ruangannya? Kau sudah memberitahunya di mana ruangannya?” tanya Louis lagi. Pria itu dengan tiba-tiba menjadi orang yang bayak bertanya, tidak seperti biasanya.

“Ya, sebelum menyusul anda, saya sudah memberitahunya semuanya, ruangannya, password  dan pekerjaannya,” jawab Alexa lagi.

Louis tak bicara lagi.  Setelah Alexa menjawab pertanyaan itu, ruangan persegi yang mereka injak saat ini kembali hening dengan bunyi dentingan lift yang tak terlaluu terdengar.

Alex diam-diam memperhatikan tuannya itu, Alex tak bisa mengerti sejak kapan tuannya ini menjadi banyak bertanya.

Menanyakan hal selain pekerjaan jarang sekali Louis lakukan, bertahun-tahun bersama tuannya itu pun tak membuat dia bisa mengenal Louis.

Tuannya itu sangat dingin dan tertutup, sampai sekarang pun hubungan mereka masih seperti Tuan dan bawahannya. Pintu lift terbuka lebar begitu mereka sudah berada di lantai sembilan belas, lantai di mana ruangan Louis berada.

Ketiganya kembali berjalan dengan langkah tegap, Louis bahkan terlihat sedikit tergesa-gesa seolah ingin cepat-cepat tiba di ruangannya.

Kedua orang yang senantiasa mengikutinya merasakan langkah Louis kian dipercepat, membuat mereka bertanya-tanya mengapa Tuan mereka terburu-buru seperti ini.

“Tuan kenapa terlihat terburu-buru seperti itu Kak?” tanya Alexa pada kakaknya. Dia sungguh bingung dengan semua yang ia lihat dari Louis selama ini.

“Aku juga tidak tahu Alexa, Tuan tidak pernah terburu-buru seperti ini sebelumnya.”

Mereka tak melanjutkan lagi pembicaraan mereka dan kembali mengikuti Tuannya dengan setia.

Dengan gerakan tampak biasa saja, Louis menekan sidik jarinya ke kunci pintu itu dan tak lama akhirnya pintu itu terbuka dengan lebar menampakan bagian dalam ruangan Louis.

“Apa ini Alexa?!” tanya Alex dengan keterkejutan yang luar biasa begitu melihat ruangan Louis saat ini.

“Kau bertanya padaku? aku mana tahu Kak.” Alexa juga tak tahu menahu mengenai hal ini sama seperti kakaknya.

“Kau yakin kau sudah memberitahu Naya untuk tidak bertindak macam-macam?” tanya Alex pada Alexa.

“Sudah Kakak.”

Alex yakin seratus persen tidak ada yang bisa melakukan hal ini selain Naya, gadis manis yang baru saja masuk ke dalam klan mafia mereka.

Ruangan Louis terlihat seperti taman kanak-kanak, origami berbagai warna dan bentuk menempel dengan indah, kertas matalik merah dengan tulisan “room”.

Ada pula buket bunga mawar merah di meja Louis dan buket bunga mawar pink di meja Naya. Tidak sampai disitu, ada beberapa kerajinan tangan dari kayu dan kertas yang digantung di dinding ruangan itu.

Ruangan yang sebelumnya kosong dan minimalis berubah menjadi ramai dan meriah.

“Kalian sudah datang?” Terdengar suara manis dan riang yang berasal dari belakang mereka. Ketiganya serentak berbalik bersamaan setelah mendengar suara itu, mereka bisa melihat dengan jelas Nayaka dengan senyum manis dan paper bag yang ditenteng di salah satu tangannya.

“Naya apa semua ini ulahmu?” tanya Alex pada gadis itu dengan suara yang ditekan.

Dia sama sekali tak dan niat untuk memarahi Naya atau apa pun, tapi yang dipikirkan Alex saat ini bisa saja Louis akan marah besar pada gadis ini dan tak ada yang diketahui apa yang dikatakan Louis saat marah.

“Ya Kak Alex. Bagaiman cantik kan? Rungan ini awalnya kosong sampai akhirnya Naya menghiasinya. Jadi, sekarang terlihat cantik. Dan lihat ini, Naya membeli cake untuk kita semua,” ucap Naya kemudian mengelluarkan cake dari dalam paper bag yang dia dia tenteng.

“Apa kau tidak ingat ini Nayaka, ini bukan hanya ruanganmu tapi juga ruangan Tuan Louis. Seharusnya kau meminta izin dulu pada Tuan Louis atau menanyakan dulu pada kami, jangan mengambil keputusan sendiri!”

Alex berbicara dengan menaikkan suaranya dalam kalimat terakhirnya. Walau pun merasa bersalah, tak bisa dipungkiri Alex juga kesal melihat tingkah Naya yang tak ada takut-takutnya.

“Kak Alex… membentak Naya?” Senyum ceria yang tadi dipancarkan Naya tergantikan dengan wajah murung yang hampir menangis.

Naya sedari kecil tak biasa dibentak, apalagi sekarang dia juga sudah menganggap Alex seperti kakaknya sendiri. Dari awal dia berada di sini Alex lah yang banyak membantunya dan sekarang pria itu membentaknya.

Alex menghela napasnya begitu melihat Naya yang ingin menangis, dia menjadi tak tega melihat senyum manis Naya tergantikan dengan wajah sedih hanya karenanya.

“Dengar Naya-”

“Alex, siapa yang memberimu izin untuk membentaknya hm?” Louis melayangkan tatapan membunuhnya itu pada Alex yang kini diam membisu. Dugaannhya ternyata salah, sekarang sepertinya dia yang akan kena amuk. Bukannya menjawab Alex malah diam saja.

“Kau mendengar saya Alex? Siapa yang memberimu izin untuk membentaknya?” tanya Louis sekali lagi dengan suara beratnya, tangannya sudah ia siapkan untuk mencekik Alex jika tidak dihentikan oleh Naya.

Entah kenapa, begitu mendengar Alex yang dengan berani membentak Nayaka ditambah wajah cantik Nayaka berubah menjadi sendu seketika membuat emosi Louis memuncak.

“Kak Louis juga jangan marah, Naya tahu Kak Alex tidak bermaksud membentak Naya. Naya tahu di sini Naya yang salah tidak meminta izin terlebih dahulu. Awalnya Naya ingin bertanya dulu pada Kak Lexa, tetapi Naya tidak menemukan Kak Lexa di mana pun. Dan karena Naya tidak sabar, bukannya menunggu, Naya malah bertindak gegabah. Itu cake yang Naya beli,” ucap Naya menunjuk cakenya dan kembali melanjutkan penjelasannya.

“Hari pertama Naya tidak dirayakan dengan baik, kue saja tidak ada. Hanya ada wine dan makanan yang sulit diterima lidah Naya. Naya membeli cake itu bermaksud untuk perayaan Naya dan juga untuk meminta maaf karena tidak menuruti perkataan Kak Lexa, juga melupakan kalau ruangan ini juga ruangannya Kak Louis. Sekali lagi Naya minta maaf, Naya akan mengembalikan ruangan ini seperti semula.”

Naya yang biasanya berbicara dengan mengangkat kepala tinggi sekarang menunduk dengan perasaan bersalah. Melihat Louis yang hampir mencekik Alex membuatnya teringat bagaiaman dampak keras kepalanya membuat Dragonfly, oraganisasi yang susah payah didirikan kakaknyaa berada di ambang kehancuran.

Alex dan Alexa sedikit banyak merasa bersalah melihat Naya yang ceria kini menjadi sedih, tapi yang menjadi fokus utama mereka adalah panggilan yang disematkan Naya untuk Louis. Kakak? Nayaka memanggil Louis kakak? Apa telinga mereka akhirnya benar-benar bermasalah?

“Kau tidak perlu melepaskan semua ini, saya tidak masalah,” ucap Louis dengan suara datarnya menatap Nayaka.

Naya yang menunduk kembali mengangkat pandangannya menatap pria tampan itu, Alex dan Alexa pun juga menatap Louis tak percaya.

Apa yang barusan dia bilang? Biarkan sjaa? Tidak masalah? Keduanya melempar pandangan bertanya-tanya atas apa yang dikatakan Louis. Tuannya benar-benar tidak seperti biasanya seorang Louis.

“Kak Louis serius?” tanya Nayaka, senyumnya kembali tersungging cantik di wajahnya yang juga sama cantiknya.

“Kau pikir saya pernah bercanda Nayaka?”

“Ah tidak, terima kasih Kak Louis. Bagaimana kalau sekarang kita makan cakenya?”

Naya kemudian mengeluarkan cake itu dari boxnya dan memotongnya dengan pisau kue yang disediakan dalam box kue itu.

Pertama-tama Nayaka memberikan potongan itu kepada Louis, tanpa banyak bicara Louis mengambilnya dan berjalan menuju kursinya. Naya kemudian beralih pada Alex dan Alexa.

“Naya minta maaf Kak Alex, Naya janji tidak akan melakukan apa pun tanpa izin lagi,” ucap Naya dengan menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya.

Alex kembali menghela napasnya dan mengambil cake itu dari tangan Nayaka kemudian ia pegang.

“Aku juga minta maaf Naya, aku tidak ada maksud untuk membentakmu. Hanya sedikit kesal saja. Kau… tidak apa-apa kan? ”

Naya tersenyum manis sebagai balasan atas permintaan maaf Alex kemudian beralih pada Alexa.

“Kak, Kakak mau makan kuenya kan?” tanya Naya takut-takut bagaimana pun Alexa sudah memperingatinya dengan tegas sejak awal tapi dia tetap membangkang.

“Ya aku pasti makan.” Setelah mengucapkan itu Alexa kemudian juga mengambil potongan kue yang ada di piring pegangan Naya.

“Kau memanggil Tuan Louis Kakak?” tanya Alexa dengan suara yang dikecilkan agar Louis tak mendengarnya.

“Ya, Kak Louis yang memberiku izin memanggilnya seperti itu,” jawab Nayaka juga dengan suara yang dikecilkan.

Alexa hanya mangut-mangut saja walau pun sebenarnya dia tidak mengerti mengapa bisa tuannya bertindak seperti itu.  Dia sungguh bertanya-tanya, bukankan Nayaka adalah alat barter, sejak kapan Louis nbisa sebaik ini pada seseorang?

Episodes
1 BAB 1
2 Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3 Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4 Bab 4 : Keberhasilan Naya
5 Bab 5 : Kemarahan Louis
6 Malamnya party paginya berbagi
7 Kedatangan Louis ke Indonesia
8 Pertemuan Louis dan Naya
9 Terbongkarnya identitas Naya
10 Ali yang tersadar
11 Menjadi anggota Sisilia
12 Ketertarikan
13 Upacara Kode Omerta
14 Jangan Panggil Saya Tuan
15 Perubahan Ruangan
16 Tidak Seperti Biasanya
17 Hadiah Untukmu
18 You're Mine
19 Penjara bawah tanah
20 Siapa Valin?
21 Untuk Pertama Kalinya Membentak
22 Piano untuk Nayaka
23 Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24 Jatuh sakit
25 Merawat orang sakit
26 Bagaimana dengan Kakak?
27 Tiket ke Indonesia
28 Kerinduan yang mendalam
29 Terima kasih
30 Harus selalu bahagia
31 Kulineran
32 Tembakan
33 Menyadari perasaan
34 Penculikan Nayaka
35 Kembali frustasi
36 Memancing seseorang
37 Pembebasan Nayaka
38 Di Perusahaan Louis
39 Tinggal di Mansion William
40 Louis yang berubah
41 Ketakutan Alexa
42 Pernyataan Alexa
43 Membuat Spageti
44 Gadis kecil yang murung
45 Pembuktian
46 Hukuman Alexa
47 Pengobatan Alexa
48 Pernyataan Cinta Louis
49 Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50 Kedatangan orang tak terduga
51 Masa lalu yang mengikat segalanya
52 Tak ingin ditinggal sendirian
53 Permintaan maaf Valin
54 Apalagi ini?
55 Penyiksaan Valin
56 Percobaan pelarian
57 Nayaka meminta maaf
58 Pertengkaran Ali dan Louis
59 Flash Back
60 Pengobatan Naya
Episodes

Updated 60 Episodes

1
BAB 1
2
Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3
Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4
Bab 4 : Keberhasilan Naya
5
Bab 5 : Kemarahan Louis
6
Malamnya party paginya berbagi
7
Kedatangan Louis ke Indonesia
8
Pertemuan Louis dan Naya
9
Terbongkarnya identitas Naya
10
Ali yang tersadar
11
Menjadi anggota Sisilia
12
Ketertarikan
13
Upacara Kode Omerta
14
Jangan Panggil Saya Tuan
15
Perubahan Ruangan
16
Tidak Seperti Biasanya
17
Hadiah Untukmu
18
You're Mine
19
Penjara bawah tanah
20
Siapa Valin?
21
Untuk Pertama Kalinya Membentak
22
Piano untuk Nayaka
23
Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24
Jatuh sakit
25
Merawat orang sakit
26
Bagaimana dengan Kakak?
27
Tiket ke Indonesia
28
Kerinduan yang mendalam
29
Terima kasih
30
Harus selalu bahagia
31
Kulineran
32
Tembakan
33
Menyadari perasaan
34
Penculikan Nayaka
35
Kembali frustasi
36
Memancing seseorang
37
Pembebasan Nayaka
38
Di Perusahaan Louis
39
Tinggal di Mansion William
40
Louis yang berubah
41
Ketakutan Alexa
42
Pernyataan Alexa
43
Membuat Spageti
44
Gadis kecil yang murung
45
Pembuktian
46
Hukuman Alexa
47
Pengobatan Alexa
48
Pernyataan Cinta Louis
49
Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50
Kedatangan orang tak terduga
51
Masa lalu yang mengikat segalanya
52
Tak ingin ditinggal sendirian
53
Permintaan maaf Valin
54
Apalagi ini?
55
Penyiksaan Valin
56
Percobaan pelarian
57
Nayaka meminta maaf
58
Pertengkaran Ali dan Louis
59
Flash Back
60
Pengobatan Naya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!