Louis bisa melihat tulisan L.A Restaurant terpampang jelas di depannya. Ya, mereka sekarang berada di restoran yang sama dengan Ali dan Naya berada saat ini. Entah apa yang akan terjadi setelah ini, tak ada yang mengetahui itu.
Dengan tapakan tegasnya, kaki Louis ia langkahkan menuju ke dalam restoran bintang lima itu dengan pengawal yang berjaga ketat di sekelilingnya.
Sedangkan di sisi lain Naya dan Ali masih saja fokus dengan makanan mereka masing-masing yang sampai sekarang belum habis.
“Kak, Naya ingin ke toilet sebentar,” beritahu Naya pada kakaknya yang masih fokus dengan santapannya.
“Pengawal akan menemanimu, pergilah dengan salah satu pengawal,” ucap Ali pada adiknya itu. Entah kenapa ia ragu dan takut untuk membiarkan adiknya sendiri barang sebentar saja. Rasa takut selalu saja menyeruak tanpa alasan yang jelas.
Ini juga baru pertama kali dirasakan oleh sang empu. Ia sebelumnya tak pernah sekhawatir ini hingga tidak bisa melepaskan adiknya dari pengawasannya barang sedetik saja.
“Oh ayolah Kak, Naya hanya akan ke toilet. Kenapa sampai harus ada pengawal sih, Kakak over banget kali ini,” bantah Naya yang tak terima Ali menyuruhnya membawa pengawal.
Ia hanya akan pergi ke toilet bukan pergi menjalankan misi. Kenapa kakaknya satu ini sangat khawatir?
“Tapi Naya-”
“Kak Ali! Naya hanya akan pergi ke toilet sebentar setelah itu akan kembali. Jangan bicara lagi.” Tanpa mendengar perkataan kakaknya lagi, Naya langsung berdiri dari duduk manisnya menjauh meninggalkan kakanya untuk pergi ke toilet
Ali juga hanya bisa menghela napas, ia tak tahu kenapa tapi rasanya ia begitu mengkhawatirkan Naya. Perasaannya selalu tak nyaman jika Naya tidak berada dalam pengawasannya.
“Tuan, apakah kami harus mengikuti Nona Naya?” tanya pengawalnya selepas perdebatan antara kakak-adik itu selesai.
“Tidak perlu, dia sebentar lagi akan kembali.” Ali juga tahu bukanlah hal yang pantas atau wajar jika Naya harus diikuti bahkan sampai ke toilet, daripada adiknya nanti akan marah kepadanya, lebih baik ia menuruti saja perintah Naya. Adiknya juga bukan akan ke mana, tapi hanya akan ke toilet.
Di lobi restoran juga kini Louis dan rombongannya mulai masuk ke dalam restoran mewah itu. Begitu Louis mulai berjalan masuk, semua mata hanya tertuju padanya. Pakaiannya yang tediri dari brand-brand mewah dan terkemuka serta puluhan pengawal yang mengelilingi pria itu berhasil menyita seluruh perhatian orang yang juga sedang berada di lobi.
Mereka semua bertanya-tanya siapa Louis sebenarnya? Apakah Louis adalah orang penting? Pasalnya banyak sekali pengawal berjas hitam menjaga di sekelilingnya dengan kewaspadaan tinggi.
Louis yang telah terbiasa dengan perhatian seperti itu tak mempedulikan apa pun, hanya terus berjalan sesuai arahan yang diberi manager perusahaan itu yang menuntunnya dengan ramah, sopan serta hormat.
“Brukk!” Sangat tiba-tiba seorang wanita bertubuh mungil dengan dress hijau maroon dan pita berwarna hitam yang menghiasi rambutnya menabrak Louis dengan keras dan terjatuh tepat di depan Louis.
Kalian bertanya-tanya siapa wanita itu? Ya, wanita itu adalah Naya yang berlari dengan terburu-buru menuju toilet wanita yang ada di lantai dua. Ia sangat terburu-buru sekarang karena cairan bau pekat segera minta dikeluarkan dari saluran urinarianya.
Awalnya ia tak sekebelet itu, tapi karena berdebat dulu dengan kakaknya yang memakankan waktu lumayan lama, urinenya segera minta dilandaskan cepat-cepat sekarang, yang membuatnya terburu-buru ingin ke toilet.
Selepas menabrak Louis, Naya tetap tidak peduli. Ia hanya ingin segera ke kamar mandi untuk membuang hajatnya yang sudah tak tertahankan ini, tapi niatnya harus lagi ia urungkan karena tangan kanan Louis yang tidak lain adalah Alex segera mencegat tangan Naya kuat-kuat hingga gadis manis itu merasakan sakit di pergelangan tangannya.
“Siapa kau? Beraninya kau menabrak Tuan Louis dan ingin pergi begitu saja? Minta maaf dengan baik pada Tuan Louis,” kata Alex menatap tajam pada Naya. Ia tak pernah mendapatkan ada wanita yang seberani ini hingga menabrak kasar tubuh Tuannya dan ingin langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun.
Naya sampai harus meringis kesakitan karena cengkraman kuat Alex di pergelangan tangannya. Pak Ben yang juga berada di sana harus menahan napas begitu melihat gadis itu diperlakukan dengan kasar seperti itu.
Ia ingin menolong Naya, tapi apalah dayanya dia hanya seorang manager biasa di restoran mewah ini dan Louis adalah salah satu jejeran orang berpengaruh di benua yang mendapat julukan benua biru.
“Kakak tampan, Naya mohon maaf Kakak. Tapi Naya saat ini sedang sangat terburu-buru, Naya sudah mau tandas sekarang. Tolong lepaskan Naya dan Kakak tampan yang Naya tabrak maafin Naya. Naya nggak sengaja, suer. Naya mau tandas sekarang, tolong biarin Naya pergi.”
Gadis manis itu sudah mau menangis saat berbicara dengan kedua pria tampan dengan tubuh tinggi tegap itu. Kenapa juga hanya untuk buang hajat dia harus kesulitan hebat sepeti ini sih, sialan!
Louis yang melihat itu entah kenapa merasa lucu melihat ekspresi Naya yang seolah ingin menangis menahan sakit dari cengkraman Alex sekali gus menahan hajatnya yang sudah ia tahan susah paya. Beberapa kali kakinya ia sentak-sentakan agar cairan pekat itu tak luruh di sini.
“Biarkan dia pergi Alex,” ucap Louis yang sudah puas melihat ekspresi Naya.
“Tapi Tuan-”
“Kau tidak mendengar ucapan saya Alex? Lepaskan gadis ini,” ucap Louis sekali lagi dengan suara yang bertambah berat memberikan intimidasi hebat pada Alex.
Dengan kepala tertunduk, Alex tanpa membantah lagi segera melepaskan tangan Naya yang ia cengkram sejak tadi.
“Terima kasih Kakak tampan, sekali lagi Naya mohon maaf,” ucap Naya menatap Louis dengan sangat berani.
Alex sampai harus tercengang melihat gadis itu dengan beraninya menatap tepat di netra tuannya, dia saja hingga sekarang tak berani menatap mata itu lama-lama.
Sepertinya wanita ini benar-benar tak tahu siapa Louis sehingga ia dengan beraninya menatap penguasa Cosa Nostra. Begitulah pikir Alex dan semua pengawal yang menjaga Louis saat ini.
“Permisi Kakak-kakak semuanya,” ucap Naya dan langsung saja berlari meninggalkan mereka menuju toilet.
Pak Ben yang melihat Naya sudah dilepas melaksanakan kelegaan memenuhi jiwanya yang tadi sempat cemas akan nasib Naya setelah menabrak Tuan Louis.
Pak Ben kembali mengantar Louis ke ruang VVIP yang hanya berjarak dua pintu dari ruang VVIP Bimantara bersaudara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments