Siapa Valin?

Setelah kejadian tak mengenakkan semalam, akhirnya pagi pun tiba, matahari dengan malu-malu menunjukkan dirinya dari ufuk timur arah mata angin.

Jam menunjukkan pukul lima tiga puluh pagi. Nayaka tak bisa tidur semalaman, begitu Louis pergi belum berapa lama Naya kembali mendapat kesadarannya. Setelahnya dia sudah tidak tidur lagi, sangat sulit untuknya tidur begitu mengingat kejadian saat di ruang bawah tanah.

Tak pernah terbayang dalam benaknya, jika ternyata seperti itu ruang bawah tanah. Nayaka jadi sangat merindukan kakaknya, di tengah ketakutannya dia tetap mempertahankan kesadarannya.

Jika kakaknya ada di sini, mungkin dia tidak perlu merasa setakut ini, tapi malam tadi dia sendirian di kamar besar yang sunyi nan senyap. Seolah kejadian kemarin tak pernah ada, Nayaka kembali memulai harinya dengan senyuman manisnya.

“Ingat kata mereka Naya, jangan tunjukkan kesedihan Naya selain pada Kak Ali. Semua orang tidak ingin melihat kesedihan Naya, mereka hanya ingat melihat bahagianya Naya. Ingat Naya, mereka semua baik tapi itu bisa berubah. Jadilah Naya yang selalu tersenyum sekarang okey?”

Naya terus saja berbicara pada dirinya sendiri, dia harus ingat baik-baik apa kata kakaknya. Mereka semua iblis dan Naya sekarang berada diantara para iblis, dia harus bisa waras dan tetap bertahan di sini sampai batas yang di sarinyanggupi.

Dengan kembali memasang wajah riang dan senandung ringannya, Nayaka berjalan ke kamar mandi di dalam kamarnya sendiri kemudian masuk ke dalam bathup yang dipenuhi air dengan aroma sabun yang semerbak.

Nayaka menghabiskan tiga puluh menit awal harinya untuk menghirup aroma wangi bunga di dalam bathup berisikan air dingin yang kembali menyegarkan pikiran berantakannya. Namun, mulai kembali tertata rapi lagi.

Setelah semua urusan siap-siapnya selesai tepat jam delapan pagi, Nayaka kemudian keluar dari Penthousenya dengan senandung ringan menyapa semua orang yang dia lewati tanpa lewat satu pun.

Nayaka yang ceria dan periang kini kembali lagi. Masih bertahan dengan langkah ringannya dan senandung merdunya Nayaka masuk ke dalam ruangannya. Ruangan yang ditempati gadis itu bersama dengan penguasa tempat ini, siapa lagi kalau bukan Louis.

Nayaka terkejut bahkan sampai hampir terhenyak mundur melihat siapa yang berada di ruangannya saat ini.

Mereka adalah orang yang sama yang bersama dengan Nayaka semalam tadi, Louis, Alex dam Alexa. Ketiganya pagi ini telah berada di ruangan Louis. Mereka menatap Nayaka dengan tatapan khawatir dan prihatin. Tatapan  yang sangat tidak disukai Nayaka.

Nayaka memeriksa arlojinya untuk memastikan sebenarnya jam berapa sekarang, ini baru jam delapan lewat sedikit. Tidak biasanya mereka semua berada di sini pagi-pagi begini.

Nayaka dengan menunjukkan  senyum riangnya menghampiri ketiga orang itu lalu duduk bersama mereka di sofa hitam yang tersedia dalam ruangan itu.

“Kakak sekalian, ada apa pagi-pagi begini sudah berkumpul di sini? Tidak biasanya,” ujar Nayaka bertanya pada ketiga orang itu.

Nayaka tanpa permisi mengambil salah satu gelas kopi yang tersedia di meja itu, sebenarnya hanya tiga gelas yang tersedia. Tapi, entah keberanian dari mana Nayaka malah mengambil gelas kopi itu dan meminumnya. Alex dan Alexa melotot tajam begitu melihat Nayaka melakukan hal itu.

“Naya taruh kembali gelas itu. Itu punya Tuan Louis,” pekik Alexa yang terkaget melihat apa yang dilakukan Nayaka.

“Pantas saja, ini pahit sekali tahu. Kak Louis suka yang pahit-pahit ya?” tanya Nayaka pada Louis yang ada di sampingnya.

Louis tak menjawab dan hanya diam beberapa saat memerhatikan Nayaka lamat-lamat, kemudian mulai mengeluarkan suaranya.

“Nayaka kau… baik-baik saja?” tanya Louis yang suaranya tidak sedingin biasanya. Suara Louis kali ini terdengar sedikit lembut tapi wajahnya masih saja datar seperti biasa.

“Nayaka baik, memangnya Naya bisa kenapa. Lihat senyum Naya, Naya tidak apa-apa kok,” ucap Naya yang terus saja memasang senyum riangnya.

“Kau sungguh tidak apa-apa Naya?” Kali ini Alexa yang bertanya. Nayaka yang kehilangan kesadaran dengan wajah pucat pasi masih tercetak jelas dalam ingatan wanita itu, pertama kalinya selama hampir dua bulan ini dia melihat Nayaka yang periang terkulai lemas tanpa tenaga.

“Naya sungguh tidak apa-apa Kak Lexa,” ucap Nayaka yang terus saja menyangkal perkataan mereka semua disertai senyum manis seperti biasanya.

“Nayaka jika kau masih tidak nyaman kami bisa memanggil dokter untuk kembali memeriksamu,” ujar Alex pula yang juga tak kalah khawatir mengingat kondisi Nayaka.

“Berapa kali harus Naya bilang, Naya sudah baik-baik saja sekarang.”

“Tapi, kemarin kau pingsan karena melihat kami menyik-”

“Naya dengar hacker Cosa Nostra akan melakukan peretasan di situs pemerintah Italia, apakah sudah berhasil?"

Tanpa membiarkan Alex selesai dengan ucapannya Nayaka segera mengganti topik. Gadis itu segera membahas mengenai peretasan operasi Cosa Nostra yang dia dengar dari pembicaraan antara Louis dan Alex beberapa minggu lalu.

“Kenapa? Kau ingin bergabung dengan mereka?” tanya Louis pada gadis itu.

“Kalau dibutuhkan Naya juga ingin ikut. Sudah lama Naya tidak melakukan ini,” ujar Naya menanggapi pertanyaan Louis. Segera topik pembicaraan mereka beralih dari kondisi Naya membahas mengenai operasi peretasan. Sepertinya gadis itu berhasil dengan keinginannya.

“Alex, kau sudah memanggil Valin ke sini?” tanya Louis pada orang kepercayaannya yang masih duduk memerhatikan Nayaka.

“Ah, sebelum ke sini saya sudah menelfonnya untuk datang juga ke sini. Sebentar lagi pasti dia akan datang.” Alex yang sebelumnya perhatiannya tertuju pada Nayaka teralihkan oleh pertanyaan bosnya itu.

Nayaka bertanya-tanya siapa lagi Valin? Dia belum pernah bertemu dengan orang itu sebelumnya. Dia pun ingin pergi pada Alexa untuk bertanya pada wanita itu.

Alexa lah yang selalu menjawab pertanyaan Nayaka jika gadis itu kebingungan dengan apa pun tentang Cosa Nostra. Tapi niatnya itu harus dia urung beberapa saat begitu merasakan tangan kekar yang dingin mencekal tangannya.

“Kau mau ke mana?” tanya Louis. Dia-lah yang mencekal tangan Naya saat ini.

“Naya mau sama Kak Lexa dulu,” jawab Nayaka begitu mendengar pertanyaan dari Louis.

Sejujurnya dia bingung mengapa Louis hobi sekali  mencekal tangannya seperti ini, tapi gadis itu juga malas jika harus bertanya hal sepele seperti ini pada Louis yang banyak seriusnya.

Louis tak menjawab dan kemudian melepaskan lengan Nayaka setelahnya. Nayaka yang tanngannnya  telah terbebas, tanpa menunggu lagi duduk di sofa tunggal yang berada tepat di samping posisi Alexa duduk saat ini.

“Kak Lexa, Valin siapa?” tanya Nayaka dengan berbisik tepat di telinga Alexa.

“Kau tidak tahu Valin?”

Gelengan dari Nayaka kemudian menjawab pertanyaan yang dilontarkan Alexa pada gadis itu. Alexa pun memakluminya, Valin jarang sekali keluar dari ruang data center semejak peretasan data penyerangan beberapa waktu lalu.

Hingga sekarang, dia tidak tenang jika harus meninggalkan ruang data center satu hari saja.

“Kau ingat saat kau melakukan peretasan pada situs Cosa Nostra?” tanya Alexa pada Nayaka yang duduk di sampingnya.

Bukannya menjawab Nayaka dian sejenak, pikiran Nayaka malah menerawang mengingat hari di mana dia melakukan peretasan sialan itu. Tak berapa lama, Nayaka kemudian mengangguk kembali memasang senyumnya memberikan jawaban untuk Alexa.

“Yang berhadapan melawanmu saat itu adalah Valin. Dia adalah pimpinan ruang data Center Cosa Nostra dan menjadi garda terdepan dalam melindungi data kita,” jelas Alexa pada gadis itu.

Nayaka akhirnya mangut-mangut mengerti mendengar penuturan Alexa. Gadis itu masihh bisa mengingat seberapa hebat lawannya saat itu. Bisa dikata jika kala itu adalah orang tersulit yang dilawan Nayaka selama melakukan pekerjaan sebagai hacker.

Mereka semua tersentak begitu mendengar ketukan dari pintu ruangan Louis, setelah pintunya terbuka menampakkan seorang pria tinggi dengan senyum teduhnya berjalan ke arah mereka.

Wajah campuran Asia-Western menjadi ciri khas dari pria itu. Gingsul yang ia punya semakin menambah kemanisan senyumannya. Tak seperti Louis dan Alex yang berpakaian formal, pria yang berjalan ke arah mereka itu berpakain santai dengan celana kargo hitam selutut serta  hoddie warna senada dan sepatu kets putih yang terlihat sangat kasual.

Dengan aerphone yang tergantung di lehernya dan laptop ditentengannya terlihat sangat segar. Tak seperti anggota lainnya yang terkesan dingin dan datar, pria ini terlihat santai dan ramah sama seperti Nayaka.

“Halo semuanya, Tuan Louis, Alex, Alexa dan… Kim Nayaka?”

“Naya, panggil saja Naya,” ucap Nayaka pada Valin yang menyebut namanya dengan marga.

“Baik Naya, salam kenal saya Valin.” Valin mengulurkan tangannya tepat di depan Naya memberikan salam perkenalkan pada gadis itu. Dengan semangat gadis itu membalas ukuran tangan Valin.

“Kakak yang melawan Naya waktu itu?” tanya Nayaka, perlawanan yang dimaksud Nayaka adalah kala mereka berebut data Cosa Nostra.

“Ah itu aku. Kau sungguh hebat Naya, itu pertama kalinya aku dikalahkan. Kau tahu, aku mendapat sedikit maslaah karenamu,” ucap Valin dengan mengacak pelan rambut Nayaka.

Gadis ini terlihat sangat ramah yang sepertinya membuat Valin tak terbebani dan langsung saja bisa merasa akrab dengan Nayaka. Pembawaan Nayaka yang santai sama sepertinya membuat Valin tak segan mengacak rambut gadis itu.

“Maafkan Naya untuk itu. Tapi, Kak Valin juga hebat, Nayaka pertama kalinya melawan hacker sekuat Kak Valin,” ulas Nayaka yang juga memuji kemampuan Valin.

“Kakak sangat tampan dan manis Naya suka. Tidak seperti Kak Louis yang datar.” Nayaka mengucapkan kalimat terakhirnya dengan sedikit berjinijit berbisik tepat di telinga Valin.

“Sungguh, senang rasanya dipuji gadis cantik. Kau juga sangat berani.” sama seperti Nayaka, di kalimat terakhirnya dia juga menunduk bebisik tepat di telinga Nayaka.

“Ekhem!” Deheman kuat itu berasal dari Louis yang entah kenapa meradang melihat interaksi kedua orang itu, ditambah mendengar apa yang diucapkan Nayaka jika dia menyukai pria itu membuat Louis semakin meradang.

“Valin, kemari,” panggil Louis pada pria itu.

“Baik Tuan.” Tanpa membantah sedikit pun Valin bergerak menuju tuannya berada saat ini. Sebelumnya dia kembali memberi senyum manisnya pada Nayaka yang juga mendapat senyuman balik dari gadis itu.

“Bagaimana dengan urusan situs pemerintah itu Valin?” tanya Nayaka pada Valin yang duduk di kursi yang ada di tengah-tengah antara kursi Alex dan Louis. Dia tak berani untuk duduk tepat di samping Louis, itu bukanlah tepat yang bisa ia duduki.

“Sudah rampung Tuan, hanya perlu meretasnya saja dan kita bisa langsung msndapatknanya. Berdasarkan pengamatan saya pengamanannya pun tak terlalu sulit untuk ditembus, kita hanya perlu waktu sekitar dua puluh menit.”

“Bagus kalau begitu,” ucap Louis kemudian meminum kopi yang sempat dicicip Nayaka tadi, tanpa beban sama sekali.

Alex, Alexa bahkan Nayaka terkejut melihat itu. Itu adakah bekas Nayaka, mengapa Louis meminum itu bukannya meminta yang baru.

“Tuan Louis it-”

“Jika Tuan Louis mengizinkan saya ingin meminjam bakat Nayaka untuk kali ini dan juga mungkin untuk beberapa misi ke depannya,” ucap Valin dengan hormat meminta izin pada Louis memotong ucapan Alexa.

Entahlah, hingga sekarang Valin masih belum bisa bertingkah akrab pada tuannya itu. Aura dan gerak-gerik nya membuat Valin tak bisa mendekati Louis sama sekali. Entah bagaiamana caranya Nayaka bisa santai-santai saja di depan Louis.

“Valin, jangan meminta hal yang tidak mungkin. Kau harus ingat Nayaka sekretaris saya, tugasnya hanyalah mengurus saya dan semua berkas-berkas Cosa Nostra. Bukannya malah membantumu dengan pekerjaanmu,” kata Louis dengan suara datar dan aura yang semakin dingin.

Valin lantas tak membantahnya hanya mengangguk. Walau pun ia bingung, padahal sangat jelas awal Nayaka dibawa ke sini adalah karena kemampuannya hacknya yang luar biasa hebat. Louis sendiri yang awalnya berbicara jika dibutuhkan Nayaka akan langsung mengemban dua pekerjaan sekalin gus.

Tapi, mengapa sekarang tuannya sendiri yang melarang. Tapi, Valin tak mempunyai keberanian sama sekali untuk mempertanyakan hal itu. Bukan Valin yang tak terima tapi Nayaka lah yang tidak terima.

“Kak Louis Naya tidak apa-apa jika harus mengerjakan peretasan bersama Kak Valin.”

“Tidak bisa Nayaka, kau harus tetap di ruangan ini,” ucap Louis yang masih saja datar.

"Tunggu, tunggu, tunggu. Naya, kau tadi memanggil Tuan Louis apa?” Valin merasa telinganya sepertinya bermasalah, apa yang barusan dia dengar?

“Kak Louis.” Tidak, ternyata Valin tak salah dengar. Jangan bertanya, Valin kaget bukan main mendengar penuturan santai Nayaka yang memanggil Louis dengan santainya tanpa beban.

Valin beralih menatap Alex dan Alexa yang hanya menganggukkan kepala mengonfirmasi ucapan Nayaka. Kembali ia harus terkejut melihat Nayaka yang duduk tepat di samping Louis dengan beraninya. Valin kembali menginngat, gadis ini baru bekerja dua bulan. Mengapa dia sangat berani seperti ni?

“Kak Louis ayolah, boleh ya? Naya janji deh pekerjaan Naya sebagai sekretaris akan tetap Naya laksanakan dengan baik, boleh ya Kak? Boleh ya? Boleh, boleh, boleh?” Nayaka terus saja mendesak Louis dengan mengayunkan tangan Louis tanpa ada takutnya sama sekali.

“Hah! Baiklah baik, kau bisa bergabung dengan Valin,” ucap Louis akhirnya menyetujui apa yang dikatakan Nayaka.

Entah kenapa pria ini sama sekali tak bisa menolak Nayaka, gadis itu seolah punya sihir yang bisa membuat Louis yang tak tunduk pada siapa pun jadi tunduk kepadanya.

“Terima kasih Kak Louis, Kak Louis yang terbaik,” ucap Naya seraya memasang senyuman manisnya lalu memeluk Louis dari arah samping. Sama persis saat kejadian di ruang rapat itu, Louis menepuk-nepuk pelan lengan Nayaka yang meemluknya.

Ekspresi kaget Valin pula sama persis dengan ekspresi kaget Alex dan Alexa kala itu, tidak mengerti, tidak menyangka dan tidak percaya. Itulah yang memenuhi pikirannya melihat pemandangan itu. Entah apa yang sudah ia lewatkan dua bulan ini.

“Jika kau tidak berhasil bahkan saat sudajh membawa Nayaka bersamamu. Saya akan mematahkan lehermu saat itu juga Valin, kau mengerti?”

Ancaman yang dilontarkan Louis membuat Valin harus menelan salivanya beberapa karena kegugupan yang dia rasakan melihat tatapan tuannya yang menghunus tajam padanya.

“Saya mengerti Tuan.” hanya itulah jawaban yang diberikan Valin yang menutupi pembicaraan ringan mereka pada hari itu.

Episodes
1 BAB 1
2 Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3 Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4 Bab 4 : Keberhasilan Naya
5 Bab 5 : Kemarahan Louis
6 Malamnya party paginya berbagi
7 Kedatangan Louis ke Indonesia
8 Pertemuan Louis dan Naya
9 Terbongkarnya identitas Naya
10 Ali yang tersadar
11 Menjadi anggota Sisilia
12 Ketertarikan
13 Upacara Kode Omerta
14 Jangan Panggil Saya Tuan
15 Perubahan Ruangan
16 Tidak Seperti Biasanya
17 Hadiah Untukmu
18 You're Mine
19 Penjara bawah tanah
20 Siapa Valin?
21 Untuk Pertama Kalinya Membentak
22 Piano untuk Nayaka
23 Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24 Jatuh sakit
25 Merawat orang sakit
26 Bagaimana dengan Kakak?
27 Tiket ke Indonesia
28 Kerinduan yang mendalam
29 Terima kasih
30 Harus selalu bahagia
31 Kulineran
32 Tembakan
33 Menyadari perasaan
34 Penculikan Nayaka
35 Kembali frustasi
36 Memancing seseorang
37 Pembebasan Nayaka
38 Di Perusahaan Louis
39 Tinggal di Mansion William
40 Louis yang berubah
41 Ketakutan Alexa
42 Pernyataan Alexa
43 Membuat Spageti
44 Gadis kecil yang murung
45 Pembuktian
46 Hukuman Alexa
47 Pengobatan Alexa
48 Pernyataan Cinta Louis
49 Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50 Kedatangan orang tak terduga
51 Masa lalu yang mengikat segalanya
52 Tak ingin ditinggal sendirian
53 Permintaan maaf Valin
54 Apalagi ini?
55 Penyiksaan Valin
56 Percobaan pelarian
57 Nayaka meminta maaf
58 Pertengkaran Ali dan Louis
59 Flash Back
60 Pengobatan Naya
Episodes

Updated 60 Episodes

1
BAB 1
2
Bab 2 : Kim Nayaka Bimantara
3
Bab 3 : Kesepakatan The Camorra
4
Bab 4 : Keberhasilan Naya
5
Bab 5 : Kemarahan Louis
6
Malamnya party paginya berbagi
7
Kedatangan Louis ke Indonesia
8
Pertemuan Louis dan Naya
9
Terbongkarnya identitas Naya
10
Ali yang tersadar
11
Menjadi anggota Sisilia
12
Ketertarikan
13
Upacara Kode Omerta
14
Jangan Panggil Saya Tuan
15
Perubahan Ruangan
16
Tidak Seperti Biasanya
17
Hadiah Untukmu
18
You're Mine
19
Penjara bawah tanah
20
Siapa Valin?
21
Untuk Pertama Kalinya Membentak
22
Piano untuk Nayaka
23
Kesibukan seluruh anggota Cosa Nostra
24
Jatuh sakit
25
Merawat orang sakit
26
Bagaimana dengan Kakak?
27
Tiket ke Indonesia
28
Kerinduan yang mendalam
29
Terima kasih
30
Harus selalu bahagia
31
Kulineran
32
Tembakan
33
Menyadari perasaan
34
Penculikan Nayaka
35
Kembali frustasi
36
Memancing seseorang
37
Pembebasan Nayaka
38
Di Perusahaan Louis
39
Tinggal di Mansion William
40
Louis yang berubah
41
Ketakutan Alexa
42
Pernyataan Alexa
43
Membuat Spageti
44
Gadis kecil yang murung
45
Pembuktian
46
Hukuman Alexa
47
Pengobatan Alexa
48
Pernyataan Cinta Louis
49
Mengetahui Mimpi Buruk Nayaka
50
Kedatangan orang tak terduga
51
Masa lalu yang mengikat segalanya
52
Tak ingin ditinggal sendirian
53
Permintaan maaf Valin
54
Apalagi ini?
55
Penyiksaan Valin
56
Percobaan pelarian
57
Nayaka meminta maaf
58
Pertengkaran Ali dan Louis
59
Flash Back
60
Pengobatan Naya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!