Hari ini seperti biasanya Nayaka bekerja dengan rajin di hadapan laptopnya memeriksa satu persatu berkas-berkas kegiatan ilegal yang dilakukan oleh Cosa Nostra. Tanpa kehilangan fokus sedetik pun, Nayaka tetap senantiasa berada di depan Laptopnya fokus pada laptopnya itu.
Walau jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, gadis itu masih saja betah berada di sana. Dulu dia selalu berpikir mengapa bisa orang betah untuk duduk di depan laptop mereka berjam-jam, apalagi untuk bekerja. Ternyata sekarang dia adalah orang itu.
Sedari pagi hingga malam hal itu terus berulang selama satu bulan lebih lamanya. Berkas yang dia periksa per satu ia selesaiakan hingga hanya tersisa satu lagi setelahnya dia akan menyelesaikan semuanya.
Tok, tok, tok! Terdengar ketukan pintu cukup keras dari arah luar ruangannya, tak lama setelahnya Alex dan Alexa muncul dari balik pintu besar itu.
“Nayaka! Kau masih bekerja?” tanya Alexa yang melihat Nayaka ternyata masih saja bekerja di depan laptopnya hingga saat ini.
“Masih Kak Lexa, sisa satu dokumen lagi baru Naya akan kembali,” ucap Nayaka disertai senyum riangnya.
“Jangan terlalu memaksakan diri Naya, jika kau lelah kau bisa kembali sekarang,” ucap Alex yang melihat Nayaka terlalu bekerja keras.
Beberapa kali dia sudah keluar masuk ruangan ini, tetapi Nayaka sampai sekarang masih saja sibuk dengan pekerjaannya. Ya, tapi memang sih pekerjaan sekretaris sangatlah padat.
“Naya baik-baik saja. Kakak berdua tenang saja, setelah semua dokumen ini selesai sepertinya Naya akan langsung kembali.” Nayaka sama sekali tak membantah ucapan Alex.
Dia tahu Alex seperti ini juga karena khawatir pada dirinya sama seperti kakaknya Ali. Jika kakaknya ada, di sini tanpa mengatakan apa pun pria itu pasti akan langsung menyita laptop Nayaka dan memaksanya untuk kembali ke tempat tidur saat itu juga.
“Naya, kau baik-baik saja?” tanya Alexa yang melihat wabah Nayaka tiba-tiba sendu.
“Ah, Naya baik-baik saja, hanya teringat beberapa hal. By the way, Kak Alex dan Kak Lexa kenapa ada di sini?”
“Ini, kami ingin bertemu Tuan Louis. Ada tahanan baru lagi yang masuk ke penjara bawah tanah, kami ingin melapor pada Tuan Louis sekaligus memanggilnya untuk langsung memeriksa dan melakukan introgasi,” jelas Alexa pada gadis itu.
“Bagitu. Tuan Alex sedang di kamarnya, mau kalian panggil sendiri atau Naya panggilkan?” tanya Nayaka pada kedua orang yang sudah duduk di sofa ruangan itu.
“Biar ak-”
“Kau panggilkan dia untuk kami.” Alex segera memotong perkataan Alexa sebelum gadis itu berbicara.
Dengan kesal Alexa menatap kakaknya yang sudah berani memotong kata-katanya. Padahal kan Alexa ingin sekali pergi memanggil Louis di kamarnya, sampai sekarang gadis itu belum pernah masuk ke dalam kamar itu. Louis selalu saja berada di kursinya setiap dia datang kemari, ini pertama kalinya Louis ada di kamarnya pada jam seperti ini.
“Baik, kalau begitu akan Naya panggilkan,” ucap Naya yang bangkit dari tempat duduknya untuk memanggil Louis.
“Sebelum kau pergi bisakah kami bertanya kenapa Tuan Louis ada di kamarnya di jam seperti ini? Tidak biasa Tuan seperti ini.”
“Naya juga tidak tahu, tadi dia hanya bilang dia lelah dan langsung masuk ke dalam kamar.”
“Begitu rupanya, kau bisa pergi panggilkan Tuan Louis sekarang.”
Naya mengangguk mengiyakan ucapan alex dan tanpa berlama-lama lagi dia segera menuju ke arah kamar Louis dan mengetuknya beberapa kali.
Tak ada jawaban, Nayaka pun segera masuk ke dalam kamar besar itu. Saat pintu itu akhirnya tebuka betapa terkejutnya dia. Gadis itu bisa melihat jelas Louis yang baru saja mandi dengan hanya mengenakan handuk sepinggang dengan tubuh yang masih basah.
Jangan lupakan otot-ototnya pria itu yang terbentuk dengan jelas. Naya langsung saja berbalik menghindar melihat tubuh kekar Louis yang bisa saja menggoda wanita mana pun.
“Kak Louis! Kenapa kakak tidak memberi tahu Naya tadi sebelum Nayaka buka pintu kalau Kak Louis baru selesai mandi,” ucap Naya masih dengan membelakangi Louis.
“Kau sendiri yang masuk, kenapa kau menyalahkan saya Nayaka?”
“Ya kan biasanya kalau Kak Louis tidak menjawab itu artinya Kak Louis mengizinkan Naya masuk.”
“Kau harus ingat ini kamar Nayaka. Bisa saja saya tidak menjawab karena sedang mandi atau tidur, ini bukan ruangan saya bekerja.”
“Tapi kan ini masih dalam ruangan kerja Kak Louis.” Percayalah, tak ada yang pernah seberani Nayaka di hadapan Louis. Nayaya adalah orang pertama yang selalu membantah ucapan Louis tanpa mau dikalah.
Louis masih saja berdiri menatao Nayaka yang Membelakanginya, tiba-tiba dia punya ide jahil dalam otaknya. Dengan perlahan-lahan pria itu berjalan mendekat pada Naya tanpa Nayaka ketahui.
Dan hap! Tanpa aba-aba Louis langsung merekuh dengan lembut pinggang ramping gadis itu tanpa permisi.
“Kak Louis!” Sentak Nayaka kemudian berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan rengkuhan Louis di pinggangnya, namun nihil tenaga Louis jauh lebih besar.
Nayaka bahkan bisa merasakan tubuh kekar Louis di belakang punggungnya. Aroma maskulin yang menyeruak dari tubuh pria itu bisa dirasakan indra penciuman Nayaka yang membuatnya semakin gugup.
“Kak Louis ini tidak lucu, lepaskan Naya,” ucap Nayaka yang masih saja meronta-ronta dalam pelukan Louis.
“Kau datang ke sini untuk apa? Kau tidak mungkin masuk ke kamar saya tanpa ada tujuan,” ucap Louis yang masih memeluk Naya merasakan aroma manis yang menyeruak dari tubuh dan rambut gadis itu. Pria itu selalu menyukai wangi yang menguar di sekitar gadis itu.
“I-itu, Kak Alex dan Kak Lexa datang untuk melaporkan mengenai tawanan baru dalam penjara bawah tanah. Kak Louis disuruh langsung memeriksanya."
“Hmm.” Louis masih saja senantiasa menghirup dalam-dalam aroma manis itu tanpa mau berhenti. Ia tahu perbuatannya sangat tidak rasional, tapi entah sejak kapan ia selalu menjadi tidak rasional jika menyangkut gadis ini.
“Kak Alex, Kak Lexa!”
Louis segera melepas rengkuhannya begitu Nayaka menyebutkan nama kedua tangan kanannya itu mengira jika keduanya melihat interaksi mereka berdua. Ternyata pintu itu masih tertutup rapat, malah Nayaka yang segera berlari menjauh darinya menuju pintu itu.
“Cepatlah Kak Louis, Kak Alex dan Kak Lexa menunggu,” ucap Naya kemudian segera menutup pintu itu kencang-kencang.
Louis hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu gadis itu, belum genap dua bulan gadis itu bekerja tapi dia sudah berhasil merebut semua fokus Louis tanpa kecuali.
Hanya gadis itulah yang mengisi pikiran Louis sejak kedatangannya, gadis manis yang periang dan pemberani, tapi penakut dan rapuh disaat yang bersamaan.
Louis masih bisa mengingat jelas wajah Nayaka saat gadis itu melihat kakaknya jatuh terkulai dengan memar dan sayatan yang memenuhi tubuhnya. Ketakutan, kemarahan, kesedihan dan putus asa menjadi satu dalam ekspresinya.
Berbeda dengan Nayaka yang sekarang bisa tersenyum, tapi entah kenapa senyum itu tidak dapat membuat Louis puas.
Senyum itu berbeda dengan senyum yang ada di foto yang Alex berika padanya, terlihat sekali ada yang berbeda. Tapi hingga sekarang Louis tidak mengetahui di mana sebenarnya letak perbedaan itu.
“Nayaka, Kim Nayaka, Nayaka.” Berkali-kali Louis mengucap nama Nayaka seolah nama gadis itu seperti lirik lagu yang indah untk diulang berkali-kali.
“Nayaka, your mine girl.”
Louis tidak mengetahui perasan apa yang memenuhi dirinya saat ini dan sejak kapan itu dimulai, yang ia tahu dia hanya ingin Nayaka hanya melihatnya, gadis itu harus selalu berada di sisinya, gadis itu tak boleh menjauh darinya, Kim Nayaka hanyalah miliknya.
Berhenti dengan itu, Louis segera mengenakan pakaiannya dan segera keluar dari kamar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments