Seorang gadis cantik yang bertubuh mungil, kulit putih bersih dengan polesan make up tipis yang menghiasi wajahnya yang cantik.
Kim Nayaka Bimantara sedang berjalan dengan sedikit melompat diiringi senandung ringan yang ia lantunkan dari pita suaranya dengan senyum sumringah menghiasi wajahnya.
Gadis yang akrab disapa Naya ini memiliki darah campuran Indonesia-korea yang berasal dari orang tuanya.
Gadis manis itu kini tengah berjalan menuju ruangan dekan di salah satu universitas ternama di Indonesia, Indonesia University namanya. Di umurnya yang menginjak usia 22 tahun ia baru saja lulus dari pendidikan sarjananya.
Naya sangatlah pintar, selama kuliahnya ia mengambil dua jurusan sekaligus yakni sistem informasi dan Computer Science yang di mana kedua jurusan tersebut mahasiswanya sangatlah sulit untuk bisa mencapai kelulusan. Naya berhasil mencapainya setelah empat tahun kuliahnya.
Hari ini ia datang kembali ke Universitas besar itu untuk mengambil ijazahnya dari hasil kerja kerasnya bersekolah tanpa mengenal lelah.
Kakinya terus saja ia langkahkan hingga mencapai pintu Ruang Dekan Fakultasnya. Dengan gerakan pelan gadis cantik itu mulai mengetuk pintu kayu itu dengan hati-hati takut-takut bisa mengagetkan orang yang ada di dalamnya.
“Permisi Pak,” ucap Naya masih sambil mengetuk-ngetuk pintu ruangan itu.
“Masuk.” Suara itu berasal dari dalam Ruang Dekan Fakultas Teknik yang menyuruh Naya untuk masuk ke dalam.
Tanpa menunggu lagi gadis cantik itu, melangkahkan kakinya memasuki ruangan besar itu yang dipenuhi buku-buku dan berbagai macam dokumen di segala sisinya. Dengan langkahnya yang seringan bulu, Naya kemudian mulai mendekat ke arah kursi dekan dengan senyum hormat yang ia lontarkan.
“Permisi Pak, saya ingin mengambil ijazah saya hari ini,” ucap Naya dengan sangat hormat pada Dekan Fakultasnya.
“Baiklah, tunggu sebentar di sini.” Setelah mengatakan itu Pak Dekan segera berdiri dari kursinya berjalan ke arah tumpukan dokumen dean kemudian membuka maap merah besar yang berisi ijazah para mahasiswa.
Setelah berhasil mendapatkannya, Pak Dekan kemudian kembali duduk di Kursi kebesarannya dengan hati-hati, kemudian mulai mengulik satu-persatu tumpukan ijazah itu untuk mencari keberadaan ijazah Naya sekarang.
Dalam beberapa kali ulikan akhirnya Dekan tersebut berhasil mendapatkan ijazah gadis cantik di depannya. Ia kemudian mulai memberikan berbagai macam stempel di kertas dokumen tersebut dan terakhir meminta sidik jari Naya sebagai prosedur pelegalan terakhir.
“Sekali lagi selamat Nayaka, kau telah berhasil lulus dengan ipk sempurna. Ini ijazahmu, semoga jalanmu selalu mulus dan tanpa hambatan,” ucap Pak Dekan memanjatkan doa untuk salah seorang mahasiswinya ini.
“Amin, terima kasih Pak. Kalau begitu saya permisi,” ucap Naya kemudian menyalim tangan Dekannya dengan sopan, dengan langkah pasti Naya menjauh dari ruangan itu dengan senandung riangnya dan jangan lupa senyuman yang selalu merekah di wajahnya.
Nayaka terus saja melangkahkan kakinya hingga kini ia telah berada di parkiran besar universitas tersebut. Berbagai jenis mobil terparkir keren di parkiran itu, mulai dari merek yang biasa hingga merek mewah seperti Pajero dan Alphard.
Nayaka kemudian kembali melangkahkan kakinya menuju ke salah satu mobil Pajero berwarna putih dengan langkah seringan bulu dan senyum yang semakin mengembang membuka pintu mobil mewah itu dan masuk ke dalamnya.
“Sudah selesai?”
“Tentu saja. Lihatkan, Naya bisa melakukannya sendiri sekarang,” ucap Nayaka dengan senyum sombongnya.
“Ya adikku sudah besar sekarang,” ucap Ali pada adiknya itu sembari mengelus lembut surau halus sang adik.
“Naya memang sudah besar. Kakak saja yang selalu menganggap Naya anak kecil, kemampuan Naya sekarang juga sudah hebat. Dan lihat, Nayaka berhasil mendapatkan Ipk sempurna,” ucap Nayaka terus saja menyombongkan diri pada kakaknya itu.
Ali hanya bisa terkekeh pelan melihat tingkah sang adik dan kembali mengelus sayang surai adiknya.
“Mama dan Papah yang ada di surga pasti bangga melihatmu sekarang yang sudah tumbuh menjadi orang hebat,” ucap Ali pada adiknya itu.
“Kakak serius Mama sama Papah bangga sama Naya?” tanya Naya dengan polosnya menatap sang kakak.
“Tentu, Kakak jamin mereka pasti akan sangat-sangat bangga pada anak perempuan mereka ini,” ucap Ali dan dengan gemas mencubit pipi cabi adiknya yang sangat lucu itu.
“Bagaimana dengan organisasi kakak, Dragonfly?” tanya Nayaka pada sang kakak.
“Kau juga membernya, kau ingat? Masa kau tidak tahu kondisi organisasi yang sudah kau emban.”
“Naya sudah lama tidak aktif di sana. Jadi Naya tidak mengetahui apa pun yang terjadi sekarang.”
“Dragonfly masih seperti yang dulu, ladangnya para hacker kelas kakap.”
“Sombong sekali.”
“Memang seperi itu kenyataannya sayangku, kau juga salah satu hacker kelas kakapnya,” ucap Ali kembali menatap adiknya itu dengan sayang.
Ya, Naya adalah salah satu hacker kelas kakap yang sudah beberapa kali berhasil meretas situs-situs besar dan menyabotase cybersecurity berbagai negara besar.
Ia menjadi hacker dari organisasi yang didirikan kakaknya sendiri Dragonfly, organisasi yang dibentuk kakaknya saat berusia dua puluh tahun dan kini usia kakaknya tiga puluh tahun.
Naya dan Ali sudah hidup sebatang kara sejak usia mereka masih remaja, Ali yang saat itu berusia tujuh belas tahun dan Naya sembilan tahun. Kehidupan mereka yang dulunya bergemilang harta harus berubah drastis selepas meninggalnya orang tua mereka akibat kecelakaan pesawat yang ditumpangi kedua orang tuanya.
Ali hingga sekarang terus saja menyelidiki kecelakaan pesawat itu karena kejanggalan-kejanggalan yang didapatinya. Ia kembali memeriksa laporan investigasi kepolisian saat kecelakaan itu terjadi.
Dilaporkan jika kecelakaan pesawat diakibatkan kerusakan pada sayap pesawat yang baru didapati selepas pesawat itu terjatuh. Kepolisian menyalahkan pihak maskapai yang tak bertanggung jawab dalam memeriksa kondisi pesawat dengan benar sehingga menyebabkan kecelakaan fatal hingga insiden itu bisa terjadi.
Namun dengan usaha kerasnya, Ali berhasil mendapatkan hasil pemeriksaan pesawat dan ternyata sama sekali tak ada yang salah dengan sistem terbang pesawat sebelum pesawat tersebut lepas landas.
Kejanggalan itu membuat Ali terus saja bertanya-tanya dan melakukan penyelidikan diam-diam mengenai kecelakaan hari itu, tapi hingga sekarang ia belum juga bisa menemukan titik terang kecelakaan pesawat yang ditumpangi orang tuanya tahun itu.
Ali juga tak memberitahukan hal ini pada adiknya Naya, biarlah ia sendiri saja yang menyelidiki ini tanpa melibatkan Naya demi keselamatan adiknya itu.
Ali tahu betul siapa adiknya itu, Walau pun Naya sangatlah pintar dan ceria, gadis manis itu adalah perempuan yang sangat ceroboh dan mempunyai hati yang sangat rapuh. Ali sama sekali tak menginginkan kesedihan mendalam yang bisa saja dialami adiknya jika mengetahui kalau kecelakaan yang dialami orang tuanya bukanlah kecelakaan biasa, sehinga ia memutuskan untuk menyembunyikan hal itu dari adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments