Kini kedua orang bersaudara itumu telah sampai di restoran yang mereka tuju. L.A Restaurant, budaya khas Asia Timur sangat kentara menjadi tema arsitektur bangunan tersebut.
Naya dan Ali kemudian mulai melangkahkan kaki mereka dengan langkah santai. Senyum manis Naya tak lepas sekali pun semenjak mereka keluar dari mobil mewah mereka memasuki Restoran.
“Selamat datang Tuan Alikara dan Nona Nayaka,” ucap manager restoran itu dengan hormat.
Seluruh pegawai restoran sangat mengenal baik kedua orang bersaudara itu. Mereka adalah pelanggan tetap restoran ini, sejak saat mereka kecil orang tua mereka masih hidup. Sekitar tujuh belas tahun yang lalu mereka sudah sering mengunjungi restoran mewah ini.
Naya dan Ali hanya menyapa Pak Ben selaku manager restoran itu dengan senyum sopan mereka. Kemudian kembali berjalan melewati lobi restoran diikuti dengan dua pengawal yang setia menjaga di belakang mereka.
“Saya antar Tuan dan Nona untuk ke ruang VVIP di lantai tiga sekarang,” ucap Pak Ben kembali lalu kemudian berjalan mendahului Ali dan Naya bermaksud menuntut langkah kedua orang dewasa itu yang sudah bukan anak kecil lagi sekarang.
“Pak Ben masih berkerja di sini saja. Usia Pak Ben sekarang berapa?” tanya Naya seraya terus berjalan mengikuti tuntunan maneger restoran di depannya ini.
“Ya begitulah Nona, karena ini juga saya bisa terus bertemu kalian dan melihat kalian terus bertumbuh.”
“Pak Ben bisa aja,” ucap Naya dengan senyum cerianya menatap Pak Ben yang juga kini tengah menatapnya.
Pak Ben juga terharu bisa melihat pertumbuhan anak kecil yang dulunya tak tahu apa-apa, sekarang keduanya menjadi orang hebat. Jika orang tua mereka masih hidup, Pak Ben yakin dengan pasti kedua orang tuanya akan sangat bangga dengan anak mereka ini. Ah, tiba-tiba suasananya menjadi melow jika Pak Ben mengingat itu semua.
Walau tak mengetahui secara pasti seperti apa kehidupan mereka, Pak Ben cukup senang melihat pertumbuhan mereka dengan baik.
Tak terasa, mereka sekarang telah sampai di ruang VVIP lantai tiga tempat biasa yang selalu mereka tempati jika makan di restoran ini. Dengan tenang kedua orang itu mulai duduk dan mulai memilih menu yang akan mereka santap nantinya.
“Seperti biasa ya Pak Ben,” ucap Ali tentang menu yang akan mereka pesan.
Pak Ben tanpa bertanya lagi sudah mengerti dan tahu betul menu yang sering dipesan kedua kakak adik itu tanpa perlu menjelaskan lebih rinci.
Pak Ben kemudian mulai berbicara dengan pelayan yang juga sedari tadi mengikuti mereka dan menyebutkan menu-menu yang harus mereka siapakah untuk Ali dan Naya, Pak Ben menjelaskan dengan baik-baik secara rinci sesuai dengan selera kedua bersaudara itu. Pria yang sudah tak muda lagi itu, sangat tahu betul selera kakak adik itu dengan baik, ialah yang selalu melayani Ali dan Naya setiap mereka berdua berkunjung ke restoran ini.
“Tuan dan Nona, kalau begitu saya pamit sekarang. Sebentar lagi pesanan anda akan diantarkan, silahkan menunggu dengan tenang,” ucap Pak Ben dengan sedikit menunduk sopan.
“Terima Kasih Pak Ben, sekarang kau boleh pergi,” ucap Ali dengan menatap pria paruh baya yang selalu melayani keluarga mereka dengan baik sejak dulu.
Dengan kembali menunduk sopan, Pak Ben kemudian berlalu meninggalkan kedua Bimantara bersaudara dengan tenang tanpa keributan yak tak perlu dengan senyum sopan yang masih ia lontarkan pada Ali dan Naya.
**✿❀ ❀✿****✿❀ ❀✿**
Tapakan kaki sepatu pank topel dari brand luxury terkemuka segera menapakkan kaki ke tanah negeri rempah-rempah, Indonesia. Negara yang mendapat julukan “Macam Asia yang Tertidur”. Sekarang Louis sudah berada di Negara tersebut.
Setelah melakukan penerbangan selama 28 jam nonstop dari Italia ke Indonesia, Pria western itu menghirup dalam-dalam udara segar tropis yang menyeruak masuk ke dalam rongga pernapasannya, ia merasa jauh lebih nyaman setelah merasakan udara hangat menerpa wajahnya setelah perjalanan panjang yang sangat melelahkan.
Pria itu mulai menuruni jet pribadinya dengan langkah lebar-lebar dan tegas, suara tapakan sepatu pank topel mahalnya memenuhi suasana hening, ia berjalan dengan angkuhnya diantara para pengawal yang menunduk hormat dalam-dalam.
Jangan lupakan Alex yang selalu mengikuti Tuannya tepat di belakang. Jika kalian bertanya di mana Alexa saat ini, wanita cantik itu tetap di Italia untuk menjaga benteng markas mereka. Alexa memang yang selalu menjaga kediaman William dan markas pusat Cosa Nostra jika Louis dan Alex sedang melakukan perjalanan penting ke berbagai belahan dunia.
Matahari terik menyinari pria tampan itu membuat pesonanya semakin menjadi-jadi, semua pramugari yang melihat ketampanan pria itu merasakan lemah luar biasa terhadap pesona yang ditebarkan Louis.
“Tuan, apakah anda ingin langsung ke penthouse atau kita makan siang terlebih dahulu?” tanya Alex pada sang tuan.
Mereka sudah melakukan perjalanan yang sangat panjang tanpa pemberhentian sama sekali, tak ayal tuannya mungkin merasa lapar setelah perjalan jauh. Mereka hanya makan malam tadi dan pagi ini mereka tak sarapan karena urusan pekerjaan.
“Kita makan siang terlebih,” ucap Louis masih dengan suara beratnya yang sangat mengerikan namun disaat yang sama juga begitu memikat.
“Baik Tuan.” Begitu selesai mengatakan itu, Alex segera membukakan pintu mobil untuk tuannya setelahnya ia ikut masuk menuju kursi kemudi menyetir mobil yang ditumpangi tuannya ini.
“Kau sudah mendapat kabar mengenai peretasan waktu lalu?” tanya Louis pada tangan kanan kepercayaannya yang masih saja fokus menyetir.
“Sudah Tuan, Valin sudah berhasil menemukan posisi data kita. Data rencana penyerangan kita kini tengah berada di tangan The Camorra, untung mereka hingga sekarang belum berhasil membuka pengamanan ganda luar biasa dari data penyerangan itu.” Alex menjelaskan secara rinci semua informasi yang sudah dia dapatkan dari Valin.
“Hacker The Camorra juga yang meretasnya?” tanya Louis menyelidik. Apakah The Camorra sekarang juga sudah memiliki peretas hebat?
“Saya tidak tahu pasti sebenarnya siapa yang menyerang sistem cyber kita karena Valin belum mendapat informasi pasti mengenai identitas peretasnya. Tapi, menurut Valin itu bukanlah dari pihak The Camorra, melainkan mereka menyewa jasa organisasi hacker. Karena jika memang The Camorra yang meretasnya, mereka sekarang sudah pasti berhasil membuka pengamanannya.” Alex kembali menjelaskan semua yang ia ketahui kepada tuannya tanpa terkecuali.
Louis sudah menduganya, peretasnya tidak mungkin berasal dari The Camorra. Tidak mungkin ada hacker dari organisasi mafia lain yang bisa melampaui kemampuan Valin.
Louis harus berpikir keras siapa sebenarnya orang yang punya kemampuan hebat sehingga bisa menyaingi kemampuan Valin? Louis bersumpah jika ia berhasil menemukannya, orang itu hanya punya dua pilihan kehancuran dirinya dan organisasinya atau bergabung dengan Cosa Nostra dan melakukan upacara pengucapan sumpah omerta.
“Kita sudah sampai Tuan,” ucap Alex begitu mobil mereka sudah mencapai salah satu restoran bintang lima di kota ini.
Louis kemudian keluar dari mobilnya diikuti dengan Alex yang setia berada di belakang Louis tanpa meninggalkannya sedetik pun. Semua pengawal berjaga ketat di sekitar Louis, bagaimana pun sekarang mereka berada di luar wilayah kekuasaan Cosa Nostra. Mereka semua harus jeli dengan ancaman sekitar dan menjaga baik-baik sang pemimpin Cosa Nostra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments