Alex yang melihat tatapan dan bisa mendengar jelas perintah tuannya tanpa perlawanan sama sekali segera menjauhkan pelatuknya dari kepala Ali dan kemudian menunduk sopan memberi salam pada sang tuan.
Ali kemudian mengangkat pandangannya ingin melihat siapa sebenarnya orang yang mempunyai suara dingin yang sangat mengintimidasi itu. Ali dengan semua tenaga dan keberanian mulai mengangkat kepalanya menengadah.
Tapannya langsung saja bertemu dengan tatapan dingin luar biasa dengan intimidasi tak terelakkan dari sorot matanya.
Ali tak jauh berbeda dengan orang lain, tidak sampai sedetik dia menatap mata itu ia langsung kembali menundukkan kepalanya tak punya keberanian menatap Louis.
Dengan perlahan Louis mendekat ke arah Ali yang sudah dipenuhi lumuran darah segarnya sendiri dan berhenti tepat di hadapan Ali. Ali masih belum punya keberanian untuk kembali menatap pria itu.
“Kami ke sini sebenarnya ingin membuat kesepakatan. KIM NAYAKA!” Teriakan Louis menggema dengan suara keras mencapai balik tembok ruangan itu di mana tempat Naya sedang bersembunyi.
Naya yang mendengar namanya dipanggil dengan keras merasakan letakutan tak terbendung, suara itu terdengar sangat dingin dan menyeramkan. Alex juga tak kalah terkejut mendengar tuannya berteriak sekeras itu, ini pertama kalinya tuannya berteriak sangat keras. Sepertinya dia benar-benar sangat marah.
“Saya tahu kau berada di sini. Kau dengarkan saya baik-baik, saya harus memujimu karena berhasil mengalahkan Valin, itu prestasi yang sangat luar biasa. Tapi, sayangnya kau terlalu ceroboh, jadi kau tidak memeriksa dulu data itu dan langsung memberikannya pada The Camorra. Padahal tanpa kau ketahui data itu sebenarnya memiliki perlindungan berlipat ganda. Dan karena kecerobohanmu itulah Valin berhasil melacak kalian semua. Dengan kata lain, jika sampai seluruh anggota Dragonfly dan Kakakmu sebagai pemimpinnya menghembuskan napas terakhir mereka di sini itu semua hanya karena satu orang, yaitu kau Kim Nayaka. Kami punya kesepakatan untukmu, saya tahu kau bukan orang yang tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih. Jika kau menginginkan seluruh anggota Dragonfly dan kakakmu selamat, tunjukkan dirimu sekarang juga Kim Nayaka.”
Louis berbicara panjang lebar hanya untuk memancing Nayaka keluar, Alex harus terkejut untuk kedua kalinya lagi. Ini pertama kalinya Louis berbicara sangat panjang, padahal tuannya bukanlah orang yang akan berbicara banyak hanya untuk memancing orang keluar, selalu Alex yang melakukannya.
Tapi, kali ini Louis sendiri yang berbicara. Alex hampir saja menganga jika dia tak sadar situasi saat ini. Sedangkan, Naya yang mendengar itu semua dari balik tembok kokoh itu, rasa bersalah segera menyelimutinya.
Ternyata Dia-lah yang menjadi penyebab kekacauan kali ini, kakaknya harus berkali-kali berteriakan kesakitan karena dirinya, seluruh anggota Dragonfly harus mati hanya karena kecerobohannya, isak tangis sudah tak bisa lagi ia tahan.
“Maafkan Naya Kak, Naya sudah membuat Kak Ali melaksanakan kesakitan dan maafkan Naya lagi Kak karena tidak mendengar ucapan Kakak.” Rasa bersalah Naya sudah tak bisa terbendung lagi begitu mengetahui jika semua yang terjadi saat ini tak lain dan tak bukan karena dirinya.
Berkali-kali Naya meminta maaf pada kakaknya dan seluruh anggota Dragonfly yang harus menanggung kesakitan luar bisa karena dirinya.
“Maafkan Naya lagi Kak, Naya harus keluar sekarang.” Setelah mengatakan itu Naya langsung menekan tombol yang juga ditekan kakaknya begitu ingin keluar dari sana.
Sesuai dugaan, tembok itu terbuka layaknya pintu lift melebar memaparkan keadaan sebenarnya dari balik tembok berisik yang dari tadi ia dengar. Naya tak bisa berkata-kata lagi begitu melihat situasi di depannya saat ini.
Dia sampai harus menutup mulutnya kaget melihat kondisi kakaknya yang sangat memilukan. Darah segar merembes dari kepala hingga kakinya akibat luka-luka tusuk yang ada di sekujur tubuh pria itu.
Naya tak pernah membayangkan harus melihat kondisi kakaknya seperti ini seumur hidupnya. Tanpa memerhatikan dua orang pria yang ada di hadapannya, Naya langsung saja berlari menghampiri sang kakak.
Tapi, niatnya harus kembali ia urungkan ketika tangannya dicekal sangat kuat oleh orang yang berada tepat di hadapakan kakaknya yang tak lain dan tak bukan adalah Louis. Dengan kasar Louis mecekal tangan Nayaka kuat-kuat, kemudian dengan tangan lainnya ia meraup kasar rahang Naya dengan jemari kokohnya memaksa Naya untuk menatapnya.
Entah kenapa, rasa jengkel langsung memenuhi dadanya ketika gadis manis itu sama sekali tak memperhatikannya. Tak pernah ada orang yang berani mengabaikannya selain gadis manis ini.
Naya yang rahangnya dicekal kuat-kuat dengan berani menatap Louis dengan gurak keterkejutan sekaligus rasa takut dari netranya. Alex harus dibuat tercengang kembali oleh gadis itu.
Tatapan Louis saat ini sangatlah mengerikan karena emosi yang tak terbendung, tapi gadis itu tidak seperti orang lain. Dia dengan beraninya menatap tepat pada netra biru laut milik Louis yang menyimpan intimidasi luar biasa.
Louis juga bukan tidak terkejut ada yang berani menatap tepat di netranya matanya. Louis bisa melihat tatapan Naya yang menyiratkan keterkejutan luar biasa. Pria itu sampai harus bingung merespon tatapan itu seperti apa.
“Kakak Tampan?” Itulah yang pertama kali Naya ucapkan begitu melihat Louis tepat di hadapannya.
Dia masih sangat mengenali siapa pria di depannya ini. Pria yang sama yang dia tabrak siang tadi, tatapannya beralih melihat Alex yang memegang karambit di tangan kirinya dan pistol di tangan kanannya dengan darah merah pekat yang tersebar di busananya.
Cekalan Louis perlahan mengendur dan dengan kasar melepas cengrkramannya dari rahang Nayaka. Terlihat jelas kebingungan menyelimuti Naya saat ini, Kakaknya yang terluka parah serta dua orang yang ia panggil kakak tampan berada di ruangan yang sama.
“Kalian siapa?” Nayaka kembali bertanya di tengah kebingungan yang membelenggunya.
“Kau… Biar saya beritahu padamu.” Alex merasa geram luar biasa melihat Naya yang masih kebingungan menatap tuannya tanpa ada rasa hormat sama sekali.
Pria itu berencana akan memberikan Naya sedikit pelajaran dengan karambitnya, tapi ia harus berhenti begitu tangan Louis memberinya isyarat untuk jangan melakukan apa pun. Kembali Alex harus menahan geram di ujung lidahnya pada Nayaka yang masih dipenuhi kebingungan.
“Kau tidak mengenal saya?” tanya Louis menatap dingin gadis manis di hadapannya ini. Ia mulai melupakan tentang Alikara yang masih meringis kesakitan dengan luka sayatan dalam yang ia dapatkan dari Alex.
Dengan polosnya, Nayaka menggelengkan kepala masih menatap mata Louis dengan berani. Tatapan mengintimidasi Louis sepertinya tak mempan untuknya.
“Kau tahu situs yang dengan berani kau retas itu adalah milik saya. Saya pemimpin mafia Cosa Nostra Sisilia saat ini, Louis Lanvin William,” ucap Louis dengan tatapan yang jauh lebih dingin dari sebelumnya.
Kebingungan Naya segara digantikan dengan rasa takut yang menjalar menghidupkan seluruh saraf-sarafnya begitu mendengar pengakuan Louis. Langkahnya tanpa sadar mundur beberapa langkah karena ketakutan yang sangat kentara, tapi Nayaka masih saja dengan berani menatap tepat pada sorot mata dingin milik Louis.
“Kau….”
“Nona Kim, lihatlah kondisi kakakmu sekarang. Jika kau menginginkannya, Alex bisa mengantarkanmu untuk turun ke bawah melihat potongan-potongan daging para anggota Dragonfly di lantai bawah hingga lantai empat markas ini.”
Nayaka masih saja belum berbicara, gadis itu kembali meneteskan air matanya begitu melihat kondisi kakaknya yang sangat mengenaskan di lantai dingin ruangannya sendiri dengan sangat tidak berdaya.
“Alex,” ucap Louis masih dengan menatap Naya tanpa sedetik pun melepaskan pandangannya dari gadis itu.
Tanpa harus tuannya bicara lebih banyak, Alex tahu apa yang dimaksud tuannya. Dengan langkah tegapnya ia mendekat menuju Ali yang masih tersungkur lemah.
Alex kemudian kembali menancapkan pistolnya tepat di kepala Ali dengan menatap kembali pada tuannya.
“Nona Kim, kau sekarang hanya punya dua pilihan. Jadilah orang Cosa Nostra dan bersumpah setia selamanya pada Cosa Nostra. Atau Kakakmu akan menghembuskan napas terakhirnya hari ini di ruangannya sendiri dengan kejatuhan keras Dragonfly setelahnya. Pilihan ada di tanganmu,” ucap Alex yang memberikan pilihan pada Nayaka sesuai dengan keinginan tuannya.
Seringai kejam menghiasi wajah kedua pria tampan itu dengan memerhatikan Naya yang hingga sekarang tak mengatakan apa pun tapi terus saja menangis.
“Nayaka jangan dengarkan mereka segera per-Arggh.” Ali yang belum selesai dengan kalimatnya harus kembali merasa kesakitan saat karambit Alex menancap di lukanya dalam-dalam.
“Baik, baiklah. Naya bersedia bergabung dengan Cosa Nostra. Jangan sakiti Kak Ali lagi,” ucap Naya dengan isakan tangisnya yang sangat memilukan.
“Pilihan bagus, kau memang gadis pintar Nayaka,” ucap Louis yang tatapannya tak beralih menatap Naya dari tadi.
Alex mendapat kode dari Louis untuk menjauh dari Alex pun kemudian meletakkan senjatanya dan menjauh dari pria yang darahnya sudah mulai menghitam.
Naya tanpa bicara lagi langsung berhamburan memeluk erat kakaknya. Dia sama sekali tak peduli piyama putihnya yang sudah kotor penuh dengan darah kakaknya.
“Maafin Naya Kak, maaf hiks, maaf.” Naya terus saja meminta maaf dengan isakan tangisnya memeluk erat sang kakak.
“Shutt, jangan menangis Naya. Kakak paling tidak bisa melihat tangisamu okey, Kakak mohon jangan menangis dan ya berhentilah meminta maaf,” ucap Ali dengan susah payah membalas pelukan adiknya.
Dia tak menyangka, Dragonfly yang sudah ia bangun selama bertahun-tahun hancur dalam semalam karena mafia yang dikenal paling mengerikan ini. Sekarang, Ali akui kekejaman tanpa ampun mereka dengan mulutnya sendiri.
“Kau yakin Naya ingin mengikuti mereka?” Kecemasan sangat kentara terlihat dari raut wajahnya Ali saat ini.
“Naya yakin Kak, Naya yang harus bertanggung jawab dengan semua ini.”
“Tapi Naya….”
“Sudahkah Kak. Kak Ali tidak perlu Mengkawatirkan. Berkali-kali Naya bilang Naya sekarang sudah besar, Naya bisa menjaga diri Naya sendiri.”
“Mereka iblis Naya.”
“Tak ada yang bilang mereka malaikat Kak, Naya juga tahu mereka iblis. Dan Naya yang harus bertanggung jawab atas amukan para iblis ini di wilayah kita. Naya harus ikut dengan mereka Kak.”
“Alex,” ucap Louis memanggil Alex, sepertinya Louis sudah jengah dengan drama menggelikan kakak beradik itu. Alex seolah tahu apa yang dimaksud tuannya mulai mengangkat suaranya dengan datar.
“Sudahi drama menggelikan kalian dan Nona Kim Segera ikut kami untuk berangkat ke Italia malam ini. Tuan Louis tak punya waktu banyak untuk meladeni drama keluarga kalian,” ucap Alex dengan sangat sarkastik kepada Ali dan Naya yang masih saja saling berbicara.
“Kak Ali, Naya pergi sekarang. Maaf Naya bahkan tidak bisa menemani Kakak untuk mengobati luka Kakak,” ucap Naya dengan kembali meneteskan air matanya.
“Jaga dirimu baik-baik sayang,” ucap Ali. Dengan berusaha keras Ali berusaha menopang tubuhnya kemudian mengecup kedua pipi Naya, hidungnya dan mengecup lama kening adiknya dan terakhir memeluknya erat.
Tidak pernah sekali pun kedua saudara itu terpikirkan akan ada skenario seperti ini dalam hidup mereka. Alex bisa berempati dengan kedua saudara itu.
Bagaimana pun ia juga memiliki adik perempuan, ia tahu betul rasa sesak dan khawatir setiap kali ia harus melepaskan adiknya ke tempat yang berbahaya.
Sedangkan Louis tidak memiliki empati sama sekali untuk mereka. Ia dari kecilnya selalu saja sendirian membuatnya tak bisa mengerti mengapa orangg harus menangis hanya karena perpisahan tak berarti.
Dengan lambaian terakhir menatap kakaknya yang tergeletak lemah di lantai dingin sembari tersenyum manis, Naya dengan kedua pria tampan nan kejam di sampingnya akhirnya berjalan meninggalkan ruangan itu dengan Ali yang menahan sesak luar biasa karena tak bisa melindungi adiknya dan menginkari janji pada seseorang.
“Kalian berempat maafkan Ali karna Ali tidak bisa menepati janji Ali.” Setelahnya Ali benar-benar kehilangan kesadarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments