Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua

Sudah hampir satu jam setelah makan malam, Gita menekuni pianonya. Ia memainkan beberapa lagu sedih yang menggambarkan suasana hatinya yang kini tengah kesepian pasca perginya Jiva dari panti.

Indahnya permainan musik Gita, terdengar hingga ke ruang kerja Pertiwi, dan membuatnya terusik hingga ia pun menghampiri Gita di ruang serba guna.

"Gita, apa kau menyesali keputusanmu?" tanya Pertiwi hati-hati, ia duduk di sebelah Gita mengelus lembut punggung bocah itu.

Gita menghentikan jemarinya seraya menggeleng lemah. Apa yang sudah menjadi keputusannya tidak bolah di sesalinya, prinsip yang ia pegang teguh. Ia justru senang telah berhasil menepati janjinya, dan melihat Jiva bahagia.

"Kalau begitu kenapa kamu bersedih?"

"Aku rindu dengan Jiva, Bu."

Sejak kecil ia dan Jiva terbiasa bersama-sama, baik itu di sekolah maupun di panti. Dimana ada Jiva, disitu pula dirinya berada. Kepergian Jiva membuat hatinya hampa dan kosong, meskipun anak-anak panti yang lainnya sering menghiburnya, tapi hanya Jiva teman satu angkatannya.

Pertiwi merogoh handphone dalam sakunya. "Kau mau menelponnya?"

Senyum sumringah langsung terpancar dari wajah cantik Gita. "Mau, Bu," ucapnya sembari mengangguk senang. Dengan tidak sabar ia menunggu Pertiwi yang tengah menghubungi ibu angkat Jiva, jemarinya mengetuk-ngetuk papan pianonya, sampai Pertiwi memberikan handphonenya padanya.

"Ini Jivanya." Pertiwi turut senang melihat anak asuhnya kembali tersenyum.

Tanpa ragu Gita langsung menerimanya dan bicara pada pada Jiva. "Hai Jiva..." sapanya dengan riang, tapi suasana di seberang sana terdengar hening, Gita hanya mendengar suara hembusan napas pelan. "Jiva, apa kau di sana?"

"Ya aku disini."

Suara Jiva terdengar berbeda dari biasanya, hal ini membuat Gita khawatir dan langsung menanyakan kabarnya. "Kau baik-baik saja Ji? Aku sangat merindukanmu, kapan kau main ke panti? Aku sudah menunggumu."

"Ya, aku baik-baik saja. Bahkan lebih dari kata baik," Kali ini Jiva terdengar lebih tegas dari yang tadi. "Karena kau meneleponku, ada hal yang perlu kau ketahui."

Jantung Gita berdegup dengan kencang, ia tak pernah mendengar Jiva seserius ini.

"Tinggal di panti itu adalah kenangan terburuk dalam hidupku. Orang tuaku telah membuangku dan aku harus tinggal bersama anak-anak yang sama tidak berdayanya seperti aku saat itu. Tapi sekarang hidupku sangat sempurna, aku memiliki orang tua dan kakak perempuan yang menyayangiku, aku bersekolah di sekolah yang bagus, di antar dengan mobil mewah, tinggal di rumah mewah, dan apa yang aku inginkan orang tuaku memberikannya."

Gita terdiam mendengarkan semuanya, ia tak percaya jika Jiva menganggap panti yang membesarkannya ternyata baginya tempat yang buruk.

"Aku ingin melupakan semua hal yang menyakitkan itu termasuk dirimu, jadi tolong jangan hubungiku lagi. Pikirkan saja masa depanmu sendiri, masa depanku di sini sudah sangat cermelang." Jiva mematikan sambungan teleponnya, ia menghela napas beratnya untuk sesaat sebelum ia kembali masuk ke ruang rawat inap kakak angkatnya.

"Sudah teleponnya?" tanya Kinara saat putrinya mengembalikan handphonenya.

"Sudah Mom."

"Kok teleponnya di luar sih Dek? Kakak kan mau kenal sama temanmu," sambung Nada.

Jiva mendekat ke tempat tidur kakaknya, ia kembali pada posisinya sebelum Gita meneleponnya. "Tadi dia hanya menyapa saja kok, Kak. Waktu aku mau ngenalin ke Kakak, dia bilang sedang buru-buru," dustanya. Ia menatap layar laptop di pangkuan Nada. "Jadi ini yang namanya blogspot, Kak?"

Nada mengangguk. "Kau bisa menaruh semua cerita dongengmu di sini, agar tidak hilang dan seluruh orang bisa membacanya. Kakak yakin suatu saat nanti kau akan jadi pendongeng yang sangat terkenal," ia mendukung penuh bakat yang di miliki oleh Jiva, sehingga ia membantu adiknya membuatkan media untuk Jiva berkarya.

"Terima kasih, Kak. Aku suka sekali dengan designnya, cantik sekali."

"Seperti adikku tersayang." Nada memeluk Jiva dengan tulus, tak perlu waktu lama baginya untuk menganggap Jiva seperti adik kandungnya sendiri, ia begitu meyayangi Jiva.

Aksara dan Kirana tersenyum senang melihat kedekatan kedua putrinya, kehadiran Jiva di tengah keluarga mereka membuat putri semata wayangnya kembali bersemangat di tengah keterpurukannya melawan penyakitnya.

***

Sementara itu, di ruang serba guna panti asuhan Harapan Ibu, Gita masih terdiam memikirkan perkataan yang di lontarkan Jiva padanya, ia tak menyangka Jiva memutuskan tali persahabatan mereka.

"Gita, apa ada masalah?" ia memperhatikan perubahan raut wajah Jiva setelah menelpon Jiva.

Tak ingin membuat Pertiwi khawatir, Gita memaksakan seulas senyuman. "Tidak ada, Bu," ia menggelengkan kepalanya. "Aku hanya sedikit terkejut karena Jiva nanti akan mengundangku ke pesta ulang tahunnya. Pestanya pasti akan meriah, aku sudah membayangkan akan banyak balon di pestanya."

Pertiwi tersenyum lega, ia hampir saja berpikir jika Jiva melupakan Gita.

"Bu, boleh aku keluar sebentar untuk mencari inspirasi kado spesial apa yang akan aku berikan pada Jiva?"

Pertiwi mengangguk. "Boleh, Nak. Tapi jangan jauh-jauh dan jangan lama-lama ya, sebentar lagi waktunya kamu istirahat, besok juga kan masih harus sekolah."

"Siap, Bu. Cuma di depan aja kok."

Gita berjalan menyusuri trotoar, air matanya mengalir deras membasahi wajah cantiknya. Ia tidak bisa menumpahkan rasa sedihnya di panti karena tak ingin adik-adiknya melihat dan khawatir.

Memory-memory kebersamaannya dengan Jiva kembali teringat, rasanya baru kemarin Jiva berjanji padanya akan rutin mengunjunginya di panti, Jiva juga meyakinkan Gita bahwa persahabatan mereka tidak akan pernah terputus. Janji itu yang Jiva ucapkan kala dirinya mengatakan bahwa ia lah yang akan mejadi anak adopsi Aksara dan Kirana.

Langkah Gita terhenti saat melihat dua orang gadis yang usianya di atasnya tengah berbagi ice cream, ia seperti melihat dirinya bersama Jiva. Dulu ia berharap bisa tumbuh besar dan meraih cita-citanya bersama Jiva, tapi setelah kejadian tadi, ia harus bertumbuh sendiri.

Di tengah kesedihannya, tiba-tiba saja ada seorang anak laki-laki SMA yang mengulurkan satu cup ice cream pada Gita. "Kau pasti sedih karena ice creamnya habis kan? Ini kau ambil saja punyaku, belum aku makan kok." ia meraih tangan Gita dan menaruh ice cream tersebut.

"Tapi aku bukan..."

Belum sempat Gita menjelaskannya, anak SMA itu bergegas pergi menuju bis yang tengah terparkir di pinggir jalan, rupanya ia salah satu rombongan pelajar SMA Jakarta yang tengah study tour ke Bandung.

Hal ini terlihat dari tulisan pada bagian depan bis tersebut, pria itu tersenyum dan sedikit melambaikan tangannya saat bis itu melewati Gita, dan sebagai ucapan terima kasihnya Gita pun tersenyum.

"Terima kasih, Kai," gumam Gita, ia tahu nama pria itu dari seorang guru yang berteriak memanggil pria itu sesaat sebelum berlari masuk ke bis.

***

Hai teman-teman...

Mohon maaf dalam dua minggu ini aku tidak bisa up, di karenakan secara bergantian aku dan anakku sedang kurang fit. Terima kasih atas kesetiaannya, terus membaca karya-karyaku. Semoga kalian suka dan terhibur dengan cerita ini.

Salam sayang

Irma ❤

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

hemmm kenapa jiva cepet sekali berubah yaa...apa dia nggak ingat saat bersama di panti

2024-11-26

3

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

sombong sekali kamu jiva, kau nggak tau aja seandainya posisi itu ada pada gitaaa

2024-11-26

2

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕

benar..harusnya yg cocok diadopsi ini Gita krn memiliki hati yg lembut dan berjiwa besar. walau Jiva sudah memutus pertemanan dan menggangapnya tp Gita masih menutupi

2024-11-09

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Adopsi
2 Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3 Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4 Chapter 04 - Perpisahan
5 Cahpter 05 - Lose
6 Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7 Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8 Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9 Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10 Chapter 10 - Adopsi Part 2
11 Chapter 11 - Mengubah Nama
12 Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13 Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14 Chapter 14 - Kehilangan
15 Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16 Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17 Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18 Chapter 18 - Pesta Relasi.
19 Chapter 19 - Bertemu Kembali
20 Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21 Chapter 21 - Tidak Fokus
22 Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23 Chapter 23 - Melamarmu
24 Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25 Chapter 25 - Peran Pengganti
26 Chapter 26 - Salah Sangka
27 Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28 Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29 Chapter 29 - Persaingan Sengit
30 Chapter 30 - Bimbang
31 Chapter 31 - Unjuk Rasa
32 Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33 Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34 Chapter 34 - Kecewa
35 Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36 Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38 Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39 Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40 Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41 Chapter 41 - Kejutan Kecil
42 Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43 Chapter 43 - Menyelinap
44 Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45 Chapter 45 - Akan Aku Coba
46 Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47 Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48 Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49 Chapter 49 - Menepi
50 Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51 Chapter 51 - Menyusun Rencana
52 Chapter 52 - Misi Penculikan
53 Chapter 53 - Kesepakatan
54 Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55 Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56 Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57 Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58 Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter - 103
104 Chapter - 104
105 Chapter - 105
106 Epilog
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Chapter 1 - Adopsi
2
Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3
Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4
Chapter 04 - Perpisahan
5
Cahpter 05 - Lose
6
Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7
Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8
Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9
Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10
Chapter 10 - Adopsi Part 2
11
Chapter 11 - Mengubah Nama
12
Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13
Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14
Chapter 14 - Kehilangan
15
Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16
Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17
Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18
Chapter 18 - Pesta Relasi.
19
Chapter 19 - Bertemu Kembali
20
Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21
Chapter 21 - Tidak Fokus
22
Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23
Chapter 23 - Melamarmu
24
Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25
Chapter 25 - Peran Pengganti
26
Chapter 26 - Salah Sangka
27
Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28
Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29
Chapter 29 - Persaingan Sengit
30
Chapter 30 - Bimbang
31
Chapter 31 - Unjuk Rasa
32
Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33
Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34
Chapter 34 - Kecewa
35
Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36
Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38
Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39
Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40
Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41
Chapter 41 - Kejutan Kecil
42
Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43
Chapter 43 - Menyelinap
44
Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45
Chapter 45 - Akan Aku Coba
46
Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47
Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48
Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49
Chapter 49 - Menepi
50
Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51
Chapter 51 - Menyusun Rencana
52
Chapter 52 - Misi Penculikan
53
Chapter 53 - Kesepakatan
54
Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55
Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56
Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57
Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58
Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter - 103
104
Chapter - 104
105
Chapter - 105
106
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!