Sang Pendongeng

Sang Pendongeng

Chapter 1 - Adopsi

...Anak Laki-laki yang Penuh Ketakutan...

Anak lelaki itu terbangun dari mimpi buruknya. Kejadian yang tak mengenakan sepanjang hari yang dialaminya muncul dalam mimpinya dan terus mengganggu anak lelaki itu. Dia ketakutan untuk tidur.

Suatu hari, dia pergi mengunjungi penyihir dan memohon kepadanya.

“Penyihir, tolong aku! Aku tidak mau diganggu lagi olehnya, agar aku tidak mimpi buruk lagi. Sebagai gantinya, aku akan menuruti apa pun keinginanmu”

Hari demi hari berlalu, sang penyihir mengabulkan permintaannya. Tapi meskipun begitu, dia tetap tidak bahagia sedikit pun.

Suatu malam, bulan darah memenuhi langit, dan penyihir muncul kembali dihadapannya untuk menagih janji anak lelaki itu. Dengan penuh kebencian, dia berteriak kepada penyihir.

“Semua kejadian burukku lenyap, tapi kenapa… Kenapa aku tidak bahagia ?”

Sesuai dengan perjanjian, penyihir memgambil jiwa anak itu, dan berkata…

“Ini bukan tentang orang yang mengganggumu, tapi tentang dirimu sendiri. Jika ada seseorang yang mengganggumu seharusnya kau belajar untuk menjadi kuat, dan menyesuaikan diri. Orang seperti itulah yang bisa mendapatkan kebahagiaan.”

Jangan lupakan semua itu. Maju dan hadapi! Jika tak dihadapi, kau hanya selalu menjadi anak kecil yang penuh ketakutan.

Suasana panti asuhan Harapan Ibu penuh dengan ketegangan saat Jiva Arunika membacakan dongeng karangannya sendiri dengan penuh penjiwaan di depan teman-temannya.

Ia sudah memiliki bakat menulis sekaligus mendongeng sejak usia 5 tahun, dan kini di usianya yang menginjak 12 tahun Jiva sudah memiliki belasan cerita dongeng yang ia rutin bacakan untuk teman-teman satu pantinya.

Tapi Jiva tidak tampil sendiri, teman sebayanya yang bernama Gita Rinjani selalu mengiringi cerita dongeng Jiva, melalui permainan pianonya menambah kesan hidup pada dongeng Jiva.

Larut dalam cerita dongeng yang di bawakan oleh Jiva, membuat mereka tak menyadari jika Ibu pemilik panti bersama dengan dua orang tamunya memperhatikan penampilan mereka berdua dari depan pintu.

Ketiganya turut memberikan tepuk tangan saat Jiva selesai mendongeng, gadis itu sepintas menoleh ke arah pintu sebelum Bu Pertiwi dan tamunya berbalik.

"Jadi bagaimana? Apakah Bu Kirana dan Pak Aksara sudah menentukan pilihan?" tanya Pertiwi ketika mereka berjalan kembali menuju ruang kerjanya.

Kirana dan Aksara menatap satu sama lain, kemudian mereka tersenyum. "Kami memilih anak yang bermain piano," jawab Kirana dengan penuh keyakinan di sertai dengan sorot matanya yang berbinar-binar. "Permainan pianonya sungguh luar biasa, aku sampai tersentuh."

Pertiwi mengangguk dan tersenyum. "Gita memang anak yang berbakat di bidang musik, dia juga memiliki hati yang sangat lembut." Tak perlu menunggu lama, Pertiwi langsung meminta salah satu pengurus panti untuk memanggil Gita. "Bu Kirana dan Pak Aksara harus mengenal Gita terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan akhir."

Keduanya mengangguk setuju, tak lama berselang Gita datang. "Sini, Nak!" Pertiwi melambaikan tangannya, meminta Gita mendekat dan menyapa calon orang tua angkatnya.

"Assalamualaikum, Om, Tante.." sapa Gita seraya menyalami keduanya dengan sopan.

Kirana semakin terkesan dengan kesopanan Gita, terlebih setelah mereka mengobrol dengannya, Kirana langsung bisa menilai bahwa Gita gadis yang cerdas dan lembut, persis seperti yang Pertiwi katakan.

"Nak, sepertinya kamu sudah tahu maksud kedatangan Tante dan Om kemari. Kami ingin mengadopsimu, apakah mau tinggal di Jakarta menjadi anak angkat kami?" Kirana begitu yakin Gita akan langsung menyetujuinya, sebab sepanjang obrolan mereka Gita pun menunjukan ketertarikannya.

Tapi tenyata Gita malah terdiam, matanya memandang ke arah pintu. Ia melihat sahabatnya, Jiva tengah menatapnya dengan tatapan sedih dari balik pintu, ia menerawang jauh ke beberapa tahun lalu, di mana mereka berdua pernah berjanji untuk selalu bersama-sama.

"Tante, apakah Tante mau mengadopsi dua anak sekaligus?" tanya Gita menatap Kirana penuh harap.

Perlahan Kirana menggelengkan kepalanya. "Maafkan Tante, Sayang. Sebetulnya Tante ini sudah memiliki seorang anak perempuan, saat ini kondisinya sedang terbaring lemah di rumah sakit karena kanker yang menggerogoti tubuhnya," ucap Kirana sedih.

"Sudah lama dia menginginkan seorang adik perempuan, tapi sayangnya kami tidak mungkin memberikan seorang adik karena Tante sendiri sudah tidak bisa hamil lagi. Untuk itulah kami datang kemari untuk mengadopsimu," terangnya.

"Maaf kami tidak bisa mengadopsi dua anak sekaligus karena khawatir kami tidak bisa mengurus kalian secara maksimal," sambung Aksara. "Dengan keadaannya yang seperti ini, calon kakakmu sangat membutuhkan banyak perhatian kami."

Gita mengangguk mengerti, tapi ia juga tidak bisa melanggar janjinya dengan Jiva. Ia di titipkan ke panti ini di hari yang sama, dan akan keluar pun bersama. Jiva adalah sahabat dan keluarganya. "Kalau begitu maaf Tante, aku tidak bisa."

Gita beranjak dari tempat duduknya, dengan sopan ia berpamitan pada Ibu Pertiwi, Kirana, dan juga Aksara. Ia berjalan gontai menuju kamarnya, hatinya begitu sedih. Sebagai anak yatim piatu, sudah lama sekali Gita mendambakan sosok orang tua yang menyayanginya, keluarga yang utuh tapi ia tidak bisa meninggalkan Jiva di panti.

"Kau tidak perlu sedih, aku tidak akan meninggalkamu," Gita merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur bertingkatnya, ia tidur di bawah sementara Jiva berada di atas.

"Benarkah?" tanya Jiva seolah tak percaya, ia sampai melongok ke bawah untuk memastikannya.

Gita berdeham, membenarkan ucapannya sembari menutup tubuhnya dengan selimut. "Sudahlah jangan membahas itu lagi, aku lelah sekali hari ini. Tolong matikan lampunya!" Ia berusaha memejamkan matanya, berharap tidurnya kali ini bisa melupakan angannya memiliki keluarga yang utuh.

"Baiklah, akan aku matikan sekalian mau ke toilet." Gita turun dari ranjangnya, oa mematikan lampu dan keluar dari kamarnya.

Alih-alih ke kamar mandi Gita justru berlari ke ruang kerja Bu Pertiwi, ia melihat ruangan sudah kosong, kemudian ia berlari ke teras depan. "Tunggu!" ia melambaikan tangan pada Kirana dan Aksara yang hendak masuk mobil.

Keduanya menghentikan langkah sembari menoleh, begitu pula dengan Bu Pertiwi. "Ada apa Jiva? Kau belum tidur?"

Jiva terengah-engah ketika tiba di hadapan mereka, ia mencoba mengatur napas. "Aku sama sekali tidak keberatan jika Om dan Tante mau mengadopsiku," ucapnya.

Sontak saja Bu Pertiwi sangat terkejut dengan ucapan Jiva, sementara Kirana dan Aksara saling menatap satu sama lain, kemudian Aksara menganggukan kepalanya. "Kau yakin mau menjadi anggota keluarga kami?" tanya Kirana.

"Ya. Aku mau, Tante," jawab Jiva girang. "Aku mau ikut Om dan Tante ke Jakarta menjadi bagian dari keluarga kalian, aku janji akan jadi anak penurut dan membanggakan untuk kalian."

***

Haiii....

Hari ini aku meluncurkan karya terbaruku lagi, yang berjudul Sang Pendongeng. Semoga kalian suka dengan karya-karyaku. Terima kasih sudah membaca, sehat selalu 🙏❤

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕 ˢ⍣⃟ₛ

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕 ˢ⍣⃟ₛ

Maaf Kak Baruu meluncur lagi utk membaca karyamu.. semangat dan sukses terus Kak

2024-11-09

3

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

hemmm salut deh dengan pemikirangita anak yang masih kecil aja tauuuh gimana rasanya bersama

2024-11-26

2

☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡

☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡

salam kenal , jika berkenan mampir juga💪💪👍🙏👋

2024-11-14

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Adopsi
2 Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3 Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4 Chapter 04 - Perpisahan
5 Cahpter 05 - Lose
6 Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7 Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8 Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9 Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10 Chapter 10 - Adopsi Part 2
11 Chapter 11 - Mengubah Nama
12 Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13 Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14 Chapter 14 - Kehilangan
15 Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16 Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17 Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18 Chapter 18 - Pesta Relasi.
19 Chapter 19 - Bertemu Kembali
20 Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21 Chapter 21 - Tidak Fokus
22 Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23 Chapter 23 - Melamarmu
24 Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25 Chapter 25 - Peran Pengganti
26 Chapter 26 - Salah Sangka
27 Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28 Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29 Chapter 29 - Persaingan Sengit
30 Chapter 30 - Bimbang
31 Chapter 31 - Unjuk Rasa
32 Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33 Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34 Chapter 34 - Kecewa
35 Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36 Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38 Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39 Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40 Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41 Chapter 41 - Kejutan Kecil
42 Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43 Chapter 43 - Menyelinap
44 Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45 Chapter 45 - Akan Aku Coba
46 Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47 Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48 Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49 Chapter 49 - Menepi
50 Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51 Chapter 51 - Menyusun Rencana
52 Chapter 52 - Misi Penculikan
53 Chapter 53 - Kesepakatan
54 Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55 Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56 Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57 Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58 Chapter 58 - Kilas Balik (end)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Chapter 1 - Adopsi
2
Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3
Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4
Chapter 04 - Perpisahan
5
Cahpter 05 - Lose
6
Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7
Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8
Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9
Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10
Chapter 10 - Adopsi Part 2
11
Chapter 11 - Mengubah Nama
12
Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13
Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14
Chapter 14 - Kehilangan
15
Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16
Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17
Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18
Chapter 18 - Pesta Relasi.
19
Chapter 19 - Bertemu Kembali
20
Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21
Chapter 21 - Tidak Fokus
22
Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23
Chapter 23 - Melamarmu
24
Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25
Chapter 25 - Peran Pengganti
26
Chapter 26 - Salah Sangka
27
Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28
Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29
Chapter 29 - Persaingan Sengit
30
Chapter 30 - Bimbang
31
Chapter 31 - Unjuk Rasa
32
Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33
Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34
Chapter 34 - Kecewa
35
Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36
Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38
Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39
Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40
Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41
Chapter 41 - Kejutan Kecil
42
Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43
Chapter 43 - Menyelinap
44
Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45
Chapter 45 - Akan Aku Coba
46
Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47
Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48
Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49
Chapter 49 - Menepi
50
Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51
Chapter 51 - Menyusun Rencana
52
Chapter 52 - Misi Penculikan
53
Chapter 53 - Kesepakatan
54
Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55
Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56
Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57
Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58
Chapter 58 - Kilas Balik (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!