Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan

Awalnya Baskara sempat ragu untuk mengantar Gita ke alamat yang di tunjukannya, mengingat kawasan tersebut merupakan perumahan yang di huni oleh para konglomerat. "Kau yakin temanmu tidak salah menuliskan alamat rumahnya?"

Gita yang duduk di belakang mengangguk diikuti helmnya yang bergerak-gerak karena kebesaran sehingga berulang kali Gita perlu membenarkan posisinya agar tak menghalangi pandangannya. "Itu tulisan Jiva, aku sangat hapal dengan tulisannya."

"Maksud Om, apa dia tidak mengada-ada mengenai alamatnya? Tadi saja dia menipumu, bukan tidak mungkin dia menipumu kembali kan?" Baskara tak yakin kali ini temannya Gita tidak menipu gadis itu lagi.

Sudah Baskara duga masuk ke komplek perumahan elit tidaklah mudah, dari depan gerbang komplek saja mereka sudah di hadang oleh beberapa penjaga keamanan. Setelah memperlihatkan undangan ulang tahun Jiva, dan menyerahkan kartu identitas keduanya baru di perbolehkan masuk ke komplek.

"Jangan kau ambil hati perkataan security tadi, di Jakarta hanya orang yang berpenampilan menarik dan punya banyak uang, serta kedudukan saja yang di hormati," ucap Baskara pada Gita, sembari mencari no rumah Jiva.

Gita kembali mengangguk, ia sama sekali tak sakit hati pada security tadi yang memandang rendah penampilannya, bahkan menuduhnya membuat undangan palsu. Gita justru tidak enak pada Baskara yang juga di pandang di rendah oleh mereka.

Dari jauh Baskara melihat salah satu rumah mewah di penuhi dengan banyak kendaraan yang terparkir di depannya. "Nah itu dia rumahnya," tunjuk Baskara. "Tapi kayanya pestanya sudah selesai." Ia melihat beberapa anak sebaya Gita keluar dari rumah itu, dan masuk ke mobil mereka masing-masing

Baskara menepikan motornya di satu rumah di sebelahnya sebab sepertinya tidak ada tempat parkir yang tersisa di depan rumah Jiva. "Kau yakin tidak mau diantar ke kantor polisi?" tanya Baskara ketika Gita sudah turun dari motornya, entah mengapa ia khawatir pada Gita.

Gita tersenyum sembari menggelengkan kepala. "Setelah bertemu dengan Jiva aku akan menghubungi Ibu Panti, dan kemungkin orang tua Jiva akan membolehkan aku menginap di sini atau mengantarku pulang ke Bandung. Beliau orang yang sangat baik, aku juga mengenalnya." Ia melepas helm dan mengembalikannya pada Baskara. "Terima kasih banyak atas tumpangannya, aku tidak akan melupakan kebaikan hati, Om." Setelah berpamitan, Gita berlari menuju kediaman Jiva ia sudah tidak sabar bertemu dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabatnya.

Dari pintu gerbang Gita melihat sosok yang ia cari dan ia rindukan. Jiva tengah berada di kerumunan teman-teman sebayanya, menyalami teman-teman barunya yang berpamitan padanya.

Langsung saja tanpa ragu Gita pun memanggilnya. "Jiva... Jiva.." ia melambaikan tangannya.

Jiva menoleh pada Gita, raut wajahnya yang semula nampak tersenyum manis seketika berubah menjadi panik. Jiva buru-buru berlari menghampiri Gita, dan menarik temannya menepi dari kediamannya. "Mau apa kau kemari?" tanyanya kesal, ia menoleh kebelakang memastikan orang tua atau siapapun tak ada yang melihatnya bersama Gita.

"Tentu saja aku ingin datang ke pesta ulang tahunmu, bukankah kau sendiri yang mengundangku?" Gita menunjukan udangan dan surat yang di kirim Jiva, kemudian ia merengkuh Jiva dalam pelukannya. "Selamat ulang tahun, Jiva. Aku sangat merindukanmu." Hati Gita begitu gembira dapat berjumpa dengan sahabatnya, ia memeluk Jiva dengan erat.

Namun diluar dugaannya, Jiva justru meresponnya dengan ketus. Gadis itu langsung melepaskan pelukan Gita dan mundur satu langkah. "Lepaskan aku!"

Gita mengerutkan keningnya, ia terkejut melihat respon Jiva tapi Gita tetap berpikir positif. 'Mungkin dia sedang lelah,' batinnya, ia tetap tersenyum pada Jiva. "Aku membawakan hadiah untukmu, aku yakin kau pasti suka." Ia mengulurkan sebuah paper bag pada Jiva.

Tapi lagi-lagi respon Jiva sangat tidak bersahabat, ia mengacuhkan hadiah pemberian Gita, tangannya ia lipat di dadanya. "Aku tidak butuh hadiahmu. Orang tua dan teman-teman baruku sudah memberikan semua yang terbaik yang aku mau. Hadiahmu sama sekali tidak ada apa-apanya, kau berikan saja pada teman-temanmu di panti mereka pasti membutuhkannya."

Mata Gita berkaca-kaca mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Jiva. "Jiva, mengapa kau jadi seperti ini? Kitakan sahabat!"

"Gita, bukankah sudahku katakan padamu, aku ingin melupakan masa laluku yang buruk, melupakanmu, dan melupakan panti sialan itu," bentak Jiva. "Aku Jiva Arunika, lahir dan di besarkan oleh Mommy Kirana dan Daddy Aksara, bukan dari panti asuhan sialan itu, kau mengerti!!"

Gita menggelengkan kepalanya, air matanya mengalir deras di wajah cantiknya. "Tapi jelas-jelas kau sendiri yang mengundangku untuk datang kemari."

"Mommy yang memaksaku menulis surat itu dan mengundangmu," jawab Jiva. "Kau masih ingat dengan dongeng Putri yang Malang? Di situ aku menulis jika sang putri tidak bisa datang ke pesta lantaran dia tidak memiliki gaun, dan kendaraan yang layak untuk datang ke istana mewah. Aku pikir kau akan sama seperti dalam dongengku, walaupun aku mengirimkan surat dan undangan padamu, kau akan memiliki sedikit rasa tahu diri karena tidak layak berada di sini..."

"Kau salah sangka, Nona." Baskara menghentikan kalimat Jiva. "Dia tidak datang ke Jakarta untuk memenuhi undangan darimu, tapi dia akan bersekolah di sini. Hanya kebetulan saja kami kemari karena kami sedang lewat sini. Tadi dia hanya sedikit bergurau untuk menghargaimu, benarkan?" Ia memberi kode pada Gita agar membenarkan ucapnya, meski nyatanya Gita malah terlihat bingung.

"Kau lihat motorku itu?" tunjuk Baskara pada motor antiknya yang ia parkir di seberang jalan. "Motor itu terlihat tua, tapi asal kau tahu harga motor itu setara dengan harga mobilmu." Ia menarik Gita pergi dari kediaman Jiva. "Ayo kita pulang!"

Jiva menghembuskan napas kesal, ia merasa pria yang bersama Gita telah mempermalukannya. Namun Jiva tidak sempat membalasnya, sebab ia mendengar Mommynya memanggil-manggil namanya, Kirana berjalan mendekat ke arahnya.

"Iya Mom..." Ia bergegas menghampiri mommynya sebelum Kirana keluar pagar dan melihat Gita.

"Kamu dari mana, Sayang? Kok malah keluar? Teman-temanmu pada nyariin kamu tuh, mereka pada mau pamit."

"Ta-tadi aku depan sebentar, Mom," jawabnya gugup.

"Apa sahabatmu dari panti datang?"

Jiva menggeleng kencang. "Tidak. Aku tidak melihat temanku dari panti datang, mungkin saja karena acara malam atau karena kejauhan Gita tidak jadi datang, atau mungkin juga Gita sudah melupakanku."

Kirana mengerutkan keningnya, ia tidak yakin akan hal itu. "Ah masa sih dia melupakanmu? Keliatannya dia anak yang baik."

"Sudah ah Mom, kenapa jadi bahas itu sih? Kan kenyataannya dia tidak datang dan membalas suratku. Aku ke sana dulu ya, Mom." Ia menunjuk pada teman-temannya yang sedari tadi menunggunya.

"Ya sudah sana, mereka sudah menunggumu." Kirana mengikuti Jiva dari belakang menghampiri teman-temannya.

Terpopuler

Comments

**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**

**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**

apa nanti Gita di asuh pak baskara? di sekolahkan di tempat yang sama ma jiva pasti nanti bakal jadi saingan yang wow gedenya menyukai orang yang sama pula tambah seru kayaknya nanti ya 🤭
#ngehalu gawe cerita Dewe AQ Thor 🙏🙈

2024-11-09

2

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

sudahlah Gita,dengan begitu kamu jadi tau saperti apa sahabat yang selama ini kamu bela,kamu sanjung .tak lebih dari seorang yang gila harta

2024-11-06

2

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Tau begitu mending nggak datang Git, udah jauh2 eh malah dicuekin, dihina2 malahan 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2024-11-05

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Adopsi
2 Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3 Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4 Chapter 04 - Perpisahan
5 Cahpter 05 - Lose
6 Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7 Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8 Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9 Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10 Chapter 10 - Adopsi Part 2
11 Chapter 11 - Mengubah Nama
12 Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13 Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14 Chapter 14 - Kehilangan
15 Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16 Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17 Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18 Chapter 18 - Pesta Relasi.
19 Chapter 19 - Bertemu Kembali
20 Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21 Chapter 21 - Tidak Fokus
22 Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23 Chapter 23 - Melamarmu
24 Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25 Chapter 25 - Peran Pengganti
26 Chapter 26 - Salah Sangka
27 Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28 Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29 Chapter 29 - Persaingan Sengit
30 Chapter 30 - Bimbang
31 Chapter 31 - Unjuk Rasa
32 Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33 Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34 Chapter 34 - Kecewa
35 Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36 Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38 Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39 Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40 Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41 Chapter 41 - Kejutan Kecil
42 Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43 Chapter 43 - Menyelinap
44 Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45 Chapter 45 - Akan Aku Coba
46 Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47 Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48 Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49 Chapter 49 - Menepi
50 Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51 Chapter 51 - Menyusun Rencana
52 Chapter 52 - Misi Penculikan
53 Chapter 53 - Kesepakatan
54 Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55 Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56 Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57 Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58 Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1 - Adopsi
2
Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3
Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4
Chapter 04 - Perpisahan
5
Cahpter 05 - Lose
6
Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7
Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8
Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9
Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10
Chapter 10 - Adopsi Part 2
11
Chapter 11 - Mengubah Nama
12
Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13
Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14
Chapter 14 - Kehilangan
15
Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16
Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17
Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18
Chapter 18 - Pesta Relasi.
19
Chapter 19 - Bertemu Kembali
20
Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21
Chapter 21 - Tidak Fokus
22
Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23
Chapter 23 - Melamarmu
24
Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25
Chapter 25 - Peran Pengganti
26
Chapter 26 - Salah Sangka
27
Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28
Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29
Chapter 29 - Persaingan Sengit
30
Chapter 30 - Bimbang
31
Chapter 31 - Unjuk Rasa
32
Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33
Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34
Chapter 34 - Kecewa
35
Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36
Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38
Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39
Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40
Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41
Chapter 41 - Kejutan Kecil
42
Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43
Chapter 43 - Menyelinap
44
Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45
Chapter 45 - Akan Aku Coba
46
Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47
Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48
Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49
Chapter 49 - Menepi
50
Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51
Chapter 51 - Menyusun Rencana
52
Chapter 52 - Misi Penculikan
53
Chapter 53 - Kesepakatan
54
Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55
Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56
Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57
Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58
Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!