Chapter 03 - Pertengkaran Hebat

"Apa kau butuh bantuan Ayah untuk mencicipi masakanmu?"

Dari ruang kerjanya, Baskara Bhalendra berjalan menuju dapur mendekati putra semata wayangnya Kai Gentala Bhalendra. Sejak dua jam lalu ketika Baskara hendak masuk keruang kerjanya, ia melihat Kai tengah sibuk di dapur, dan hingg kini putranya itu masih berada di sana.

Ia penasaran apa yang di buat si jago masak di rumahnya kali ini. "Kau membuat dessert?" tanya Baskara heran, sepengetahuannya Kai lebih sering memasak main course makanan Jepang.

Kai mengangguk sembari menyelesaikan platingnya. "Fried ice cream, ala Kai," seperti biasa ia meminta ayahnya untuk mencicipi makanan buatannya.

Meski Baskara menatap heran pada es krim goreng buatan putranya namun tanpa ragu ia langsung melahapnya. "Wow..." komentarnya. Rasa es krim vanila yang dibalut dengan remah cookies menyatu dengan sempurna di mulutnya, di tambah aroma kayu manis yang membuat Baskara tak bisa berhenti menikmati dessert buatan Kai.

"Apa es krimnya kau buat sendiri juga? Ayah tidak pernah memakan es krim selembut ini, manisnya pas sekali."

Kai mengangguk sembari tersenyum sumringah. "Ayah yakin es krim itu benar-benar enak?"

"Ya, kau lihat ini!" Baskara menunjukan piringnya yang sudah kosong. "Kau tahu Ayah tidak begitu suka es krim vanila, tapi untuk yang ini Ayah langsung bisa menghabiskannya sekejap."

"Aku harap suatu hari nanti, dia bisa memakan es krim buatanku sebanyak yang dia mau agar tidak menangis lagi karena kehabisan," gumam Kai.

"Ooh.. Rupanya kau membuat es krim ini untuk seorang gadis. Siapa dia?" tanya Baskara penasaran.

Kai tersenyum malu-malu sembari menggelengkan kepalanya. "Ada lah, Yah."

"Sebentar lagi usiamu 17 tahun, Ayah sudah membolehkanmu berpacaran. Jadi, Ceritalah pada Ayah!" Baskara terus mendesak Kai bercerita tentang gadis yang sudah membuat putranya yang pemalu ini jatuh hati.

"Sepertinya dia orang Bandung, aku sendiri tidak kenal dengannya."

"Kalau kau tidak mengenalnya, bagaimana kau menyukainya? Apa kau menemukannya di aplikasi pencarian jodoh?" Seketika Baskara memegang keningnya. "Kai, kau masih terlalu kecil untuk menggunakan aplikasi itu. Bagaimana kalau dia menipumu?"

"Tidak-tidak, bukan seperti itu." Kai langsung meluruskan kesalahpahaman ayahnya, ia menceritakan pertemuannya dengan gadis yang menangis di depan gerobak es krim, saat ia sedang study tour bebrapa waktu lalu. "Pak Tito sudah bertiak memanggilku, jadi aku tidak sempat kenalan dengannya."

"Kau ini payah sekali, harusnya kau sempatkan sebentar untuk berkenalan dan meminta alamatnya."

"Aku tidak tahu bagaimana memulainya?"

Baskara tertawa melihat keluguan putra semata wayangnya. "Ayah yakin rumah dia tidak jauh dari situ, kapan-kapan kalau ada waktu senggang kita ke Bandung untuk mencarinya."

"Benarkah?"

Baskara mengangguk, ia berjanji mengagendakan waktu untuk putranya mencari gadis itu. Di tengah obrolan hangatnya bersama putra semata wayangnya, istrinya pulang dan menghampiri mereka di dapur.

"Hai, kau sudah pulang?" sapa Baskara, ia langsung menuangkan segelas air putih dan memberikannya ketika istinya duduk. "Kelihatannya kau lelah sekali, apa yang terjadi di kantor?"

Mutiara Emersyn tak menyambut sapaan hangat suaminya, ia juga mengabaikan air putih pemberian Baskara. Wanita itu duduk di meja makan dengan tangan melipat didadanya dan membuang wajahnya.

Hal ini membuat Baskara salah tingkah karena tak ingin Kai melihat hubungan dirinya dan ibunya yang memang sedang tidak baik-baik saja. "Kau tahu, Tiara? Kai baru saja membuat es krim goreng. Apa kau mau mencicipinya juga?" ia masih berusaha mencairkan suasana.

Tapi sayangnya itu justru malah membuat Mutiara marah dan menggebrak meja. "Sudah berapa kali Mama katakan padamu, Kai. Jangan sentuh peralatan masak! Tempatmu bukan di dapur, kau harus banyak belajar agar tidak seperti ayahmu yang bodoh ini," tunjuknya pada Baskara.

Seketika Baskara langsung bereaksi. "Apa-apaan kau ini, Tiara?"

Tatapan Mutiara semakin terlihat menantang. "Kau keluar dari pekerjaanmu, dan terus bermimpi menjadi pengusaha sukses dengan program-program bodohmu itu yang sampe sekarang belum sama sekali menghasilkan. Tabungan kita sudah habis, kau mau menjual apa lagi agar kita bisa tetap hidup? Kau mau aku menggunakan uangku untuk memenuhi kebutuhan kita? kau sungguh pria yang tak tahu malu."

"Aku tidak butuh uangmu," sanggah Baskara.

Meskipun saat ini program yang ia buat belum bisa menghasilkan, namun ia berusaha keras tetap memenuhi kebutuhan keluarganya dari tabungan yang ia miliki, tanpa meminta sepeserpun dari penghasilan istrinya.

"Besok aku akan bertemu dengan calon investor, aku yakin kali ini pasti berhasil. Bersabarlah!" ucap Baskara dengan penuh keyakinan sembari menatap Kai.

"Sudah ratusan kali kau bicara seperti itu, aku tidak ingin menunggu sampai kita jatuh miskin." Mutiara merogoh tasnya dan mengambil selembar amplop coklat, kemudian memberikannya pada Baskara. "Sampai bertemu di pengadilan."

Baskara mengerutkan keningnya. "Surat apa ini?" tanyanya memastikan meski ia sudah melihat logo pengadilan agama tertera di amplop tersebut, ia segera membuka dan membacanya.

"Tiara, kita bisa bicarakan ini semua baik-baik." Tatapan Baskara beralih ke Kai, seolah ia memastikan tidak akan perpisahan di keluarga kecilnya.

"Keputusanku sudah bulat, Baskara. Malam ini juga, aku dan Kai akan keluar dari rumah ini," Mutiara menatap putra semata wayangnya. "Ayo Kai, kemasi barang-barangmu."

Kai terdiam untuk beberapa saat, bocah enam belas tahun itu menatap kedua orang tuanya secara bergantian. "Aku ingin tinggal bersama Ayah."

Wajah Mutiara memerah, matanya melotot mendengar Kai tidak mau ikutnya. "Mau jadi apa kau ikut dengan Ayahmu? Lihat dirimu, Kai!" ia menunjuk ke arah apron yang di kenakan Kai sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Napak jelas jika Mutiara tak menyukai cita-cita Kai yang ingin memiliki restoran dan menjadi juru masaknya. "Tidak ada yang salah menjadi seorang chef."

Mutiara beranjak dari tempatnya, ia memutar dan menghampiri putranya. "Kau akan menjadi sampah seperti Ayahmu, kalau kau tetap di sini." Ia menarik paksa Kai agar ikut dengan dirinya.

"Tidak. Aku tidak ingin ikut dengan Mama." Kai meronta berusaha melepaskan cengkraman ibunya. Dengan dua kali hentakan, Kai berhasil melepaskan diri. "Hanya karena saat ini kami belum berhasil, bukan berarti kami gagal dan menjadi sampah. Kami hanya perlu waktu untuk terus mencoba, dan aku yakin kami pasti bisa!" ia berlari masuk ke kamarnya meninggalkan orang tuanya di dapur.

Dengan jelas Kai mendengar pertengkaran hebat kedua orang tuanya, lebih tepatnya amarah Mutiara yang semakin membara, ia menuduh Baskara telah mempengaruhi Kai sehingga tidak lagi patuh kepadanya.

Kai mencoba menutup kedua telinganya, ia berharap ini semua segera berakhir. Kalau pun memang orang tuanya harus berpisah, ia tidak ingin berpisah dengan ayahnya.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

ini lah yang banyak terjadi di kalangan masyarakat indo hanya karena faktor ekonomi langsung pengen pisah kn bisa di bicarakan baik baik ya

2024-12-23

2

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕 ˢ⍣⃟ₛ

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕 ˢ⍣⃟ₛ

hanya masalah ekonomi sedikit langsung minta cerai..padahal Baskara juga ga ongkang2 kaki kann dia tetap berusaha..bersabarlah Tiara. roda itu berputar namanya suatu usaha ada jatuh bangun

2024-11-11

3

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕 ˢ⍣⃟ₛ

☠ᵏᵋᶜᶟ ⏤͟͟͞R•Dee💕 ˢ⍣⃟ₛ

astagaaa ngatain suaminya di depan anaknya langsung gituu🤦‍♀️

2024-11-11

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Adopsi
2 Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3 Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4 Chapter 04 - Perpisahan
5 Cahpter 05 - Lose
6 Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7 Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8 Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9 Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10 Chapter 10 - Adopsi Part 2
11 Chapter 11 - Mengubah Nama
12 Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13 Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14 Chapter 14 - Kehilangan
15 Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16 Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17 Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18 Chapter 18 - Pesta Relasi.
19 Chapter 19 - Bertemu Kembali
20 Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21 Chapter 21 - Tidak Fokus
22 Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23 Chapter 23 - Melamarmu
24 Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25 Chapter 25 - Peran Pengganti
26 Chapter 26 - Salah Sangka
27 Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28 Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29 Chapter 29 - Persaingan Sengit
30 Chapter 30 - Bimbang
31 Chapter 31 - Unjuk Rasa
32 Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33 Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34 Chapter 34 - Kecewa
35 Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36 Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38 Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39 Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40 Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41 Chapter 41 - Kejutan Kecil
42 Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43 Chapter 43 - Menyelinap
44 Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45 Chapter 45 - Akan Aku Coba
46 Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47 Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48 Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49 Chapter 49 - Menepi
50 Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51 Chapter 51 - Menyusun Rencana
52 Chapter 52 - Misi Penculikan
53 Chapter 53 - Kesepakatan
54 Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55 Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56 Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57 Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58 Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1 - Adopsi
2
Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3
Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4
Chapter 04 - Perpisahan
5
Cahpter 05 - Lose
6
Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7
Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8
Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9
Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10
Chapter 10 - Adopsi Part 2
11
Chapter 11 - Mengubah Nama
12
Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13
Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14
Chapter 14 - Kehilangan
15
Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16
Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17
Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18
Chapter 18 - Pesta Relasi.
19
Chapter 19 - Bertemu Kembali
20
Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21
Chapter 21 - Tidak Fokus
22
Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23
Chapter 23 - Melamarmu
24
Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25
Chapter 25 - Peran Pengganti
26
Chapter 26 - Salah Sangka
27
Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28
Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29
Chapter 29 - Persaingan Sengit
30
Chapter 30 - Bimbang
31
Chapter 31 - Unjuk Rasa
32
Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33
Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34
Chapter 34 - Kecewa
35
Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36
Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38
Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39
Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40
Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41
Chapter 41 - Kejutan Kecil
42
Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43
Chapter 43 - Menyelinap
44
Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45
Chapter 45 - Akan Aku Coba
46
Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47
Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48
Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49
Chapter 49 - Menepi
50
Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51
Chapter 51 - Menyusun Rencana
52
Chapter 52 - Misi Penculikan
53
Chapter 53 - Kesepakatan
54
Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55
Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56
Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57
Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58
Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!