12 Tahun Kemudian
Dekorasi ballroom hotel yang begitu megah dan mewah, di tambah dengan deretan para konglomerat dari dalam dan luar negeri yang mulai berdatangan. Membuat jantung Gita berdegup kencang, jemari yang biasanya lentur kini mendadak tegang.
Bagaimana tidak, ini adalah kali pertamanya ia di dapuk menjadi pianis pengiring acara pesta relasi pengusaha se-Asia Tenggara. Gita sampai harus menyewa gaun yang pantas untuk ia kenakan dalam acara ini. Sebetulnya ia bisa saja membelinya tapi ia tak ingin membuang-buang uang, ada kejutan kecil yang telah ia siapkan untuk nenek kesayangannya.
"Bismillah," gumamnya. Dari pintu masuk ia berjalan menuju panggung kecil di sudut ruangan tempat pianonya berada. Gita terus menyakini diri bahwa ia mampu memberikan yang terbaik untuk malam ini, ia tak ingin mengecewakan EO yang telah memberikannya pekerjaan ini, ia harus membuktikan bahwa bukan berasal dari tempat bergengsi pun bisa tetap berkarya.
Saat masih sekolah, Gita tetap menyempatkan diri untuk menekuni hobbynya di tengah kesibukannya belajar dan membantu neneknya berjualan. Beberapa kali nenek Cempaka sempat menawarkan Gita untuk melanjutkan les piano yang pernah ia ikuti semasa Baskara masih hidup, tapi Gita lebih memilih belajar sendiri di rumah melalui buku musik dan tayangan youtube.
Bahkan hingga ia lulus dan bekerja menjadi SPG di sebuah supermarket pun, ia tetap menekuni hobbynya itu. Hingga suatu hari, tetangga baru di sebelah toko kue neneknya mendengar permainan pianonya, dan membuatnya terpukau.
Sang tetangga yang kebetulan ingin menggelar acara pernikahan putrinya, meminta Gita untuk mengisi acara tersebut. Dari sana lah, pintu rizky Gita melalui hobbynya mulai terbuka.
Dari satu pesta pernikahan, ke pesta pernikahan lainnya. Dan kini... Ya.. Gita berada di satu acara paling bergengsi yang di hadiri oleh orang-orang hebat. Maharaja Grop, perusahaan yang telah mendulang kesuksesan di New York kembali ke tanah air dan mereka akan mengembangkan usahanya disini.
Maharaja Group mengundang seluruh pengusaha dalam dan luar negeri se-Asia Tenggara untuk menghadiri peluncuran inovasi terbarunya, pengembangan dari program 'Pelindung AI' yang pernah di luncurkannya dua belas tahun lalu.
Kini program tersebut menjadi program yang sangat canggih karena mampu mengelola buah merah yang semula hanya bisa tumbuh di daratan Papua, menjadi hidup di Bogor.
Puluhan hektar buah merah di budidayakan di Bogor, buah tersebut paling di cari oleh orang-orang di berbagai dunia karena khasiatnya yang begitu banyak. Maharaja Grop menggandeng beberapa perusahaan untuk mengolah buah merah tersebut, mulai dari perusahaan kosmetik hingga obat-obatan.
Karena di anggap memberikan pengaruh yang besar untuk perekonomian negera, dan di bidang pertanian. Pemerintah akan kembali memberikan penghargaan pada Maharaja Group, dan penghargaan tersebut akan di berikan pada acara malam ini.
"Aku penasaran dengan otak di balik Maharaja Grup ini," bisik salah seorang wanita berambut hitam legam dengan gaun indah merah mudanya, ketika Gita melewati dua orang wanita cantik yang sudah jelas sedang bergosip.
"Yang aku dengar, itu adalah anaknya sendiri. Hari ini mereka akan mengumumkannya, kita lihat saja nanti," jawab yang lainnya.
Gita tak peduli dengan gosip-gosip yang berderar mengenai siapa putra Maharaja Group, baginya yang terpenting ia menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna tanpa komplain, dan cepat pulang karena ia sudah tidak sabar memberikan kejutan untuk nenek Cempaka.
Gita duduk dengan nyaman di balik piano hitam besar yang sudah di siapkan oleh panitia, ia mulai menekan tuts piano saat keluarga Maharaja memasuki venue. Melalui alunan melodi indah yang Gita mainkan, mereka bertiga berjalan dengan anggun dan bersahaja bak keluarga kerajaan.
Dari balik pianonya Gita bisa melihat betapa cantiknya nyonya Maharaja, mereka bertiga terlihat seperti keluarga yang sempurna. Jemari Gita berhenti saat mereka sudah berada di panggung utama, dan MC mulai memandu jalannya acara.
Gita begitu menikmati pekerjaannya malam ini, ia jadi tahu siapa-siapa saja orang-orang penting yang ada di tanah airnya, ia senang bisa melihat jajaran konglomerat secara langsung.
Tapi seketika ia mengerutkan keningnya, ketika melihat sekelebat ada awan gelap menghampiri nyonya Maharaja. Ia melihat raut kesedihan pada wanita itu, saat suaminya membisikan sesuatu padanya.
"Dimana anak sialan itu?" bisik Rendi pada Mutiara. "Anakmu itu selalu saja membuat kekacauan," nada yang yang ia ucapkan penuh dengan penekanan sebab menahan amarah, tapi ia harus tetap tersenyum di depan banyak orang.
"Berhenti menyebutnya anak sialan!! Tanpa dia kau tidak akan pernah berada di titik ini." Mutiara tidak terima pada Rendi yang selalu menghina putra semata wayangnya.
"Kalau begitu dimana dia sekarang?"
"Aku tidak tahu, tapi seharusnya dia sudah tiba di Indonesia sejak pagi tadi."
Rendi berdeham sembari merapihkan jasnya, ia tersenyum ramah pada semua hadirin yang datang.
Pada sambutannya malam itu, ia memperkenalkan istri tercintanya Mutiara Cantika, yang selalu setia mendampingi dan mendukungnya. Ia juga memperkenalkan anak kebanggannya, Glen Maharaja yang menempati posisi direktur pada perusahaan Maharaja Grop.
"Aku yakin kalian semua pasti ingin tahu siapa Direktur Utama Maharaja Grup. Dia adalah Gema Maharaja, putra pertama kami. Tapi sayangnya dia sedang berhalangan hadir di malam hari ini karena ada kesibukan yang tidak bisa dia tinggalkan..." Rendi tersenyum menutupi kekesalannya pada Gema, ia kemudian menjelaskan program kebanggaannya 'Pelindung AI'.
Semula program tersebut hanya mampu mendeteksi manusia yang akan berbuat kejahatan, tapi kini berkembang mampu mendeteksi hama, pemantau kondisi tanah, cuaca dan suhu udara, serta pengelolaan sumber daya.
Tanpa mereka semua sadari dari kejauahan, Kai atau yang mereka panggil sekarang Gema. Duduk di meja bar di sisi lain venue, ia mengenakan kaca mata hitam dan tersenyum sinis pada ayah tirinya.
"Dasar penipu," Ia tampak puas melihat Rendi yang kebingungan menerangkan program yang sebenarnya tak di kuasainya, sebab selama ini ia lah yang mengerjakannya.
"Aku adalah Kai, bukan Gema," gumamnya dalam hati seraya meremas kaleng minuman ringan yang sudah dihabiskannya.
Dua belas tahun ia menantikan hari ini, ia pastikan di Indonesia tidak akan sama dengan New York. Muak menyaksikan acara yang membosankan yang penuh kepalsuan, Kai beranjak dari tempat duduknya dan bergegas pergi. Namun saat melangkah, secara tidak sengaja seorang gadis menabraknya dan menumpahkan minuman ke jasnya.
"Maaf aku tidak sengaja," ucap gadis itu dengan penuh penyesalan, ia mengambil tisu dalam tasnya dan berusaha mengelap jas yang di kenakan Kai.
"Tidak apa-apa, ini bukan masalah," Kai memegang tangan gadi itu berusaha menghentikannya.
Sang gadis mendongak menatap Kai, untuk sesaat gadis itu terdiam memperhatikan wajah tampan Kai. "Kau Gema Maharaja kan?" tanyanya.
Rupanya gadis itu mengenali siapa Kai, padahal sedari tadi ia duduk di bar tidak ada satu pun orang yang mengenali siapa dirinya.
Dengan panik Kai menoleh ke kanan dan ke kiri, ia tak ingin ada orang yang mendengarnya.
"Kau Direktur Utama Maharaja Grup kan?"
Tak ingin mengambil resiko ada orang yang mendengarnya, tanpa menjawab pertanyaan gadis itu Kai langsung menghempaskan tangannya, dan bergegas pergi menjauh darinya.
Sang gadis yang begitu yakin dengan dugaannya, langsung mengejar Kai. "Hei, tunggu!!" ia terus berlari mengejar Kai hingga parkiran. "Tunggu!! Aku hanya ingin kenalan, namaku Jiva..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
apa Kai masih ingat dengan Jiva ,gadis yang suka mendongeng?atau dia lupa setelah 12 tahun berlalu.apa Kai tidak ingin menemui neneknya atau mencari kuburan ayahnya?
2024-11-26
2
Hearty 💕
Semoga tidak terkejar ya, itu calonnya Gita 🤭
2024-11-26
3
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Rendi bilang anak Tiara suka bikin kekacauan????
apakah yang dimaksud itu Kai ??
berarti setelah sekian lama, ini adalah saat pertama Kai dan Gita bertemu lagi dong
apakah Kai masih mengenali Gita, begitu juga sebaliknya???
2024-11-26
2