Chapter 13 - Berita Tidak Terduga

Gita mengetuk-ngetukan jemarinya di penyanggah kursi yang dudukinya, sudah 30 puluh menit ia di ruang tunggu menunggu ayahnya presentasi programnya. Meski Gita yakin pada kemampuan ayahnya, namun tetap saja ia merasa gugup dan tak sabar ingin mengetahui hasilnya.

Sembari berdoa untuk ayahnya, sekelebat bayangan Jiva yang melepar kotak susu kepadanya kembali teringat. Gita masih tidak mengerti mengapa sahabatnya bisa berbuat seperti itu, Jiva benar-benar berubah tak seperti yang dulu ia kenal. Tapi Gita sama sekali tidak menaruh dendam pada sahabatnya itu, ia justru berdoa semoga suatu hari hubungannya dengan Jiva kembali baik seperti dulu.

Di menit ke empat puluh pintu terbuka, Gita beranjak dari tempat duduk dan menyambut ayahnya dengan rasa penasaran akan hasil presentasinya. "Ayah bagaimana hasilnya?"

Raut wajah Baskara terlihat sangat kesal, dengan langkah terburu-buru ia meraih lengan Gita dan membawa putrinya bergegas keluar gedung. "Nanti Ayah ceritakan di luar," bisiknya.

Gita mengangguk, sepertinya ia sudah menebak hasil pertemuan itu.

Baskara mengajak putrinya menuju taman kota, namun sebelum itu ia sempat mampir sebentar ke minimarket untuk membeli ice cream.

"Hasilnya tidak bagus ya, Yah." Gita memberanikan diri untuk bertanya setelah mereka duduk di ayunan taman, sembari menikmati ice cream.

Baskara menurunkan stik ice creamnya dari mulut, sembari menatap Gita dengan sedih. "Maafkan Ayah ya, Nak." Ia menceritakan jika di pertemuannya tadi, setelah ia selesai mempresentasikan Guardian AI buatannya, Baskara justru di tawari bekerja di perusahaan tersebut dengan gaji pegawai biasa.

"Loh bukankah, Ayah menawarkan kerja sama program Guardian AI? Kenapa mereka malah mau mempekerjakan Ayah di sana sebagai stafnya? Apa mereka mau menggunakan Guardian AI dengan cuma-cuma?" Analisa Gita langsung tepat sasaran.

"Betul sekali. Kau memang anak yang cerdas," puji Baskara tersenyum pada Gita. "Apa kau menyayangkan keputusan Ayah?"

"Tentu saja tidak Ayah. Aku justru akan marah jika Ayah menerima tawaran itu," ucap Gita, kemudian ia melahap suapan ice cream terakhirnya. "Program Ayah sangat bagus, aku pikir kenapa Ayah tidak menawarkan kerja sama ke perusahaan yang membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi. Misalnya Bank, tempat penggadaian, atau bisa juga ke pemerintah."

"Pemerintah? Maksudmu?"

Gita memasang wajah seriusnya sebelum ia menjelaskannya. "Aku pikir CCTV di jalanan membutuhkan Guardian AI untuk menekan angka kriminal. Progam Ayah bisa mencegah terjadi kejadian perampokan, penjambretan, hingga tabrak lari. Bayangkan jika Guardian AI Ayah mampu mendeteksi orang jahat sebelum mereka melakukan kejahatan, maka polisi bisa tiba sebelum kejadian itu berlangsung, dan korban terselamatkan."

Senyum sumringah terpancar di wajah Baskara mendengar penjelasan putrinya. "Kau betul-betul cerdas, Gita. Ayah yakin jika sudah besar nanti, kau akan menjadi anak yang sukses," ucap Baskara dengan penuh keyakinan.

"Tentu saja, ini semua karena aku punya Ayah yang hebat."

Baskara beranjak dari ayunannya berjalan ke bagian belakang Gita, lalu mendorong putrinya. Gita tertawa bahagia bermain ayunan bersama ayah angkatnya, ia begitu gembira memiliki ayah yang melimpahinya kasih sayang.

"Besok Ayah akan coba menawarkan program ini pada Bank besar, kebetulan Ayah punya teman yang bekerja di sana."

"Semangat Ayah, aku akan selalu mendoakan Ayah."

Mereka bermain-main sebentar sebelum akhirnya mereka menghampiri Cempaka di toko dan membantunya berjualan.

***

Satu minggu berlalu, Baskara mendapat kabar baik dari Bank yang selumnya ia kirimi proposal Guardian AI. Nampaknya Bank tersebut begitu tertarik dengan program yang di tawarkan oleh Baskara, dan berniat melakukan kerja sama dengannya.

Gita yang mendengar kabar baik itu turut gembira, ia sama bersemangatnya dengan Baskara. Tapi sayangnya kali ini ia tidak bisa menemani ayahnya presentasi karena ia harus ke sekolah mengikuti ujian tengah semesternya.

"Kalo hari ini kerja samanya deal. Ayah akan belikan Ayam goreng kesukaanmu," ucap Baskara saat ia menepikan kendaraannya di depan sekolah putrinya, ia kemudian berbalik membantu Gita membuka helm. "Nanti Ayah jemput ya."

"Semangat Ayah. Aku yakin kali ini Ayah pasti akan berhasil, Gita selalu mendoakan Ayah. Assalamualaikum." Ia mencium tangan Baskara sebelum berlari masuk ke sekolahnya sebab bel sekolah sudah berbunyi.

"Walaikumsalam," Baskara tersenyum memperhatikan putrinya masuk, Gita adalah semangatnya untuk kembali bangkit dari keterpurukannya, ia bertekat memberikannya kehidupan yang layak. Jika hitungannya tidak meleset, uang dari hasil kerja samanya akan cukup untuk melunasi hutang-hutang Mutiara dan memindahkan Gita ke sekolah yang lebih layak. Hitungan jangka panjangnya, kemungkinan ia bisa membeli kendaraan sederhana agar putrinya tidak lagi kepanasan ataupun kehujanan.

"Tidak akan lama lagi, bersabarlah putriku." Setelah pintu gerbang di tutup Baskara melajukan kendaraannya menuju Bank.

***

Akhirnya Tuhan menjawab doa-doa Gita, selepas keluar dari ruang kelasnya ia mendapatkan informasi jika ayahnya memperoleh kerja sama itu. "Alhamdulillah, selamat Ayah..." ucapnya dengan riang melalui sambungan telepon.

"Tapi Ayah baru mendapatkan uangnya setelah program itu di pasang dan di uji coba di sini," ucap Baskara. "Tapi kau tidak perlu khawatir, Ayah akan tetap menepati janji Ayah untuk membelikanmu ayam goreng. Kata pegawai Banknya di dekat sini ada ayam goreng paling enak seDKI, kau mau menunggu sebentar kan?"

Gita mengangguk. "Aku tunggu di halte depan sekolah ya, Yah."

"Iya. Ayah janji tidak akan lama." Baskara mematikan sambungan teleponnya dan bergegas keluar gedung.

Sementara Gita bersiap menunggu ayahnya di halte depan sekolah, ia menunggu Baskara dengan sabar sembari memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya.

Satu jam berlalu, Gita mulai panik karena Baskara belum datang sementara rintik hujan sudah mulai turun. "Ayah di mana ya? Apa toko yang menjual ayamnya ramai sekali?" ia sedikit menyesali ayahnya membeli ayam goreng itu jika ternyata malah menyusahkan ayahnya.

Hujan semakin deras, atap halte yang bolong membuat Gita sedikit kehujanan meski ia sudah bergeser. Angin yang bertiup kencang membuat tubuhnya menggigil kedinginan, sudah hampir dua jam Gita berdiri di sana, gerbang sekolah pun sudah di tutup.

Dengan tangan gemetar, Gita merogoh handphonenya di saku. Ia semakin panik saat mengetahui nomor ayahnya tidak aktif. "Ayah kemana?" ia tahu kebiasaan Baskara yang tidak pernah mematikan handphone, terlebih nomornya dan nomor Cempaka merupakan prioritasnya.

Berkali-kali Gita mencoba menghubungi ayahnya berharap handphone ayahnya hanya lowbatt atau mati terkena hujan. "Ayahhh..." Perasaan tidak enak menghampiri dirinya, rasa paniknya semakin tidak terkontrol ketika neneknya pun tak mengangkat panggilan darinya. "Apa yang terjadi? Kenapa Nenek tidak mengangkat teleponku."

Jantung Gita berdegup kencang, ia mencoba untuk tetap berpikir jernih. Ia harus pulang atau menghampiri neneknya di toko untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Sebelum ia mengangkat tangan untuk memberhentikan angkutan umum, handphonenya berdering. Akhirnya Cempaka menghubunginya, tanpa pikir panjang Gita langsung mengangkatnya. "Halo, Nek..." kalimatnya terhenti ketika mendengar suara tangis neneknya.

"Gi.. Gita... Ayahmu kecelakaan."

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

baru saja ada kabar Gembira ,malah ayah Bagaskara mengalami kecelakaan.
ujian terus datang silih berganti menguji seberapa besar dan kuat mereka mampu menghadapinya

2024-11-16

4

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Ya Allah... baru aja dpt kabar gembira harus disertai kabar tidak baik pula 🥺🥺🥺 mudah2an Baskara bisa selamat

2024-11-16

4

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

allahuakbar... kapan baskara akan benar-benar bahagia? dia lelaki baik berhati tulus.. 😭😭😭😭😭

2024-11-16

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Adopsi
2 Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3 Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4 Chapter 04 - Perpisahan
5 Cahpter 05 - Lose
6 Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7 Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8 Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9 Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10 Chapter 10 - Adopsi Part 2
11 Chapter 11 - Mengubah Nama
12 Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13 Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14 Chapter 14 - Kehilangan
15 Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16 Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17 Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18 Chapter 18 - Pesta Relasi.
19 Chapter 19 - Bertemu Kembali
20 Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21 Chapter 21 - Tidak Fokus
22 Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23 Chapter 23 - Melamarmu
24 Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25 Chapter 25 - Peran Pengganti
26 Chapter 26 - Salah Sangka
27 Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28 Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29 Chapter 29 - Persaingan Sengit
30 Chapter 30 - Bimbang
31 Chapter 31 - Unjuk Rasa
32 Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33 Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34 Chapter 34 - Kecewa
35 Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36 Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38 Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39 Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40 Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41 Chapter 41 - Kejutan Kecil
42 Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43 Chapter 43 - Menyelinap
44 Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45 Chapter 45 - Akan Aku Coba
46 Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47 Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48 Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49 Chapter 49 - Menepi
50 Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51 Chapter 51 - Menyusun Rencana
52 Chapter 52 - Misi Penculikan
53 Chapter 53 - Kesepakatan
54 Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55 Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56 Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57 Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58 Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1 - Adopsi
2
Chapter 02 - Perjanjian yang Kedua
3
Chapter 03 - Pertengkaran Hebat
4
Chapter 04 - Perpisahan
5
Cahpter 05 - Lose
6
Chapter 06 - Berdamai dengan Keadaan
7
Chapter 07 - Pertemuan Tidak Sengaja.
8
Chapter 08 - Tamu yang Tak di Harapkan
9
Chapter 09 - Kau Kah Gadis itu?
10
Chapter 10 - Adopsi Part 2
11
Chapter 11 - Mengubah Nama
12
Chapter 12 - Apa Itu Guardian AI?
13
Chapter 13 - Berita Tidak Terduga
14
Chapter 14 - Kehilangan
15
Chapter 15 - Kehidupan yang Berbeda
16
Chapter 16 - Sang Pendongeng Menyelamatkanku
17
Chapter 17 - Pembaca Dongeng
18
Chapter 18 - Pesta Relasi.
19
Chapter 19 - Bertemu Kembali
20
Chapter 20 - Dimana Nenek Cempaka.
21
Chapter 21 - Tidak Fokus
22
Chapter 22 - Sebuah Permintaan
23
Chapter 23 - Melamarmu
24
Chapter 24 - Apakah Dia Orangnya?
25
Chapter 25 - Peran Pengganti
26
Chapter 26 - Salah Sangka
27
Chapter 27 - Rencana Pertunangan
28
Chapter 28 - Pertemuan Tak Sengaja
29
Chapter 29 - Persaingan Sengit
30
Chapter 30 - Bimbang
31
Chapter 31 - Unjuk Rasa
32
Chapter 32 - Ternyata Dia...?
33
Chapter 33 - Kunjungan Cempaka
34
Chapter 34 - Kecewa
35
Chapter 35 - Tak Ada Tujuan
36
Chapter 36 - Mencari Pekerjaan
37
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
38
Chapter 38 -Pertunangan Spektakuler
39
Chapter 39 - Mencoba Mengikhlaskan
40
Chapter 40 - Menerima Lamaran Gala
41
Chapter 41 - Kejutan Kecil
42
Chapter 42 - Penyelidikan Sia-Sia
43
Chapter 43 - Menyelinap
44
Chapter 44 - Rahasia Ruang Bawah Tanah
45
Chapter 45 - Akan Aku Coba
46
Chapter 46 - Aku Masih Mencintaimu
47
Chapter 47 - Terkuaknya Sebuah Rahasia
48
Chapter 48 -Akulah Sang Pendongeng
49
Chapter 49 - Menepi
50
Chapter 50 - BASKARA IS BACK!!
51
Chapter 51 - Menyusun Rencana
52
Chapter 52 - Misi Penculikan
53
Chapter 53 - Kesepakatan
54
Chapter 54 - Berita Menghebohkan
55
Chapter 55 - Kilas balik (Part 1)
56
Chapter 56 - Kilas Balik (Part 2)
57
Chapter 57 - Kilas Balik (Part 3)
58
Chapter 58 - Kilas Balik (end)
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61 - Awan Mendung di Hidup Jiva
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!